add_action('wp_head', function(){echo '';}, 1);{"id":5691,"date":"2019-08-29T13:57:35","date_gmt":"2019-08-29T06:57:35","guid":{"rendered":"https:\/\/blog.titipku.com\/?p=5691"},"modified":"2019-08-29T14:53:35","modified_gmt":"2019-08-29T07:53:35","slug":"susme-bukan-kue-sus-tapi-minuman-herbal","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/titipku.com\/blog\/susme-bukan-kue-sus-tapi-minuman-herbal\/","title":{"rendered":"Susme, Bukan Kue Sus Tapi Minuman Herbal"},"content":{"rendered":"

Titipku<\/a> -Susme, berasal dari nama seorang perempuan paruh baya bernama Susmiyati. Atas ide dari anak-anaknya, Susme, digunakan untuk menamai minuman herbal kemasan buatannya. Yaitu wedang sere, bandrek<\/a>, dan wedang uwuh. Bukan kue sus yang selama ini dikenal dengan isian flanya.\u00a0<\/span><\/p>\n

Minuman herbal dari sere, wedang uwuh, dan bandrek dalam kemasan praktis belum banyak yang membuat. Ada potensi untuk berkembang dengan saingan yang belum banyak. Itulah alasan Bu Susmiyati memulai usaha ini pada tahun 2015 lalu.<\/span><\/p>\n

\"minuman

Ibu Susmiyati, owner Susme Minuman Herbal<\/p><\/div>\n

Wedang uwuh<\/a> sebenarnya sudah cukup familiar di Yogyakarta, terutama di daerah Imogiri. Wedang uwuh berasal dari daun-daunan rempah yang sudah kering. Dalam bahasa Jawa, uwuh berarti sampah daun kering. Sehingga minuman ini disebut sebagai wedang (minuman) uwuh, karena berbahan dasar daun-daun kering. Bu Susmiyati berinisiatif untuk mengemasnya menjadi instan, sehingga bisa langsung diseduh atau direbus, tidak perlu menakar lagi.<\/span><\/p>\n

Sedangkan untuk sere dan bandrek, Bu Susmiyati meminta konsultasi dari Perindagkop mengenai cara pembuatannya. Bandrek berasal dari Jawa Barat, rempah-rempah juga. Oleh Bu Susmiyati dibuat instan menjadi bubuk. Perindagkop \u201cmerestui\u201d produk sere dan bandrek bubuk Susme untuk terus dikembangkan.\u00a0<\/span><\/p>\n

Beliau belajar secara otodidak. Namun tanpa ide kreatif, keuletan, kegigihan, dan optimisme Bu Susmiyati, usaha ini tidak akan berjalan sampai sejauh ini. Bu Susmiyati intens berkonsultasi dengan Perindagkop dan melakukan inovasi. Daun kelor dan daun sirsak pun pernah beliau buat sirup dan hasilnya bagus.<\/span><\/p>\n

\"minuman

Wedang Sereh Susme<\/p><\/div>\n

Tidak ada segmen umur untuk konsumen Susme. Anak-anak hingga orang dewasa bisa meminumnya. Susme tidak mengandung pemanis dan pengawet buatan. Berbahan rempah-rempah yang apa adanya. Susme sere dan bandrek bisa bertahan sampai enam bulan. Sedangkan wedang uwuh hanya empat bulan.\u00a0<\/span><\/p>\n

Satu takaran Susme varian akan lebih banyak hasilnya jika direbus, bisa empat sampai lima gelas. Kalau diseduh malah hanya bisa untuk satu gelas.<\/span><\/p>\n

Berkhasiat<\/b><\/h6>\n

Susme berbahan dasar rempah-rempah yang bisa memberikan manfaat bagi tubuh. Bisa menghangatkan sekaligus menyegarkan badan dengan rasa yang khas. Salah satu konsumen pernah bercerita bahwa Susme Sere bisa menyembuhkan demam. Namun untuk selanjutnya, Susme belum bisa dikategorikan ke dalam sejenis jamu atau obat.<\/span><\/p>\n

