Titipku.com – Suatu pagi di pasar Godean, pasar yang lokasinya sekitar 30 km dari pusat kota. Di luar lingkar jalan atau yang biasa disebut orang Jogja, Ring Road. Mentari hangat yang mencium kulit, mobil dan motor yang saling berpapasan, dan bapak berseragam oranye menawarkan diri untuk merapikan motor tim Titipku pagi itu.
Dari muka pasar, pengunjung akan disambut nama pasar beserta aksara Jawanya di bagian bawah, Pasar Godean. Memasuki pasar, aroma baju baru menyambut langkah kami. Cukup rapi dan bersih untuk kategori pasar yang dekat dengan pedesaan di luar ring road Jogja.
Kanan kiri, beberapa penjual menyambut kami dan memulai menyuarakan ciri khasnya, “Mari mbak, cari apa? Jilbab?”
Begitu hingga kami mulai memasuki kawasan pasar basah, area sayur-mayur, daging, dan juga rempah. Disela-sela kami mencari kebutuhan pasarnya, kami menghampiri salah satu penjual bunga tabur, yang notabene sangat minor di pasar ini.
Kisah Bu Ponirah, Penjual Bunga Tabur di Pasar Godean
Adalah bu Ponirah, penjual bunga pasar Godean. Lokasi berjualannya cukup ‘nyempil’, yang mana hanya ada bagian kiri rekan jualan bunganya saja. sementara kios sebelah maupun depannya mungkin tidak berjualan pada pagi ini.
Yang kita tahu, kebutuhan bunga tabur memang tidak setiap harinya dicari oleh para pembeli. Makanya, cukup unik dan cukup sabar beliau ini menunggui siapa yang datang pada harinya. Sudah 6 tahun beliau berjualan bunga di pasar Godean ini. Profesinya saat ini adalah lanjutan dari yang biasa dilakoni oleh ibunya dahulu.
Usianya sudah cukup senja. Tapi senyum ramahnya tidak memperlihatkan kalau ibu ini sudah berumur dan sudah tidak ditemani sang suami lagi.
“Sebelum berjualan bunga ini saya jualan macam-macam. Apa saja dilakoni pokoknya. Jualan lempeng juga. Tapi sekarang begini jualan kembang.”
Setiap harinya ia menyusur jalan dari rumah yang katanya berlokasi tidak begitu jauh dari pasar. Kalian tahu? Dengan berjalan kaki. Mengais rejeki di sisa usianya yang sudah sendiri tanpa suami, ia mulai dari jam 6 atau 6.30 pagi. Sementara berakhirnya jam 11 atau 12 siang saja di hari biasa. Ada hari khusus? Jelas. Saat kamis wage jawabannya. Ia menerangkan jika di hari kamis wage(hari pasar Jawa) ia berjualan hingga jam 3 sore. Budaya dan kepercayaan masyarakat masih kental, untuk menaburkan bunga di malam Jumat kliwon.
Penghasilan yang Tak Seberapa
Soal penghasilan, bu Ponirah terang-terangan menjelaskan kepada kami. Bahwasanya pedagang yang seperti ibu ini pun pasti merasakannya. Penghasilan tidak tetap.
“Jualan bunga saja begini dapatnya sehari ngga mesti, mbak. Kalau lagi laku besar ya 300 ribu dapat. Tapi ndak mesti. Kadang ya hanya 50 ribu saja ngga sampai. Laris-larisnya biasanya pas hari kamis wage, pas mau jumat kliwon.”
Anaknya tiga, sudah berkeluarga semua. Cucunya sudah enam, sudah besar semua katanya sembari tertawa ramah. “Cucu anak pertama sudah bekerja juga, kalau yang lainnya ada yang sudah selesai sekolah. Sekarang ya dirumah sudah mulai berjualan, ya warung kecil-kecilan lah mbak. Terus ada juga yang kerja di toko emas. Kalau ya begini lah hanya buruh-buruh kecilan.” Candanya renyah.
Perihal suaminya, ia menceritakan tanpa malu, tanpa sedih. Suami bu Pon meninggal sejak tahun 2009. Sudah hampir 10 tahun. Dia mengingat betul kapan suaminya meninggalkannya, Februari 2009. “Sekarang di rumah sama adik saya, sama anak-anak adik saya. Saya ya gini sudah tidak punya tempat. Hehehe” Ia tertawa lagi.
“Seharinya alhamdulillah cukup. Kalau jualan gini kalau ngga habis ya dijual dirumah. Kadang kalau orang butuhpun bisa ke rumah jam 1 atau jam 3. Kalau dirumah malah mesti ada yang beli, kalau di pasar ya ada hanya ya ramenya itu tadi kalau pas hari-hari tertentu.”
Bahagia di usia lanjut ala bu Ponirah seperti ini. Kalau kamu butuh kembang tabur dan lokasinya tidak jauh dari pasar Godean, ramaikan dagangannya, ya!
Baca Kisah Menarik Lainnya:
- Secarik Kisah Penjual Buah Pasar Beringharjo
- Semangat ala Pak Slamet, Pedagang Sayur Pasar Giwangan
- Menyibak Pagi Pasar Sambilegi
Yuk, Beli Kebutuhan Pasar melalui Titipku!
Belanja produk dari pasar tradisional, yuk! Banyak senyum-senyum ramah mereka yang menantikan hari itu bisa mendapatkan penghasilan lebih. Bahkan harga semurah itupun terkadang masih bisa ditawarkan. Pasar masa kini sudah sangat nyaman, guys! Dan lengkap dengan kebutuhan rumah tangga harian.
Percaya? Dengan kamu membeli dari pedagang pasar, secara otomatis kamu telah mendukung tulang punggung Indonesia dalam memajukan perekonomian bangsa.
Sepenggal kisah bu Ponirah, penjual bunga tabur Pasar Godean Yogyakarta. *(Susi Setya)
-
Los Kembang Bu Tumini Pasar Cebongan – Titipku 22 October 2019[…] Tumini adalah salah satu penjual kembang atau dalam bahasa Indonesianya tempat menjual bunga mawar segar dan keperluan untuk acara adat […]
-
Kisah Mbah Jum, Penjual Wajik dan Jenang Pasar Godean – Info UKM Titipku 09 August 2018[…] dari utara pasar. Alamat yang hampir sama dari bu Ponirah, penjual kembang tabur pasar Godean itu. Ternyata memang kebanyakan pedagang di pasar ini berasal […]