Sedangkan kalau kerajinan kayu, lebih mudah dipelajari. Bahan dan peralatan pembuatannya juga besar-besar, bisa dipegang. Harganya juga lebih tinggi. Sekarang sedang musimnya pembuatan langsem (tempat roti). Pembuatannya mudah dengan harga yang tinggi.<\/span><\/p>\nMengutamakan kualitas<\/b><\/h6>\n
Meski masih terbilang awal, Pak Budi sangat memperhatikan kualitas mebel buatannya. Pak Budi juga berani untuk memberikan garansi kepada pembelinya. Beliau bersyukur, selama ini belum ada produk mebelnya yang dikembalikan. Itu menandakan kalau mebel buatan Pak Budi memang berkualitas.<\/span><\/p>\n
Kursi lincak di Bengkel Kayu<\/p><\/div>\n
Pak Budi juga mengetahui secara detail mengenai kesalahan-kesalahan yang ada pada mebel. Makanya, selain produksi, Pak Budi juga bisa memperbaiki mebel yang bermasalah. Bengkel kayu, istilahnya. Masalah-masalah yang biasanya ada pada mebel antara lain jenis kayu yang kurang kokoh, mudah keropos, potongan yang tidak pas, dan ukiran.<\/span><\/p>\nDari mulai produksi hingga servis mebel, Pak Budi menggunakan cara manual.<\/span><\/p>\nUntuk melancarkan usahanya, Pak Budi membangun relasi dengan pihak <\/span>supplier<\/span><\/i> kayu. Jadi ketika ada pesanan, Pak Budi bisa langsung menghubungi <\/span>supplier<\/span><\/i>nya, ada yang dari Gunung Kidul dan Kulon Progo. Menurut beliau, kayu-kayu dari daerah itu berkualitas baik dan enak dipandang.<\/span><\/p>\nBarter\u00a0<\/b><\/h6>\n
Bagi Pak Budi, tidak semua mebelnya bisa dibayar menggunakan uang. Transaksi uang bisa diganti dengan barang. Salah satunya dengan burung. Jadi, tukar barang diganti dengan mebel yang baru atau servis. Mebel buatan Pak Budi cukup sering ditukar dengan burung.\u00a0<\/span><\/p>\n
Kusen di Bengkel Kayu pak Budi<\/p><\/div>\n
Selain orang luar, tetangga-tetangga Pak Budi sering pesan mebel. Biasanya ketika sedang butuh. Burung yang dimiliki Pak Budi juga berasal dari tetangganya itu, karena hanya itu yang mereka punya.<\/span><\/p>\n\u201cUdah tahu lingkungan. Woo, dia gak punya duit misalnya. Kadang dituker dengan burung. Saya juga mau. Dia kan butuh. Misalnya, pengen punya pintu, tapi cuma punya itu. Asalkan tanaga saya terbayar, kayu saya juga kebayar. Kalau sama tetangga kan nggak itung-itungan.\u201d<\/span><\/p><\/blockquote>\nPak Budi mengaku, sempat mendapat untung dari burung yang didapat. Karena ada teman yang membeli burung itu. Hasilnya dipakai Pak Budi untuk tambahan membeli kayu.<\/span><\/p>\n\u201cGak masuk akal rejeki, itu.\u201d<\/b><\/h6>\n
Selama ini, Pak Budi sering mengantarkan mebel pesanan ke rumah pembeli menggunakan motor seperti menyetor kusen dan jendela. Sering beliau disapa di jalan, sambil disarankan untuk menyewa <\/span>carry <\/span><\/i>(mobil bak terbuka). Pak Budi yakin saja pakai motor.\u00a0<\/span><\/p>\nPernah ditawari untuk kredit mobil bak, tapi beliau tidak berminat. Angsurannya mahal, katanya. Mungkin sekarang bisa bayar, selanjutnya itu yang bikin pusing.<\/span><\/p>\nPak Budi tetap <\/span>pede <\/span><\/i>saja. Meski pesanan juga tak selalu ada. Yang penting bisa mencukupi kebutuhan anak.<\/span><\/p>\n\u201cRejeki kalau diharap dapet, eh, malah gak dapet. Tapi kalau dikerjain, berdoa. Gak disangka-sangka malah dapet, gitu. Gak masuk akal rejeki itu.\u201d<\/span><\/p><\/blockquote>\nPemasaran mulut ke mulut<\/b><\/h6>\n
Pak Budi pernah menjajal Facebook untuk pemasaran mebel kayunya. Tetapi tanggapannya kurang, <\/span>kayak dicuekin. <\/span><\/i>Sekitar tiga bulan, cuma bisa dapat satu pesanan.\u00a0<\/span><\/p>\nJadinya, selama ini Pak Budi lebih merasa nyaman dan efektif melalui mulut ke mulut. Langsung ke orangnya, dari teman ke teman.<\/span><\/p>\n
<\/p>\n
Harapan kedepan, mebel kayu yang dijalankan Pak Budi bisa semakin maju. Bisa beromset besar, sehingga bisa membuat lapangan pekerjaan.\u00a0<\/span><\/p>\nTitipku <\/b>telah membantu usaha mebel ini untuk masuk ke dalam pemasaran digital. Informasi detailnya sudah tertera di aplikasi Titipku. Besar peluangnya bagi usaha ini untuk bisa semakin baju dan \u201cbanjir\u201d orderan. Kapan lagi bisa menemukan mebel yang asli buatan tangan tanpa bantuan mesin.<\/span><\/p>\n