Titipku – Hari Raya Lebaran tinggal beberapa hari lagi. Antusiasme masyarakat untuk menyambut hari kemenangan itu semakin meningkat. Kegiatan di pertengahan bulan puasa tidak lagi monoton. Pusat perbelanjaan pun ramai dengan masyarakat yang berbondong-bondong untuk belanja lebaran. Dekor-dekor POP disana juga mulai berubah. Secara umum berganti ucapan “Eid Mubarak” yang sebelumnya “Marhaban Ya Ramadhan”.
Sudah menjadi kebiasaan pula, menjelang hari lebaran masyarakat mulai saling berbagi atau berkirim parcel lebaran. Meski ada juga yang melakukannya sejak jauh-jauh hari sebelum hari H. Isi dari bingkisan cantik parcel lebaran biasanya berupa kue-kue, pakaian, alat ibadah (mukena, peci, sarung, tasbih, dan Al Quran), atau bahan-bahan makanan yang lebih tahan lama. Kalau yang sedang kekinian saat ini, parcel lebaran bisa berupa make up atau skin care.
Parcel-parcel yang dikirim biasanya diselipi dengan kartu ucapan dan nama pengirim yang jelas. Tentunya untuk orang-orang terkasih, terdekat, atau kriteria tertentu. Tergantung masing-masing personal. Tetapi tidak menutup kemungkinan banyak perusahaan yang berbagi parcel lebaran baik untuk kolega antar perusahaan maupun untuk para karyawannya.
Dikutip dari aremafood.com tradisi berbagi parcel ternyata bermula sejak zaman Kerajaan Perancis. Saat itu keranjang anyaman menjadi ciri khas tempat parcel yang digunakan sebagai wadah makanan dan minuman untuk dibawa dalam perjalanan panjang. Kemudian, budaya membawa makanan dan minuman menggunakan keranjang anyaman berkembang di Inggris pada zaman Victoria. Seiring dengan perkembangan zaman, keranjang anyaman yang dulunya hanya sebagah wadah makanan dan diminuman, dipoles menjadi kemasan yang lebih estetis. Makanan dan minuman dengan kemasan cantik itu diberikan untuk kerabat. Kebiasaan berbagi hadiah dalam keranjang anyaman itu pun berkembang hingga ke Indonesia dan familiar disebut dengan parcel.
Kebiasaan berbagi parcel di tanah air memang familiar saat hari lebaran. Kebiasaan itu menjadi semacam tradisi. Simak alasan orang-orang Indonesia berbagi parcel lebaran berikut.
Tradisi berbagi
Parcel lebaran dianggap sebagai salah satu wujud berbagi. Mengingat di bulan Ramadhan, masyarakat berlomba-lomba untuk saling memberi dan berbagi. Parcel lebaran yang dibagikan menjadi bentuk dari rasa syukur atas rezeki yang telah diterima.
Jika orang menerima parcel dari kerabat atau teman, biasanya sebisa mungkin mereka akan membalasnya. Membalas pemberian parcel dapat menunjukkan itikad baik dan sebagai tanda terima karih. Tetapi kalau masih berada dalam posisi sebagai penerima parcel, disarankan untuk rajin berdoa dan berusaha agar kelak bisa berada di posisi sebagai pemberi parcel.
Ucapan lebaran
Alasan orang mengirim atau berbagi parcel adalah sebagai ucapan lebaran. Lebaran identik dengan ucapan rasa syukur, rasa terima kasih, dan pemohonan maaf. Momen Lebaran dimanfaatkan untuk saling memaafkan dengan berjabat tangan. Namun ketika tidak ada waktu untuk itu, parcel bisa menggantikannya. Tentu saja niat memberikan parcel itu ikhlas dan tulus tanpa mengharap imbalan apapun. Bukan niat terselubung untuk mendapatkan sesuatu.
Memupuk silaturahmi
Membagikan parcel harus diniati dengan itikad yang baik. Salah satunya untuk mempererat silaturahmi. Pemberian parcel ini dianggap sebagai tanda ucapan selamat yang menunjukkan perhatian dan keinginan untuk tetap menjaga hubungan baik.
Pengganti THR
THR atau Tunjangan Hari Raya di beberapa daerah biasanya diberikan dalam bentuk parcel. Dengan parcel, nominal yang diberikan bisa “disembunyikan”. Hal itu disengaja dengan maksud untuk tidak riya’. Hal ini kemungkinan dilakukan oleh orang-orang atas nama pribadi. Di banyak tingkat perusahaan dan instansi, biasanya diberikan doubel yaitu THR dalam bentuk lembaran rupiah dan parcel untuk para karyawannya.
Pastikan kamu telah mengunduh dan menggunakan aplikasi Titipku. Ayo Menjelajah! Banyak UMKM asli Indonesia yang menunggumu. Mari kita bantu digitalkan UMKM Nusantara supaya bisa lebih maju dan naik kelas!
Artikel kiriman dari: Rima Trisnayanti