Bu Susmiyati menceritakan bahwa minuman yang dikategorikan jamu atau obat harus ada ijin ke BPOM. Susme belum bisa, karena belum ada penjelasan yang detail. Tetapi Susme telah mendapatkan ijin minuman yang aman dari Dinas Kesehatan. Termasuk minuman daun kelor dan daun sirsak yang pernah dibuat Bu Susmiyati. Masih dikategorikan hanya minuman.<\/span><\/p>\n

\"minuman

Wedang Bandrek Susme<\/p><\/div>\n

Stok bahan<\/b><\/h6>\n

Susme berjalan pelan-pelan namun pasti. Bu Susmiyati pantang menyerah.\u00a0<\/span><\/p>\n

\u201cYang penting untung, tapi gak perlu banyak-banyak dulu. Kalau yang beli banyak, sedikit-sedikit bisa dapat untung.\u201d<\/span><\/i><\/p>\n

Begitu prinsip Bu Susmiyati saat ini. Beliau tetap optimis, tapi tidak terlalu memaksakan. Ada usaha lain yang ingin dibuka di halaman rumah. Tapi atas saran anak-anaknya pula, Bu Susmiyati fokus pada Susme dulu.<\/span><\/p>\n

Lebih seringnya, Susme dipesan oleh konsumen. Makanya Bu Susmiyati selalu stok bahan-bahannya. Kemudian jika ada pesanan, dibungkus dengan bantuan anak-anak karena belum ada karyawan. Ada salah satu restoran ternama di Jogja yang langganan Wedang Uwuh Susme untuk bahan menu minuman yang ada di sana.\u00a0<\/span><\/p>\n

Kendala yang saat ini dialami Susme adalah pemasaran. Belum banyak yang mengenal produk ini, sehingga pesanan masih sedikit-sedikit. Belum pernah juga menyebar iklan. Padahal produk minuman herbal ini terbilang unik dan bermanfaat untuk tubuh.<\/span><\/p>\n

Pernah juga ada teman Bu Susmiyati yang \u201cambil\u201d untuk dijual lagi, jadi semacam <\/span>reseller. <\/span><\/i>Tapi belum bisa fokus, karena disambi bekerja. Promo melalui <\/span>facebook<\/span><\/i> dan <\/span>whatsapp group<\/span><\/i> juga belum maksimal hasilnya.<\/span><\/p>\n

Titipku <\/b>telah membantu usaha wedang Susme dalam pemasarannya. Apalagi Dinas Koperasi Provinsi DIY merekomendasikan Titipku<\/a> untuk menjadi solusi pemasaran untuk Susme. Titipku menjadi platform<\/em> iklan sekaligus pemasaran digital Susme.\u00a0<\/span><\/p>\n

Ayo menjelajah!<\/strong><\/h6>\n

Jelajahi UMKM-UMKM di sekitarmu, kemudian <\/span>review <\/span><\/i>bersama aplikasi Titipku<\/a>. Ibaratnya seorang vlogger, kamu mengulas suatu UMKM secara detail. Kemudian unggah ulasanmu di aplikasi Titipku. Dengan begitu, kamu bisa membantu UMKM yang belum pernah merambah pemasaran digital. Ayo bantu UMKM lokal agar semakin naik kelas!<\/span><\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Titipku -Susme, berasal dari nama seorang perempuan paruh baya bernama Susmiyati. Atas ide dari anak-anaknya, Susme, digunakan untuk menamai minuman herbal kemasan buatannya. Yaitu wedang sere, bandrek,","protected":false},"author":7,"featured_media":5695,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"_monsterinsights_sitenote_active":false,"_monsterinsights_sitenote_note":"","_monsterinsights_sitenote_category":0},"categories":[45,44],"tags":[7759,7754,7755,7735,7734,7731,7736,7737,7733,7739,7738,7732,7743,7749,7746,7741,7747,7745,7740,7742,7748,7744,7767,7750,7768,7758,7757,7756,7752,7753,7766,7765,7764,7763,7761,7760,7777,7770,7775,7772,7774,7773,7771,7776,7769,7751,7762],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/5691"}],"collection":[{"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/users\/7"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=5691"}],"version-history":[{"count":3,"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/5691\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":5705,"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/5691\/revisions\/5705"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media\/5695"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=5691"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=5691"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=5691"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}