Titipku.com – Kembali lagi, kami temui seorang pedagang yang menginspirasi kami. Kali ini kami bertegur sapa dengan penjual Lotis di Jogja. Ialah pak Tupar, lelaki paruh baya yang mengais rejeki di kota untuk keluarganya.
Pak Tupar merupakan salah satu penjual Lutis di kawasan Jalan Tegal Gendu Kotagede, Yogyakarta (Depan BNI Kotagede). Bukan sentra Lutis, hanya beberapa orang yang memamerkan jualannya tersebut. Dan penempatan lapaknya pun bergantian. Tidak selalu di posisi yang sama. Kata bapak, hal itu lumrah karena yang terpenting adalah rezeki di hari ini.
Lotis adalah makanan terdiri atas buah-buahan (mentah), diiris-iris agak besar, dimakan dengan sambal manis (terbuat dr gula jawa, cabai, garam, dsb). Lotis adalah makanan khas dari Jawa Tengah. Lotis biasanya di sajikan bersama sambal gula merah. (id.wikipedia.org)
Mungkin kamu juga bertanya, bedanya lotis dengan rujak. Penyebutan kedua makanan yang juga dari irisan buah ini memiliki klasifikasi tersendiri. Jika di Jakarta irisan buah dengan cocol sambal tersebut adalah rujak, maka di Jawa Tengah istilah ini berubah menjadi Lotis. Pasalnya, rujak menurut kawasan Jawa Tengah dan sekitarnya adalah buah yang ditumbuk bersama dengan sambel tersebut.
Pulang Gunungkidul Jika Ada Keperluan
Berjarak berpuluh kilometer dari Jogja kota, pak Tupar ini mengungkapkan jika pulangnya ke Gunungkidul tidak pasti. Kadang sekalinya pulang di luar hari biasa adalah jika ada kepentingan mendadak.
Lelaki dengan anak lulusan salah satu perguruan tinggi Jogja ini mengambil buah di pasar induk Giwangan. Ada beberapa jenis buah yang diracik menjadi Lutis antara lain mangga, kedondong, pepaya, bengkoang, nanas, dan mentimun. Segar rasanya dan jadi camilan sehat.
Selain bertempat di kawasan bank BNI Kotagede, ia juga menyempatkan berkeliling jika lotisnya sepi. Selain itu, beliau juga mengatakan dengan berjualan lotis ini ia memasang waktu bekerja yang fleksibel. Ia sudah mulai berjualan dari jam 8 pagi. Sementara untuk jam tutupnya sendiri dia tidak memasang kapan jam berapa ia harus selesai berjualan. Yang penting ‘sehabisnya’.
“Selesai jualan sehabisnya. Kadang jam 4, kadang tidak pasti. Nanti sisanya keliling, kalau di sini terasa sepi baru keliling. Itupun hanya sekitar kawasan Kotagede saja.”
Meski dengan pekerjaan sebagai seorang pedagang Lotis, ia berhasil menyekolahkan anaknya hingga ke salah perguruan tinggi negeri di Jogja.
BANTU UMKM INDONESIA NAIK KELAS!
Hai Millenials, yuk dukung UMKM Indonesia dengan menjadi Penjelajah Titipku! Semakin banyak Jelajah UMKM yang kamu unggah di Aplikasi Titipku, maka kamu telah membantu mereka naik kelas. Nyatanya, UMKM Naik Kelas bisa di mulai dari tanganmu!
Titipku membantu Digitalisasi UMKM melalui Penjelajah untuk memajukan Perekonomian Indonesia. #AyoMenjelajah
Download Aplikasi Titipku: play.google.com/store/apps/details?id=com.titipku.alpha
-
Larisi Jualan Pak Suhar Yuk, Penjual Lotis di Alun-Alun Kidul Yogyakarta – Titipku 26 February 2019[…] Segarnya Lotis di Jogja Racikan Pak Tupar Depan BNI Kotagede […]
-
Sepenggal Tentang Mbah Tumir, Penjual Ubi Rebus di Jogja – Info UKM Titipku 14 January 2019[…] Segarnya Lotis di Jogja Racikan Pak Tupar Depan BNI Kotagede […]