Tips solusi tingkatkan hasil produksi UMKM di pasaran menurut Ahli Pakar UKM menunjang penghasilan hingga raup keuntungan Miliyaran dari terjualnya produk di pasaran.
Banyaknya perusahaan mikro, kecil dan menengah ( UMKM ) yang gulung tikar menguatkan tekan Yuszak M. Yahya untuk membesut Serasa Food pada Agustus 2014. Setelah tiga tahun berlalu, dia berhasil membuktikan bahwa misi mulia pengentasan UMKM bisa berjalan beriringan dengan kemampuan mencetak omset. Saban bulan, pemasukan miliaran rupiah berhasil diraupnya dari puluhan varian produk yang dihasilkan para UMKM binaanya.
Sejak awal, Yuszak memang bertujuan menjadikan Serasa Food sebagai solusi-solusi meningkatkan inkubator bisnis bagi UMKM Indonesia, khususnya yang bergerak dibidang pangan. UMKM yang dia bina diberi pendampingan intensif dari hari ke hari agar dapat menerapkan energi managemen bisnis profesional. Hasilnya nampak jelas pada produk Serasa Food yang bernaung dibawah PT Serasa Selera Nusantara, seperti ketupat instan ketupat koe, bawang goreng bawang koe, bumbu masak instan gerak tani, sambal ikan Roa, serta sambal dan Abon ikan cakalang serasa yang kemasannya bersih, ringkas dan berdesain modern, lainnya produk yang dirilis raksasa makanan.
Pria kelahiran Jakarta 1978 itu berlatar belakang konsultan bisnis dan penggiat wirausaha nasional yang kerap membina UMKM. Dari pengalamannya itulah, dia meliha banyak UMKM bangkrut meskipun telah diberi berbagai pelatihan manajemen modern dan akses pasar. ” Masalah mereka ternyata jauh lebih besar. Yang mereka butuhkan adalah pendampingan intensif dari hari ke hari oleh organisasi yang paham manajemen profesional,” ungkapnya kepada SWA di kantornya di Rukan Avenue, Jakarta Garden city, cakung, Jakarta Timur.
Sebagai ketua umum gerakan wirausaha nasional, mudah saja baginya menemukan UMKM yang layak dan tepat untuk dibantu. Dia sering menemukan UMKM yang hendak dibina usai memberikan pelatihan manajemen bagi pengusaha kecil . Ada dua kriteria utama yang dia tetapkan kualitas produknya bagus dan pemiliknya penya semangat belajar yang tinggi. ” itulah modal dasar terpenting yang akan dikembangkan oleh Serasa Food,” tuturnya.
Setelah menemukan UMKM yang sesuai, Yuszak memulai pengembangannya dengan membentuk badan hukum resmi PT untuk tiap tiap usaha. : Dalam PT tersebut, sahan si pendiri UMKM mayoritas. Segala aset produk, tempat produksi, diperthitungkan ke dalam saham setiap kali kami membuat PT. Jadi, kami menekankan keadilan untuk UMKM,’ Yuszak menegaskan, Selanjutnya dia menurunkan timnya untuk mendorong peningkatan kualitas produk, profesionalisme manajemen saat skala produksi. ” intinya, kami menangani yang tidak bisa mereka lakukan. Di antaranya peningkatan modal dan teknologi mesin, masalah quality assurance, quality control, shelf life, scalling up dan pembenahan tempat produksi.”
Lantaran keterbatasan modal sendiri, sejak awal dia juga sangat fokus memilih produk yang akan dikembangkan. Yakni, produk yang tersedia di meja makan dan dapur seperti makanan pelengkap, bumbu masak dan produk makanan instan. Segmentasi pasarnya ditujukan pada kalangan urban yang sibuk dan kerap berbelanja di pasar modern. Strategi harga pun ditetapkan di bawah kompetitor yang menyasar segmen teratas, tetapi sedikit diatas produsen FMCG raksasa seperti indofood. ” Kami memang membuat produk berkualitas namun dengan harga bersaing,”. Kata Yuszak
Dia menerangkan, kendala modal memang menjadi salah satu penghambat perkembangan UMKM. Karena itu, Serasa Food memberikan bantual alat produksi yang dapat dibayar belakangan dengan sistem pembayaran yang ringan. Caranya, memotong sebagian pembayaran setiap kali Serasa Food memesan produk ke UMKM binaannya.”Jadi, pembayarannya per PO ( Purchase order ). Kalau kami tidak pesan PO, ya dia tidak usah bayar. Untuk keuntungan pun kami bagi bersama UMKM sesuai kesepakatan awal, ” papar Yuszak seraya menambahkan, bantuan permesinan yang diberikan bisa bernilai ratusan juta rupiah per UMKM.
Secara berkala dan bergiliran, Serasa food menempatkan tenaga promosi (sales promotion girls/sales promotion boy) di gerai Carrefour, Giant, dll. Ini dipandang penting kaeran produk yang tersedia di rak rak pada kanal modern tidak akan terjual dengan sendirinya tanpa bantuan SPG/SPB ” Banyak UMKM mengira dengan masuk ke gerai modern, produk mereka akan laris. itu salah, masuk kanal modern itu satu hal. Namun membuat produk terjual, itu tidak mudah. Jadi, masuk ke modern trade harus paham strateginya.” Yuszak mewanti-wanti
Dengan model bisnis tersebut, Seras food yang kini telah mendapat suntikan modal Rp. 2 Miliar dari berbagai investor dan memperkerjakan 40 karyawan berkembang pesat. Setiap bulan, omset Rp 1.5 miliar berhasil dirauo Lina dari jenis produk yang diproduksi lima UMKM binaannya, ” Total kami ada 22 SKU ( Stock Keeping unit ) produk dengan 74% penjualan kami di modern trade,” kata Yuszak yang meraih penghargaan UKM Pangan Award 2016 dari kementrian Perdagangan RI untuk produk Ketupatoke dan Bawangkoe.
Salah satu contoh kisah sukses binaan Serasa Food adalah pasangan suami istri Edy Riadi dan Wirda Ayu yang memproduksi sambal ikan roa serta sambal dan abon ikan cakalang. Sedy dan ayu pertama kali merilis produknya pada awal 2014 di rumah mereka di Vila bekasi indah, Tambun Bekasi. Setahun kemudian mereka menerima bimbingan Serasa food. Setelah disurvey dan melalui fase pendampingan, tiga bulan silam produk mereka yang telahh dipoles masuk hypermarket di bawah manajemen Searsa Food. ” kami tertarik bergabung dengan Serasa Food karena merasa perlu bimbingan lebih lanjut serta mengalami kenda;a modal,” tutur Edy.
Tips solusi tingkatkan hasil produksi dibina Serasa Food, produksi mereka melonjak dari seribu botol perbulan menjadi 12 ribu botol sehari! Keberhasilan itu membuat Edy mengundurkan diri dari pekerjaan tetapnya sebagai koordinator makanan dikapal pesiar dan fokus membesarkan usdahanya. ” Sekarang saya fokus mengurusi proses produkso,” ujar Edy
Ke depan, Serasa Food masih terus mencari berbagai produk UMKM untuk dikembangkan. Dalam setahun, targetnya ada duan produk baru yang ditemukan dan dikembangkan. Pemasaran pun akan lebih digenjot dikanal tradisoinal, serta hotel, restoran dan kafe. : kami juga akan mendesain ulang kemasan produk menjadi lenih cerah dan berwarna. Serasa Food akan relaunching besar besaran serta menggnjot branding melalui media sosial,: ungkap Yuszak.