Titipku.com – Tidak sedikit orang yang menggunakan alasal, batal berbisnis membuka perusahaan karena alasan modal. Kemudian mengubur keinginan seumur hidup, kecuali ada modal cukup. Lanjut, mereka juga akan berkerja terus mengumpulkan uang sampai cukup. Semakin lama, saat sudah cukup, tidak terasa dia di posisi establish, memasuki zona nyaman, serta lupa keinginan menjadi pengusaha. Semakin nyaman, semakin tua, maka semakin takut mengambil resiko.
Demikianlah penyebab orang takut berusaha. Hanya mereka yang memiliki tekat kuat, semangat tinggi dan visi yang jelaslah yang berani melawan kemapanan untuk memulai sebuah usaha. Oleh karena itu, modal utama bukanlah biaya atau kapitel sheet. Lebih dari itu karena harus ada mental, mindset, serta ide usaha.
Jika Anda memiliki ide usaha bagus, prospektif, mempunyai keunggulan yang beda dari lainnya, demikianlah yang menjadi potensi yang bisa diandalkan.
Ada beberapa jenis sumber biaya pengembangan bisnis antara lain (1) menambah biaya dari kantong sendiri, (2) dengan utang bank, (3) strategic partner, (4) ambil dana dari pasar saham (Tbk), (5) sistem anak piutang (factoring) serta (6) angel investor dan atau venture capital.
Yang pertama, peningkatan pembiayaan dari kantong sendiri merupakan hal wajar dan kuno. Jika Anda memiliki uang, mau berkembang, sudah ambil tabungan, kuras dana pribadi untuk perusahaan. Perusahaan Anda tetap milik Anda tapi jika gagal Anda semua yang menanggung segala resiko kegagalan.
Kedua, mengembangkan usaha dengan hutang bank. Ini adalah strategi kuno. Kalau perusahaan punya asset, baru bisa dapat hutang. Bank ini bisa jadi sadis artinya kalau Anda untung sukses akan ditawar kredit lagi, namun kalau gagal mau tidak mau tetap ditagih meski bangkrut. Aset pribadi Anda atau aset perusahaan Anda akan terancam disita.
Ketiga, partner strategis. Yang ini terdapat model dan tipe. Intinya bukan hanya perimbangan investasi modal uang semata, namun juga kelebihan lain yang bisa membuat usaha semakin maju.
Keempat, yakni mengambil dana dari pasar saham. Ini sering menjadi incaran dan acuan perusahaan sukses, ke bursa saham (Tbk). Sebenarnya tidak sepenuhnya benar.
Kelima adalah sistem anjang piutang (factoring). Sistem cara mendapatan biaya dari bank atau lembaga pembiayaan tanpa harus menjaminkan asset tak bergerak (fixed asset). Lalu apa yang dijaminkan? Ada dua kemungkinan yakni jaminan proyek (missal bukti menang tender) dan jaminan tagihan (piutang) pelanggan.
Untuk jaminan piutang pelanggan, biasanya investor/bank/leasing/asuransi mendapat hal menagih langsung ke pelanggan. Jadi misal saja perusahaan kita memiliki tagihan bulanan Rp. 1 Miliar maka biasanya perusahaan memiliki tagihan bulanan Rp. 1 Miliar. Maka biasanya dapat sekitar 70% persen dana pengembangan masuk perusahaan.
Yang keenam yakni angel investor (AI) a venture capital (VC). Ada banyak perusahaan IT serta start-up susah mendapatkan pengembangan usaha. Hal ini karena bisnisnya dan aset tidak bankable (susah mendapat biaya dari bank).Maka dari itu lahirlah AI dan VC ini. Ini merupakan investor nonbank. Beda antar keduanya, biasanya ada pada tingkat kepercayaannya. Biasanya VC menanamkan orang di perusahaan yang dibiayai. Sementara AI biasanya hanya memberi dana dalam beberapa termin.
Bagaimana Resikonya?
Bagi pemberi investasi, memang cukup beresiko tinggi. Sebab, tanpa adanya agunan sama sekali. Selain itu, tingkat resiko tinggi sebab keberhasilan perusahaan yang dibiayai kadang lebih rendah dibanding tindkat kesuksesan. Maka dari itu, nilai investasi hanya dikisarkan 20-30 persen saja. Yang sering jadi patokan dari nilai perusahaan untuk mendapat pembiayaan, bukan pada nilai asset. Bukan juga kinerja perusahaan. Namun justru berada pada mimpi perusahaan yang akan dibiayai tersebut. Yang mana dituangan dalam proposal ide bisnis alias prospectus. Semakin unik dan masuk akal ide pengembangan usaha, semakin menarik bagi VC.
Demikianlah beberapa alternative strategi pembiayaan yang dimungkinkan. Bila perusahaan Anda baru atau start-up atau sudah jalan namun butuh dana pengembangan, maka beberapa pilihan tersebut bisa menjadi pertimbangan. Silahkan dan perhatikan tingkat resiko. Akan berbagi atau tidak, itu pilihan. Dan tentu bukan ini saja, mungkin ada alternative lain pembiayaan misal pinjam tanpa agunan dari orang tua, teman, dan lain sebagainya.
Yang pasti, untuk semuanya paling penting adalah proposal bisnis dan laporan kinerja perusahaan yang dicerminkan dalam bentuk financial report.
Yuk mulai bisnismu sekarang dan gencarkan melalui Titipku! 🙂
Sumber: https://www.merdeka.com/khas/alternatif-dan-strategi-pembiayaan-bisnis.html