Strategi Pemasaran Produk Tingkatkan Pendapatan Perkapital Lewat E-Commerce Sesuai Target Pasar
Blog Titipku – Strategi Pemasaran Produk yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan perkapital Lewat E-Commerce Berdasarkan Target Pasar. Salah satu industri yang kebal akan guncangan ekonomi adalah industri makanan dan minuman. Pasalnya, kebutuhan akan makanan dan minuman tetap akan ada dan berkembang dalam kondisi apapun.
Adhi S Lukman, ketua gabungan pengusaha makanan dan minuman Indonesia (GAPMMI ) mengatakan, pertumbuhan industri makan dan minuman pada tahun 2016 jauh lebih baik dibanding tahun 2015. Pada tahun 2015, boleh dibilang kondisi industri sangat datar. Sementara itu, nilai investasi tahun 2016 jauh lebih tinggi dibanding 2015. Sampai september lalu, nilai investasinya sudah menyamai investasi tahun 2015.
” Pada tahun ini juga, ada tax amnesty yang dikatakan sukses. Tinggal kita melihat arah investasinya kesana. Selanjutnya, para pakar memprediksi industri makanan dan minuman ini bakal menjadi industri andalan di beberapa negara asia. Bahkan, industri mamin di Asia khususnya Asia Tenggara seperti Jepang, bakal mengalahkan indutri makanan yang ada di Eropa maupun Amerika Utara,” kata Adhi
Adhi optimistis pada tahun 2017, industri makanan dan minuman di Indonesia jauh lebih baik. Ia memprediksi sampai akhir tahun 2016 ini, industri ini akan mengalamin pertumbuhan hingga 8,5% lebih tinggi dari target awal sebesar 8% . Angkanya bakal melampaui karena pada kuartal ketiga tahun ini, laporan mengatakan pertumbuhan mamin mencapai lebih dari 9%. Pada tahun depan, dengan pertimbangan naiknya populasi dan perkembangan gaya hidup khususnya tren pangan olahan, Adhi memprediksi pertumbuhannya mencapai 8,5%.
Terkait produk, Adhi menyebut di pasar Indonesia akan bermunculan beberapa rising stars meski secara volume masih terbilang kecil. Misalnya, produk fungsional seperti sereal breakfast. Adhi yakin kedepannya, produk produk fungsional ini akan semakin besar dan nantinya bakal menjadi bagian dari gaya hidup.
Selain itu, pangan pangan yang diproduksi secara lokal juga akan memadati pasar Indonesia dan tidak kalah bersaing dengan produk-produk luar. Bahkan, produk seperti kentang dan singkong akan memiliki pasar ekspor yang bagus. “Meski merupakan makanan tradisional, tetapi kalau dibungkus dengan kemasan yang bagus dan aktivitas pemasaran yang jitu, justru pasar ekspor mampu dan mau menyerapnya,” imbuh Adhi
pasalnya, pangan pangan lokal tersebut memiliki potensi luar biasa. Ia menharapkan ada banyak pengusaha yang mengembangkan produk tersebut sebagai bisnis yang menjanjikan. kuncinya, kemasan, pemasaran dan produknya sendiri bagus.
Trik Strategi Pemasaran Produk-produk yang mengusung gaya hidup sehat dan makanan halal juga semakin menjadi trend kedepan. Bahkan, wacana makanan halal ini juga menjadi wacana industri secara global, khususnya negara negara non muslim seperti Jepang, China, Korea, Inggris, Amerika, dan negara negara di Eropa. Tetapi, di tanah air produk produk halal ini masih menghadapi kendala regulasi dan sikap kehati-hatian dalam membaca pasar.
