Salah satu destinasi wisata saat libur Lebaran adalah Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain banyak situs wisata, kekayaan kuliner di provinsi ini juga menjadi primadona para wisatawan yang berlibur. Salah satu kuliner khas Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Sate Klatak khas Kabupaten Bantul.
Sate Klatak adalah sate daging kambing yang dibakar tidak dengan tusuk sate kayu pada umumnya. Tusuk sate yang digunakan adalah jeruji besi sepeda. Selain itu, sate satu ini tidak seperti sate lainnya yang cenderung menggunakan banyak bumbu. Sate klatak hanyalah sate daging kambing yang dibakar dengan bumbu garam saja.
Kira-kira, bagaimana sih sate klatak ini bisa lahir? Yuk simak informasi dari Merdeka berikut ini.
Baca Juga: Cara Membuat Sate Telur Puyuh Ala Angkringan
Sejarah Sate Klatak
Sate klatak lahir tak lepas dari kondisi sosial di Yogyakarta saat itu di mana warganya banyak yang memelihara kambing. Orang yang pertama kali berjualan sate klatak adalah Mbah Ambyah.
Mbah Ambyah punya ide untuk berjualan sate klatak karena punya banyak kambing. Pada awalnya, sate tersebut dijual di bawah pohon melinjo yang buahnya disebut sebagai “klatak”.
Selain itu, ada juga versi lain yang menyebut bahwa nama sate klatak juga didapat dari bunyi “tak.. tak.. tak” yang dihasilkan dari percikan garam yang disiramkan ke dalam bara arang.
Untuk asal muasal penggunaan jeruji sepeda sebagai tusuk sate, tidak ada dokumen sejarah khusus yang menceritakan. Hanya saja, jeruji ini dipakai agar proses pemanasan daging dapat dilakukan dengan lebih merata dan sempurna.
Nah, meski tampaknya mudah, sebenarnya memasak sate klatak ini butuh kemampuan khusus. Kambing yang dipilih haruslah kambing muda yang mengonsumsi makanan organik, proses penyembelihannya harus tepat, dan butuh pengetahuan yang baik agar hasil sate tidak menyisakan bau khas kambing.
Nah bagi Anda yang tidak berkesempatan datang ke Yogyakarta tahun ini, Anda mungkin bisa mencobanya membuatnya sendiri di rumah. Tapi pastikan, Anda bisa memenuhi persyaratan di atas terlebih dahulu ya agar rasa sate yang dihasilkan otentik dan maksimal.
Bagian berikut ini akan menjelaskan bahan dan cara memasak sate klatak yang dikutip dari Masak Apa Hari Ini.
Cara Membuat Sate Klatak
Bahan yang dibutuhkan
Bahan utama
- 600 gram daging paha kambing muda, potong dadu sekitar 2 cm
- Garam secukupnya
- 2 sendok makan perasan jeruk limau
Bahan kuah gulai kambing
- 500 gram tulang kambing
- 750 ml air
- 80 ml santan instan
- 2 buah cabai merah besar yang dihaluskan
- 2 lembar daun jeruk
- 1 batang serai yang dimemarkan
- 1 bungkus bumbu opor ayam
- ¼ sendok the kari bubuk
- ½ sendok the garam
- ¼ sendok the merica putih bubuk
Bahan pelengkap
- Acar
- Bawang goreng
Cara membuat
- Lumuri daging kambing dengan bawang putih, garam, dan air perasan jeruk nipis secara merata. Diamkan selama 40 menit. Air jeruk nipis ini diperlukan untuk menghilangkan aroma kambing.
- Untuk kuah gulai: Rebus tulang kambing bersama semua bahan kuah gulai kambing hingga mendidih. Jika sudah mendidih, kecilkan api. Masak hingga kuah meresap. Jika sudah, angkat tulang kambing dan sisihkan kuah gulainya.
- Jika daging sudah dimarinasi, ambil 1 jeruji sepeda yang baru dibeli dan sudah dicuci. Tusukkan daging kambing ke dalam tusuk satai. Ulangi proses serupa pada sisa bahan.
- Lumuri daging dengan garam secukupnya.
- Siapkan tungku dan arang, buat api dari arang. Jika sudah siap, bakar sate sambil sesekali dibalik dan ditambahkan sedikit garam saat proses membakar, agar muncul suara “tak..tak..tak”.
- Jika sate sudah dirasa matang, angkat dan lalu sajikan sate dengan kuah gulai kambing dan bahan pelengkap.
Baca Juga: Buat Sate Kambing yang Empuk dan Tidak Bau
*****
Itulah sejarah dan cara membuat sate klatak. Jika Moms tinggal di Jabodetabek dan ingin buat sate klatak, Moms bisa beli bahannya di Titipku! Tinggal klik, bayar secara daring, dan sudah! Moms tinggal tunggu belanjaan diantar Jatiper.
Ingat: Ada promo gratis ongkir khusus buat Moms juga loh!
Yuk download Titipku di Google Playstore maupun Apple Appstore!
Baca Juga: Sate Taichan Hits, Kolaborasi Pedagang Sate Madura dan Turis Jepang