Titipku.com – Dalam perjalanan menyusur aspal Jogja, kami bertemu sekelompok pedagang jamu mendorong gerobak berisi botol-botol jejamuan kuning. Dari beberapa rombongan, kami melihat sebongkah senyum turut melintas.
Rupanya senyum dan gerobak itu terhenti di jalanan menuju ke arah rumah sakit Sardjito. Beliaulah pak Min, lelaki asal Magelang yang menaruh harap rezeki di kota Istimewa. Di dekat es dawet ayu Banjarnegara yang kami kenal hari itu, beliau pajang gerobak sembari menunggu pelanggan. Tak lama, satu demi satu orang-orang itu mendekat untuk membeli atau sekedar bertanya alamat.
Dengan sabar, beliau tuang ke dalam gelas plastik kemasan jejamuan itu. Pesanannya pun beragam, ada beras kencur, kunyit asam, juga gula asam. “Ini saya jualin punya juragan(atasan) saya. Bersama rombongan dengan teman-teman. Jualan sudah sekitar 5 tahun.”
Rumah produksinya di kawasan Kricak, sekitar Jalan Magelang KM 3. Pak Min, sebutan untuk lelaki yang diketahui memiliki dua anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar dan berusia empat tahun.
Lelaki asal Magelang, Jawa Tengah ini sudah menekuni profesi sebagai penjual jejamuan lima tahun belakangan. Sejak menikah, beliau memutuskan untuk menekuni usaha yang ternyata sangat didukung oleh sang istri, ketimbang menjadi buruh pabrik salah satu produsen bakpia di Yogyakarta kala itu. Sepi, ramai, adalah rezekinya setiap hari.
“Seharinya tidak tahu ya, kadang sepi kadang ramai. Kalau ramai ya habis sekitar 13 botol. Kalau sepi ya paling 10 botol.” ujarnya.
Satu gelas jejamuan ia banderol Rp. 4000,00. Harga berlaku untuk semua produk yang beliau jajakan yakni beras kencur, kunyit, maupun gula asam.
“Yang paling laris antara kencur dan kunyit itu sama saja. Kalau secara khasiat, kunyit asam itu khasiatnya bisa untuk melancarkan datang bulan, mengurangi nafsu makan. Sebaliknya dengan beras kencur, beras kencur ini menambah nafsu makan. Tapi kalau untuk khasiat mencegah penyakit lemak itu sama.” terangnya lebih lanjut.
Seharinya beliau memang menempatkan diri di lokasi ini ataupun keliling. Untuk bisa menempatkan diri dan dagangannya, beliau juga harus memastikan lokasinya berjarak jauh dari rekannya sesama penjual es jamu. Intinya giliran. Hal itu beliau lakukan agar sesama penjual kunyit asam bisa laku bersama. “Saya keliling dulu, untuk ngalah sama temen. Kalau di sana kosong, saya di sini. Tapi kalau di sana sudah ada teman nanti jam 12 cari tempat lain.”
Untuk target pendapatannya ia tak pernah mematok tinggi. “Kalau sehari targetnya naik turun soalnya. Kadang naik kadang turun. Harapannya bisa naik terus. Kalau sekarang ramai besok ngga tahu lebih sepi atau lebih ramai. maunya sih ramai terus.”
Mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk keluarga yang menanti di rumah. Pun tak bisa setiap hari, tak bisa setiap minggu. Hanya akhir pekan pun terkadang titip teman.
“Kadang kalau temenku pulangg aku ngga pulang nanti saya titip uang ke teman saya. Berjualan ini karena istri lebih senang saya berjualan daripada bekerja paruh waktu. Kalau begini kan sudah jenuh nanti bisa keliling.” pungkasnya sebelum melanjutkan melayani pembeli.
Ayo Menjelajah!
Kami sudah menjelajah UMKM Indonesia seperti Es Beras Kencur/Es Kunyit Asam Jogja Pak Min ini. Kamu juga bisa posting usaha UMKM manapun agar tulang punggung perekonomian Indonesia semakin maju!
Titipku membantu Digitalisasi UMKM melalui Penjelajah untuk memajukan Perekonomian Indonesia. #AyoMenjelajah
Jelajah UMKM, Download Aplikasi Titipku!!
play.google.com/store/apps/details?id=com.titipku.alpha
-
Khasiat Jamu Tradisional Kunir Asem (Kunyit Asam) dari Bahan Alami – Titipku 12 September 2019[…] banyak khasiatnya lho. Dilansir melalui Hellosehat.com beriku 4 khasiat ampuh jamu kunyit asam: Es Kunyit Asam – dokumentasi […]
-
Divakoe Egg Roll: Egg Roll Ubi Ungu Jogja Dari Tangan Difabel – Titipku 18 February 2019[…] Artikel Menarik Lainnya: Tilik Kisah Pak Min, Penjual Es Kunyit Asam […]
-
20 Tahun Sudah Pak Bagong Berjualan Sendal Jogja di Malioboro – Titipku 15 February 2019[…] Artikel Menarik Lainnya: Tilik Kisah Pak Min, Penjual Es Kunyit Asam Sejenak […]