Titipku – Tak ada bisnis yang lahir secara sempurna. Bisnis memang memiliki lika-liku tersendiri yang sering menjadi pembelajaran bagi pelakunya. Dari lika-liku tersebutlah bisnis bisa bertahan dan bahan berkembang.
Bisnis yang paling banyak berkembang di Indonesia yaitu bisnis kuliner. Bagaimana tidak, hampir di setiap sudut wilayah berjejer banyak kios yang menjual makanan dan minuman. Yogyakarta sendiri sebagai kota pariwisata juga memiliki banyak macam wisata kuliner yang berciri khas unik.
Kompetisi dalam berbisnis memang ketat, banyak pemain yang jatuh bangun, sampai harus gulung tikar. Ibarat pepatah, “mati satu, tumbuh seribu”. Hal ini terbukti dengan semakin banyak restoran, kafe, atau katering baru bermunculan.
Apalagi dalam dua tahun terakhir bisnis kuliner makin dipermudah atas adanya ojek online.Pelanggan dapat memesan makanan lewat aplikasi ojek online. Sedangkan pihak restoran kini tak perlu repot-repot menyediakan jasa delivery khusus. Semakin tingginya mobilitas masyarakat terutama di kota-kota besar juga membuat bisnis makanan ringan cepat saji, seperti roti bakar, terus tumbuh.
Salah satu bisnis roti bakar yang ada di Yogyakarta yaitu milik Riyanti dan Pruspuryono yang memiliki bisnis Roti Bakar Orlando. Keduanya telah merintis bisnis roti bakar sejak 3 tahun yang lalu. Motivasi awal pendirian bisnis Roti Bakar Orlando karena Riyanti berkeluh pada temannya ingin bekerja. Namun dirinya tak ingin meninggalkan kewajibannya sebagai seorang ibu untuk mengurus anak-anaknya. Lantas tercetus ide untuk memulai bisnis roti bakar dengan menyisipkan nama sang anak “Orlando’ sebagai merek dagang. Riyanti mengaku dilatih berbisnis roti bakar oleh temannya.
Suka dan duka dalam menjalani bisnis roti bakar telah dijalani oleh Riyanti dan Pruspuryono. Riyanti menyebutkan pada tim jelajah Titipku, suka dalam menjalani usaha bisnis roti bakar kala pasarnya sedang ramai. Sedangkan duka yang ia alami biasanya saat musim penghujan. Tentu saja dagangannya akan sedikit menurun karena banyak orang yang jarang bepergian ke luar rumah.
Saat bulan Ramadhan juga menjadi duka tersendiri bagi pebisnis roti bakar. Menurutnya permintaan roti bakar akan sedikit menurun, karena banyak konsumen yang lebih memilih singgah di tempat makan sambil menunggu berbuka puasa. Biasanya Royanti dan Pruspuryono akan mencari celah dengan menawarkan roti bakarnya sebagai menu camilan setelah salat tarawih.
Meskipun banyak suka dan duka yang dilewati hingga kini RInyanti dan Pruspuruyono masih setia dengan bisnis kuliner roti bakarnya.
-
Produksi Kerupuk Pak Sulaeman Kutu Dukuh – Titipku 19 September 2019[…] Pak Sulaeman juga ingin menambah mesin yang baru agar produksi semakin besar untuk memenuhi pasar kuliner Jogja yang terus berkembang […]