Titipku.com – Langkah kaki kami tidak terhenti kepada bu Sumartini, pedagang ikan pasar Sambilegi. Kami juga meneruskan langkah menuju ke pedagang ayam kampung, mbak Eva yang ternyata adalah anak dari bu Sumartini tersebut. Jika di pasar, seolah tidak ada kedekatan di antara keduanya sehingga pembeli juga tidak tahu bahwa keduanya ini adalah ibu dan anak. Namun di luar pasar, mbak Eva turut memberikan edukasi tentang Titipku kepada ibunya yang juga pengguna smartphone!
“Sangat membantu, khususnya UKM. terus buat yang mager-mager (malas gerak) belanja bagus banget.” Katanya ketika kami menanyakan kesan Titipku selama ini.
Ia juga merasa setelah kenal ada penambahan yang lumayan baginya. Omset naik, dan merasa terbantu. Tidak hanya itu, ia juga menerangkan kesannya terhadap Jatiper kami yang sering berbelanja ke lapaknya saat ada pesanan ayam kampung dari pembeli.
“Jatipernya selalu puas kan saya barangnya bagus. Tidak banyak nawar, lagian kami selalu kasih harga yang top!” terangnya begitu antusias.
Eksistensi mbak Eva di pasar Sambilegi ini cukup tinggi lho! Keakrabannya dengan para pedagang lain juga menjadikan mbak Eva initerlihat sudah berpengalaman di pasar Sambilegi. Rupanya, tebakan kami salah! Berbeda dari ibunya yang sudah puluhan tahun berada di pasar Sambilegi, mbak Eva ini ternyata baru berdagang sejak satu tahun yang lalu.
Sebelum terganti mbak Eva, dulunya lapak ini dihuni oleh adiknya sendiri. “Jualan di sini baru satu tahun, dulu adik saya tapi diganti saya. Kebetulan ada ibu juga itu yang jualan ikan.” sembari menunjuk ke lapak ibu yang satu jajar dengannya hanya beda los.
Baca Juga: Dari Lima Kilo Jadi Tujuh Kiloan, Mbak Ita Pedagang Ayam Potong Pasar Sambilegi
Suka duka mbak Eva sebagai pedagang ayam kampung
Sebelum kenal Titipku yang dirasakan mbak Eva adalah omsetnya tidak sebanyak jika ada pesanan dari Titipku. Menurutnya lagi hadirnya Titipku ia jadi lebih merasa terbantu, juga tidak perlu mengantar ke sana-kemari. Tidak itu saja, mbak Eva ini juga turut mempromosikan Titipku melalui pembelinya yang sering ‘mager’ itu.
Begini katanya. ” saya bilang ke pembeli ‘mbak dari pada ke saya langsung, nih lho ada aplikasi titipku, itu bisa mempermudah kalau sedang sibuk’ gitu.”
Kebanyakan pembelinya adalah ibu rumah tangga dan resto. Kalau ditanya penghasilan per hari jelas belum tentu karena di hari biasa, sekitar berapa ratus ribu ia pasti dapatkan. “Karena ini ayam kampung kebanyakan yang ambil adalah resto jadi harganya juga sedikit berbeda.”
Masih penasaran, kami juga bertanya soal stok ayam yang ia dapatkan. “Jadi di rumah itu ada kandang untuk ayam-ayam dari peternak yang di jual ke saya. Pemotongan manual, untuk sembelih dan lain-lainnya sudah ada tim sendiri di pagi hari sebelum ke pasar ini.”
Bejualan di pasar Sambilegi sudah sehari-hari menjadi rutinitasnya dari jam 5 pagi, tapi juga terkadang jam setengah 5, tergantung pesanan. Kalau tidak ada titipan, ia berangkatnya dari jam 5 pagi. Nah kalau pulangnya kadang jam 8 atau jam 9 sudah pulang tergantung stok. “Kalau pas lagi stok ayam banyak pembelinya banyak ya cepet. Soalnya kadang kan saya harus nunggu ayam datang lagi dan antar juga ke langganan warung makan.”
“Harapan saya buat Titipku lebih banyak lagi fitur-fiturnya. Orang kan juga masih banyak yang awam dengan Titipku nah mungkin lebih ke promosinya agar bisa lebih keren lagi!”
Beli Ayam Kampung di Mbak Eva Yuk!
Pingin masak ayam kampung atau sedang butuh olahan dari ayam kampung? Nah buruan pesan saja melalui Titipku!
Ada banyak senyum mereka yang menyambut Jatiper kami, apakah kamu juga akan melibatkan senyum mereka? 🙂 Download aplikasinya sekarang.