Titipku.com – Siapapun yang tahu kalau kita harusnya tidak buang-buang makanan. Tapi gimana sih praktiknya? Harus dihayati dalam-dalam, juga digiatkan oleh orang Indonesia. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh The Economist Intelligence Unit tahun 2016 lalu, Indonesia ternyata menjadi negara yang memproduksi sampah makanan terbesar kedua di dunia. Sebagai orang Indonesia, tentu kita punya tanggung jawab untuk merubahnya. Terlebih angka kelaparan di Indonesia juga masih tinggi! Miris.
Mungkin, banyak juga yang berpikiran bahwa ‘ya wajar sampahnya banyak kan populasi Indonesia juga besar’. Namun pemikiran seperti ini tidak sepenuhnya benar jika melihat siapa yang berada di peringkat pertama, Arab Saudi. Populasi lebih sedikit daripada Indonesia, negeri kaya miyak ini rata-rata membuang 427 kg makanan tiap tahun. Mungkin lifestyle dan rendahnya kesadaran untuk tidak menyisakan, justru menjadi faktor paling berpengaruh.
Penting nih untuk tahu, sebab sampah makanan di Indonesia begitu besatnya. Tidak hanya karena jumlah populasinya yang besar saja, simak alasannya yang kami lansir dari hipwee.com.
Pola konsumsi masyarakat yang masih berpusat pada seberapa banyak porsi makan
Yang pertama adalah dari pola konsumsi masyarakat yang masih berpusat pada seberapa banyak porsi makan menjadi faktor kenapa sampah makanan di Indonesia menumpuk. Padahal harusnya berpatok pada kebutuhan kalori. Masih awam kan untuk orang Indonesia makan sesuai kebutuhan kalori. Patokan porsi makan mereka tentu masih berpusat pada seberapa banyaknya. Apalagi ada sugesti ‘nggak kenyang kalau nggak makan nasi’ di negara kita.
Jadi meski sebenarnya kalori harian sudah terpenuhi dengan makanan lain, namun selama belum amakn nasi ya belum makan namanya. Hal inilah yang sebenarnya memperbesar kemungkinan perut kita kenyang sebelum makanan habis.
Proses produksi hingga distribusi
Selain pola konsumsi, proses produksi sampai kini juga bisa menjadikan makanan tersebut terpaksa harus dibuang bahkan sebelum hingga ke tangan konsumen. Kondisi wilayah ini ternyata juga menjadi salah satu faktor kenapa angka makanan terbuang di Indonesia tergolong tinggi. Indonesia merupakan negara kepulauan yang mana jarak antar pulanya cukup jauh. Sayang, kondisi geografis ini tidak didukung dengan infrastruktur memadai untuk mendistribusikan makanan dari daerah produksi ke pusat populasi. Akibatnya, banyak makanan harus tertahan cukup lama saat di perjalanan yang mana tidak jarang menjadikan kualitasnya rusak sebelum sampai ke tangan konsumen.
Adapun selain itu, menurut Supplay Chain Indonesia, Indonesia tidak mempunyai cukup wadah yang memadai untuk menyimpan pasokan makanan. Contoh, negara ini hanya punya kapasitas gudang makanan dingin sebesar 200.000 ton, padahal tahun ini butuh sekitar 1,7 juta ton.
Yang bikin sedih, di Indonesia makanan yang terbuang setiap tahunnya kalau dikumpulkan bisa memberi makan sekitar 11% populasi lho! 🙂
Kepala perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Lester, Mark Smulders menyatakan bahwa sebanyak 13 juta ton makanan di Indonesia dibuang setiap tahun. Dengan jumlah penduduk sekitar 250 juta orang, maka bisa dihitung jika kebutuhan pangan masyarakat Indonesia sebesar 190 juta ton per tahun dan 13 juta tonnya terbuang sia-sia. Padahal jumlah tersebut sama saja dengan jumlah kebutuhan makan 11% populasi Indonesia atau sekitar 28 juta penduduk. Angka yang hampir sama dengan jumlah penduduk miskin Indonesia tahun 2015 (BPS). Miris?
Makanan yang dibuang juga berpengaruh pada kondisi lingkungan sekitar
Kebanyakan orang tidak sadar bahwa kebiasaan membuang sisa makanan dapat berdampak buruk pada beberapa hal. Misal, ancaman krisis pangan karena pemborosan, menimbulkan bau busuk, sampai pencemaran tanah dan air. Pencemaran ini dapat berasal dari sisa minyak makanan atau zat lain yang berpengaruh pada kondisi tanah dan air di lingkungan.
Menurut Aretha Aprilia, ahli energi terbarukan dari perusahaan CDM Smith, lebih dari setengah sampah domestik Jakarta berasal dari sampah dapur. Sampah tersebut dapat mengurai zat metana yang bisa meningkatkan efek rumah kaca dan perubahan iklim. Selain itu, sumberdaya yang digunakan untuk produksi makanan juga terbuang sia-sia. Yang ada ternyata malah emisi gas rumah kaca dari pabrik-pabrik industri pangan semakin meningkat.
Pemerintah jelas perlu turun tangan. Denda untuk food waster, mungkin?
Jika masalahnya sudah cukup kompleks begini, pemerintah jelas perlu melakukan tindakan tegas. Misalnya denda pada pembuang makanan atau menawarkan intensif kepada pelaku bisnis dan rumah tangga untuk mengubah sisa makanan menjadi sesuatu yang bermanfaat misal pakan ternak atau kompos. 😀
Meski pemerintah belum resmi mengeluarkan aturan denda, namun beberapa resto di Indonesia ternyata sudah ada yang memberlakukan aturan ini. Mereka menerapkan denda jika pengunjung tidak habis makanan. Nah kebanyakan resto ini menerapkan aturan “all you can eat“, dengan kata lain kau bisa makan sepuasnya di resto ini dengan sekian ratus ribu. Aturan ini bisa mengurangi kemungkinan pengunjung ‘lapar mata’ dan berujung pada buang makanan saja. Semoga sih ke depannya semakin banyak resto dengan kebijakan seperti ini.
Di Indonesia, juga ada gerakan sosial Hunger Bank
Misi dari Hunger Bank ini adalah mengumpulkan sisa makanan di restoran untuk diberikan ke yang membutuhkan. Meski secara umum kesadaran masyarakat Indonesia akan problem food waste masih rendah, namun nyatanya sudah sebuah gerakan sosial bernama Hunger Bank yang didirikan untuk membantu mengurangi sampah makanan sekaligus mengentas kelaparan. Caranya dengan membagikan makanan berlebih kepada masyarakat kurang mampu.
Eh namun jangan berpikir kalau sisa makanan diperoleh dari bekas piring orang lain ya! Makanan berlebih ini adalah yang berasal dari restoran, acara pernikahan, acara kampus, atau lainnya. Kampanyenya adalah #ZeroWaste yang mana tujuannya adalah untuk menghentikan kebiasaan orang Indonesia yang buang-buang makanan karena nggak doyan, salah pesan, atau dibiarkan busuk karena lama disimpan.
Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah dari diri sendiri yang bertanggung jawab terhadap apapun makanan yang kita makan dengan cara menghabiskannya! Setuju?
Bijak Konsumsi Makanan, Bijak Belanja Kebutuhan
Yuk buat kamu yang ingin membuat makanan, belanjanya via Titipku Aja! Bikin sesuai porsi dan kebutuhan ya, biar tidak ada food waste!