Titipku.com – Ingin rasanya jelajah dan belajar banyak tentang wirausaha sekaligus arti keikhlasan bersama dengan lebih pedagang di Pasar Godean. Ya, di tengah sibuknya melayani pembeli, mereka tetap ramah untuk sekedar diajak mengobrol perihal kesehariannya.
Sebelumnya, tim Titipku telah memetik cerita hidup dari Mbah Jum pedagang wajik dan jenang, juga ada Bu Ponirah pedagang bunga tabur. Berikutnya, tak kalah menarik dari usaha dan penghasilan seorang nenek berusia 78 tahun berikut ini. Dialah mbah Paminem Arjo Utomo. Katanya, cukup panggil mbah Paminem atau mbah Arjo.
Wanita ini berasal dari Dukuh Sidoagung, Godean, tak jauh dari lokasi pasar. Yakni di sebelah timur pasar Godean. Bukan kiosk pada umumnya yang digunakan oleh nenek ini. Didepannya berdiri sebuah meja yang dipenuhi bumbu-bumbu dapur pelengkap masakan. Tapi tak terlihat adanya bawang-bawang. Melainkan bumbu pelengkap seperti daun salam, jahe, kunyit, serai, dan sejenisnya.
Harganya sangat murah. Untuk satu paket bumbu pelengkap yang berisi daun salam, serai, lengkuas, kunyit tersebut dihargai Rp. 1000. Tak hanya itu, dalam satu meja ini, mbah Arjo juga menyediaakn bumbu untuk masakn gulai dan tongseng. Juga ada asem Jawa yang dijual paketan. Jangan khawatir, kamu beli Rp. 2000 pun sama mbah Arjo bakal dikasih kok!
Penghasilan Bumbu Dapur yang Tak Seberapa
“Seharinya ya paling seharinya dapat 20 ribu. Nanti pas dhuhur (jam 12-an) pulang. Saya disini dah dari jam setengah 6. Tapi ya ndak mesti. Wong saya kan jalan kaki lewatin sawah.” Begitu katanya untuk setiap hari.
Selain itu, mbah Arjo ini juga sempat menceritakan anak cucunya. “Kalau cucu sudah semuanya ada 17. Ada di kalasa, sampai di Batam ada sudah pada mandiri.” Ikutan bangga kan dengar dan lihat anak cucu berhasil.
Saat tim menanyakan hal yang sedikit sensitif, yakni soal pendamping hidup, beliau yang tadi ceria menurunkan nada. “Suami sudah tidak ada, sudah sejak tahun usia 50 tahunan. Kan saya sekarang sudah 78 tahun.” Ya, jika dikilas balik sudah sejak tahun 90an.
“Ini jualannya ada yang antar, kadang ya saya beli.”
“Mau beli asam Jawa berapa? Kalau mau dua ribu ya boleh to.”Tertawanya khas.
“Simbah sudah berjualan sekitar 50 tahuan ya ada. Awalnya jualan di Kranggan, terus ada pasar ini ya jualannya di sini.” Pungkasnya sebelum kami membayar bumbu dapur.
Mau beli berapapun sama mbah Arjo bakal dilayani. Sistemnya sederhana, kan mau dibeli. Untung yang tak seberapa, namun tak mengemis. Masa tua yang tetap bersahaja.
Yuk Titip Beli Apa Saja Lewat Titipku!
Kamu yang cinta UMKM, mari larisin belanjaan mbah Arjo ini. Seribu atau dua ribu sangat berharga untuk harinya. Kalau kamu tak sempat, kamu bisa titip beli melalui Titipku. Mudah kan? 🙂
Dengan kamu membeli dari pedagang pasar, secara otomatis kamu telah mendukung tulang punggung Indonesia dalam memajukan perekonomian bangsa.