Titipku.com – Menyingsing fajar kami berhenti sejenak dengan satu pedagang yang telah berusia di pinggiran jalan kawasan Kotagede, Yogyakarta. Harusnya, di usia senjanya, ia hanya di rumah bersama dengan keluarga lainnya. Namun ternyata nasib berkehendak lain dengan mbah Tumir, seorang penjual ubi rebus di Jogja ini.
Wanita yang malu untuk dipotret ini mengaku berjualan ubi rebus adalah kesehariannya. Berangkat dari kediamannya yang tak berjarak jauh dari pasar Kotagede, ia menempati trotoar depan pertokoan.
“Nggih mlampah, mung cerak riku. (Iya jalan kaki. Karena dekat situ).”
Bersama dengan rinjing yang ia tumpangi dengan tampah berdasar koran, beberapa ubi rebus ia pamerkan. Posisinya terpisah antara ubi ketela rambat dan ubi talas (orang Jawa menyebutnya kimpul). Sementara ia duduk berjongkok menunggu pembeli yang menyambanginya. Hiburannya bukan ponsel pintar sebagaimana penjual zaman sekarang. Cukup dengan mengamati lalu lalang kendaraan yang melewatinya.
Jam berjualannya mulai dari jam 8 pagi, saat para pemburu gaji bulanan mulai melintasi jalanan. Berakhirnya tidak pasti, bisa jadi lebih pagi, bisa jadi lebih siang karena sehabisnya saja. Ohya, harga satu buah ubinya dihargai Rp. 3000,- untuk yang ukuran sedang. Sementara untuk ukuran yang cukup besar ia kenakan harga Rp. 5000,-.
Artikel Inspiratif Lainnya : Segarnya Lotis di Jogja Racikan Pak Tupar
Seribu, dua ribu untung yang ia kantongi ia terima sebagai penghasilan harian sebelum dibelanjakan kembali ke pasar. Di tengah sendirinya tanpa suami dan anak, mbah Tumir adalah sosok wanita tangguh yang harus bisa mendapatkan penghasilan lebih
“Saya tidak ada anak, adanya keponakan di rumah. Mbah Kakung (suami) juga sudah tidak ada. Sekarang tinggalnya dengan adik saya.”
Ya, turut melintasi hari bersama adik beserta keponakannya juga rutinitas yang mbah Tumir lakukan. Wajahnya seolah memberikan banyak tulisan berjalan yang kami baca. Sendiri tanpa suami lagi, tanpa anak, dan harus mengais rejeki di setiap pagi.
Tidak hanya mbah Tumir, banyak pelaku usaha kecil yang masih hidup di bawah taraf sederhana, paling tidak bisa bertahan hidup.
BANTU UMKM INDONESIA NAIK KELAS!
Hai Millenials, yuk dukung UMKM Indonesia dengan menjadi Penjelajah Titipku! Semakin banyak Jelajah UMKM yang kamu unggah di Aplikasi Titipku, maka kamu telah membantu mereka naik kelas. Nyatanya, UMKM Naik Kelas bisa di mulai dari tanganmu!
Titipku membantu Digitalisasi UMKM melalui Penjelajah untuk memajukan Perekonomian Indonesia. #AyoMenjelajah
Download Aplikasi Titipku: play.google.com/store/apps/details?id=com.titipku.alpha
-
Bandrek, Tak Hanya Sekedar Penghangat Badan – Titipku 29 August 2019[…] seperti merica dan kayu manis. Bandrek Medan memiliki menu pelengkap yang cocok seperti ubi rebus, kacang tanah rebus, dan jagung […]
-
Pak Udin, Satpam Swalayan yang Juga Berjualan Kue Leker 1000 Rupiah – Info UKM Titipku 22 January 2019[…] Sepenggal Tentang Mbah Tumir, Penjual Ubi Rebus di Jogja […]
-
Dibalik Manisnya Terang Bulan Jadul, Ada Secarik Kisah Pak Sentot Sembari Nostalgia Masa Kecil – Info UKM Titipku 16 January 2019[…] Sepenggal Tentang Mbah Tumir, Penjual Ubi Rebus di Jogja […]