Titipku – Sebagai perantau, biasanya banyak orang memiliki latar belakang alasan untuk mencari penghasilan dan pengalaman di tempat lain. Salah satu perantau ini adalah mas Agus, lelaki asal Cirebon yang mengais rejeki sebagai penjual bubur kacang hijau di Jogja.
Sudah hampir 5 tahun ia berjualan bubur kacang hijau. Untuk dapat menjumpai mas Agus, pelanggan harus tahu jam berapa akan membeli bubur kacang hijaunya. Pasalnya, lelaki ini memiliki tiga area berjualan di jam tertentu.
Pertama, ia berjualan di dekat Masjid Nurul Asri Deresan jam 6sampai jam 8 pagi. Lalu jam setengah 9 ia berpindah ke kawasan GOR Klebengan UGM. Menurutnya, kalau di daerah ini sudah ramai, ia tak perlu ke kawasan ketiga yakni di sekitaran Fakultas Ekonomi UNY. Namun kalau masih terlihat banyak, barulah ia menuju ke kawasan ketiga tersebut.
TILIK BALIK
Sebelum jualan bubur kacang ijo (burjo) ia bekerja membantu ayahnya sebagai peternak sapi. Niat hati ingin bantu keluarga menjadi tulang punggung dan kasihan melihat bapak sudah cukup kelelahan beternak, ia memutuskan untuk merantau.
“Saya di kampung ternak. Karena bapak sudah dari dulu ternak, kecapekan kan saya kasihan, akhirnya saya minta jual saja, kemudian saya ke sini. Cari pengalaman, merantau.”
Belum ada cabang untuk saat ini karena seluruh prosesnya masih ia lakoni sendiri. Kalau sedang ramai seperti saat Penjelajah Titipku temui itu, jam 10 sudah pulang. Selambat-lambatnya pulang sekitar jam 12 siang.
Perjalanan berjualan bubur kacang hijau ini ia lakoni dengan tekun. Untuk membuat bubur kacang hijau ini, jam 2 pagi ia sudah bangun untuk mempersiapkan jualannya jam 6 pagi.
“Kalau belanja kan habis jualan ini langsung ke pasar, langganan saya di pasar lempuyangan. Karena saya jauh untuk mondar-mandir, saya pesan dulu di situ, untuk satu minggu nanti sekalian.”
SUKA DUKA
Soal suka duka pria 23 tahun ini adalah cuaca. Apalagi kalau sedang musim hujan, karena dampaknya jelas pada makanannya yang tidak bisa bertahan lama.
“Kemarin jam 9 sudah hujan. Nggak ada yang berhenti mampir. Ya sudah pulang lah. Ini kalau tidak habis, buang. Harus baru terus ngga buat besok-besok.”
Semangatnya berjualan bubur kacang hijau ini dirasanya cukup menutup kebutuhannya sebagai seorang yang masih single untuk saat ini. Kalau pun pulang jika memang ada perlu. “Kalau pingin pulang, sekalian sebulan full saja di rumah, istirahat.”
Pendapatan per hari cukup lumayan di area Yogyakarta. Yakni dapat sekitar Rp 200 ribu bersih, katanya sudah termasuk makan, rokok, dan pulsa.
Ohya, bubur kacang hijau yang dapat kamu nikmati bisa dengan bubur kacang hijau hangat dan es bubur kacang hijau. Keduanya balik lagi ke selera kamu ya. 🙂
Ayo Menjelajah!
Kami sudah bantu UMKM ini agar masuk online melalui Aplikasi Titipku. Kamu juga bisa posting usaha UMKM manapun agar tulang punggung perekonomian Indonesia semakin maju!
Titipku membantu Digitalisasi UMKM melalui Penjelajah untuk memajukan Perekonomian Indonesia. #AyoMenjelajah
Jelajah UMKM, Download Aplikasi Titipku!! Klik Link Di Bawah Ini
play.google.com/store/apps/details?id=com.titipku.alpha
-
Warung Makan Indomie (WARMINDO), Burjo Meisha Semarang (BMS) – Titipku 13 September 2019[…] di berbagai jenis olahan dari mie, nasi goreng, nasi magelangan, nasi omlet, nasi sarden, bubur kacang ijo serta berbagai macam minuman. Namun yang saya pesan nasi omlet ditambah bubur kacang ijo yang […]
-
Nasi Samin Ampera, Makanan Palembang Ada di Jogja Nih! – Titipku 29 April 2019[…] Baca Kisah UMKM lainnya: Ternak Dijual, Mas Agus Alih Profesi Jadi Penjual Es Bubur Kacang Hijau […]
-
Bakwan Kawi alias Bakwan Malang Mas Ade Afrianto – Titipku 26 April 2019[…] Baca Kisah UMKM lainnya: Ternak Dijual, Mas Agus Alih Profesi Jadi Penjual Es Bubur Kacang Hijau […]