Titipku.com – Menyusur Jalan Kusumanegara, tak jauh dari perempatan lampu merah Jalan Batikan, kami terhenti pada sosok lelaki tua yang membaca surat kabar kala itu. Kemudian senyum itu langsung merekah saat kami sambut untuk memesan apa yang ia jual, es tape Jogja ala mbah Dirjo.
Mbah Dirjo, nama akrabnya yang kami tahu sudah berusia 79 tahun. Menjalani profesi sebagai penjual es tape sudah bukan ‘baru kemarin’ lagi. Yakni sudah sejak tahun 72. Tahun di mana kami saja belum terlahir di dunia ini. 🙂
Kala itu memang masih cukup pagi untuk kami membeli es tapenya. Benar saja, beliau belum lama menempati kawasan di daerah jalan Kusumanegara. Sosok penghuni kampung Bintaran ini berjualan menggunakan gerobaknya itu mulai pukul 08.00 hingga sekitar pukul 16.00. Berjualan di sini ternyata belum begitu lama. Sebelumnya ia berjualan di sekitar Pura Pakualaman. Namun menurutnya di sekitar kawasan itu sudah banyak jajanan modern, sehingga ia pindah ke dekat kawasan Kusumanegara.
Es Tape Jogja Mbah Dirjo
Hingga kini Mbah Dirjo belum berpikir untuk berhenti dari pekerjaannya. Selama masih kuat, mbah Dirjo bertekad berjualan terus. Pelanggannya pun cukup beragam, mulai dari anak sekolahan, pegawai kantoran maupun tukang becak. Namun kebanyakan dari pembelinya menurtnya adalah ‘tiyang sepuh’ alias orang yang sudah berusia.
Setiap pembeli yang membeli es tape selalu diberi senyuman kecil sebagai ucapan terima kasih dan sebagai harapan mereka akan merasa senang dengan es tape yang telah mereka beli.
Dengan harga 4000 per gelasnya, ia mengaku laris-larisnya es tape ini habis sekitar 50 gelas. Itupun tidak setiap hari.
“Jualan ya sehabisnya. Kalau habis cepat ya pulang. Beberapa hari sempat tidak berjualan karena hujan terus.” ujarnya.
Kakek dengan empat cucu ini menghuni rumahnya di kawasan Bintaran itu sendiri. Pasalnya anak-anaknya sudah berumah tangga sendiri. Sebelum menjajakan dagangannya, ia menuju ke pasar Sentul sebagai pasar langganan ia membeli bahan-bahan dagangan.
Buat kalian yang belum tahu, memang tidak ada petunjuk apa yang dijual oleh mbah Dirjo, tidak ada tulisan atau nama produk sebagaimana di gerobak lain. Rupanya gerobak itu adalah gerobak baru, gerobak bantuan dari mereka yang dermawan.
Lalu, kami juga penasaran apa yang membuat dahaga kami bablas begitu saja. “Bahannya ya santen, sama tape, sama kelapa. Segelas 4000 kalau di minum di tempat. Tapi kalau dibawa pulang menjadi 5000.” imbuhnya.
Bukan kami yang berjualan, tapi rasanya ada kelegaan saat kami mendengar bahwa menempatkan lapak di kawasan ini tidak dipungut biaya. Lalu, kalau hujan deras gimana ya 🙁
“Kalau hujan nanti berteduh di sekolah ini. (sembari menunjuk gedung belakang ia berjualan.”
Bersyukur, untuk mengais rejeki ini mbah Dirjo tidak diganggu oleh siapapun. Semoga semakin laris dan sehat selalu ya mbah Dirjo. 🙂
Artikel Menarik Lainnya: Divakoe Egg Roll: Egg Roll Ubi Ungu Jogja Dari Tangan Difabel
Ayo Menjelajah!
Kami sudah bantu Divakoe Egg Roll agar masuk online melalui Aplikasi Titipku. Kamu juga bisa posting usaha UMKM manapun agar tulang punggung perekonomian Indonesia semakin maju! 🙂
Titipku membantu Digitalisasi UMKM melalui Penjelajah untuk memajukan Perekonomian Indonesia. #AyoMenjelajah
Jelajah UMKM, Download Aplikasi Titipku!!
play.google.com/store/apps/details?id=com.titipku.alpha
-
Tips Membuat Jelajah di Aplikasi Titipku – Titipku 21 February 2019[…] sudah bantu Divakoe Egg Roll, Es Tape Mbah Dirjo, dan lainnya agar masuk online melalui Aplikasi Titipku. Kamu juga bisa posting usaha UMKM manapun […]
-
Ada Secarik Tentang Bu Anis, Owner Firani Kefir Masker Susu Kambing – Titipku 20 February 2019[…] Sehat Terus Mbah Dirjo, Penjual Es Tape Jogja […]
-
Ada Kisah dari Finnay Keripik Bakso dan Tahu Bakso Jogja – Titipku 20 February 2019[…] Sehat Terus Mbah Dirjo, Penjual Es Tape Jogja […]