Tren pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh berapa faktor. Salah satunya, produk produk baru. Berdasarkan penelusuran, Adhi mengatakan bahwa banyak perusahaan makanan yang sukses karena mereka mengeluarkan produk baru. Artinya, perusahaan itu selalu melakukan inovasi ini bisa menyentuh banyak hal, dari jenis ingredient, kemasan, maupun produk yang benar benar baru
Selain itu, faktor perhatian pemerintah terhadap industri ini juga cukup baik. Industri makanan dan minuman ini berkontribusi 33% terhadap produk domestik bruto (PDB) non migas. Pemerintahan selalu mendorong industri ini terus tumbuh. Bahkan, sambung Adhi, Menteri perindustrian Airlangga Hartato mengangkat industri ini dalam global values chain
” Pemerintah juga menyatakan komitmennya untuk menjaga ketersediaan buku. Ini bakal berpengaruh pada dinamika pasar makanan dan minuman ini,” katanya
Tantangan nyata yang dihadapi oleh para pelaku industri ini adalah standar keamanan pangan yang makin tinggi dan ketat. Sebab itu, para pelaku industri ini tidak boleh lengah terhadap perkembangan standar tersebut. Termasuk didalamnya, standar label yang berbeda dan berubah. Hal ini dikarenakan oleh entry barriers dan regulasi di setiap negara yang berbeda.
Hal tersebut merupakan masalah konkret. Belakangan ini, di China beberapa perusahaan yang mengekspor produknya ke negara tersebut terpaksa mengganti labelnya. Ini juga terjadi di Australia maupun Kanada pada tahun 2016.
Tantangan lain bagi pemain lokal adalah makin banyaknya pemain asing yang ikut meramaikan pasar makanan minuman di Indonesia, baik di level ingredient maupun produk jadi. Pada tahun 2015, investasi asing di industri ini mencapai US$ 1,5 miliar. Pada tahun ini, sampai US$ 1,6 miliar.
Dengan angka tersebut, Adhi melihat pasar Indonesia diminati oleh pemain asing apalagi era Masyarakat Ekonomi ASEAN sudah berlangsung dan Indonesia menjadi basis produksi maupun mampu menjual produknya ke negara tetangga.Beberapa tahun lalu, pemain asing meramaikan dengan produk produk minuman. Sekarang ini mereka juga merambah pasar dairy product, keju, pemanis dan bahkan mayonaise.
Kudu Makin Kreatif
Ditengah lanskap seperti ini, Adhin mengajak para pemain di industri ini makin kreatif. Alasannya di era digital ini , loyalitas konseumen semakin rendah. Mereka dengan gamoang berpindah dari satu produk ke produk lain karena penawaran yang lebih menarik.
” Para pemasar harus waspada dan kreatif dalam mempertahankan loyalitas konsumen. Entah dengan aktifitas pemasaran below-the-line maupun above-the-line plur bauran pemasaran yang kreatif,” katanya
E-commerce menurut Adhi juga harus disikapi secara kreatif. Sekarang, banyak produk makanan dan minuman yang dipasarkan melalui kanal online tersebut. Dengan kekuatan viral, produk produk yang dijajakan di laman online tersebut bisa mengalami pertumbuhan signifikan.
Hal yang sama diakui oleh Vienno Monintja, Marketing Director M1 PT Mayora Indah Tbk. Pada tahun depan, Mayora tentu harus lebih kreatif lagi dalam menghadapi pasar yang makin dijejali oleh banyak pemain ini.
” Pada semester satu tahun ini, pertumbuhan kami sudah mencapai double digit, meskipun spending kami juga double digit. Disemester kedua, khususnya setelah Ramadhan, trennya sedikit menurun dan sekarang baru naik lagi,” kata Vienno.
Menghadapi tahun depan, Vienno optimistis Mayora bakal menghadapi pasar dengan cukup baik asal tetap menjaga good proposition, pesan yang mengena dan kemasan yang menarik. Vienno menandaskan, Mayora tetap akan mempertahankan double digit. Bagaimana dengan perusahaan Anda?
SUMBER : MAJALAH MARKETEERS / DE 2016-JAN 2017 / MOVEMENT HAL. 036-037