Titipku -Rendang merupakan makanan khas Padang dan semua orang mengetahuinya. Makanan yang berbahan dasar daging itu pun bisa dinikmati tanpa harus datang ke Padang, Sumatera Barat secara langsung. Banyak orang yang bahkan bukan orang Padang, juga bisa membuat rendang sehingga cita rasa rendang dapat dinekal oleh lidah banyak orang. Pun ada banyak restoran makanan Padang yang ada dimana-mana.
Tapi rendang yang dibuat oleh orang Padang sendiri pasti lebih nampol rasanya.
Orang Padang atau memiliki darah Padang yang merantau di berbagai penujuru nusantara, berkontribusi dalam menyebarkan makanan yang kaya akan rempah ini. Rendang pun juga bisa menjadi ladang pundi-pundi rupiah bagi mereka, karena sudah banyak yang mendirikan usaha kuliner dengan menu rendang di dalamnya.
Salah satu sosok yang memiliki usaha kuliner rendang adalah Rizzky Hudayani.
Perempuan asal Bojonegoro ini sudah 3 tahun menggeluti usaha Rendang di Jogja. Rendang produksinya dikenal dengan “Rendang Endes”. Tak hanya berbahan daging sapi, Rendang Endes juga memiliki varian lain yaitu rendang ayam kampung, rendang jengkol, bahkan rendang telur.
Selain rendang, Bu Rizzky menerima pesanan untuk membuat menu nasi bakar dengan campuran ikan bandeng dan daging ayam.
Resep Turun Temurun
Tidak hanya memiliki darah Padang yang didapat dari sang ayah, Bu Rizzky juga memiliki darah Jawa Timur. Nasi bakar sendiri merupakan makanan khas Jawa Timur. Sehingga rendang dan nasi bakar adalah menu favorit keluarga.
Keluarga Bu Rizzky juga sudah memiliki usaha kuliner sejak dulu. Sang adik, pernah memiliki usaha katering yang berjalan sekitar 15 tahun. Bu Rizzky sering membantu produksi saat banyak pesanan. Nasi bakar adalah menu yang paling banyak dipesan. Kemudian pada janurari 2019, Bu Rizzky meneruskan menu nasi bakarnya saja.
Orang tua Bu Rizzky sudah sering membuat rendang, sehingga resep Rendang Endes ini merupakan resep turun temurun. Apalagi orang tua Bu Rizzky juga sudah berjualan rendang di Jogja.
Cocok Bagi Yang Memiliki Mobilitas Tinggi
Rendang Endes memiliki ketahanan sampai satu bulan, jika disimpan di dalam freezer. Sedangkan jika pada suhu normal, bisa tahan sampi lima hari.
Pada dasarnya, rendang memang bukan makanan cepat saji. Tetapi praktis, karena tidak perlu memasak setiap hari. Untuk orang yang memiliki banyak kegiatan atau mobilitas tinggi sehingga tidak sempat memasak, rendang ini bisa menjadi solusi lauk yang pas.
Rendang yang disimpan di dalam freezer bisa dipanaskan untuk bisa dimakan lagi. Cocok sebagai lauk. Atau bagi yang pergi keluar negeri, rendang bisa dibawa secara praktis.
Melihat kondisi orang masa kini yang mobilitasnya tinggi itu lah yang menjadi ide awal Bu Rizzky membuka usaha rendang.
Pelanggan Rendang Endes juga didominasi oleh ibu-ibu yang ingin menyetok lauk di rumah. Selain itu, banyak pelanggan yang memsan Rendang Endes untuk dikirim ke ana-anaknya di perantauan.
Menjaga Komunikasi dengan Pelanggan
Pada awalnya, hanya tetangga-tetangga saja yang tahu jika Bu Rizzky menerima pesanan rendang. Lama kelamaan, pelanggan mulai bertambah. Terutama di kalangan teman-teman Bu Rizzky.
Saat-saat sepi pesanan, bahkan Bu Rizzky aktif untuk mempromosikan rendangnya di beberapa group-group whatsapp. Kira-kira begini bunyinya,
“Saya hari ini masak nasi bakar bandeng sama pepes. Kalau ibu-ibu mau pesan, silakan.”
Biasanya setelah itu akan muncul pesanan. Bu Rizzky mengaku bahwa hal itu beberapa kali beliau lakukan dengan menawarkan menu yang berbeda, sehingga tidak monoton.
Bu Rizzky juga berusaha untuk keep in touch dengan pelanggang-pelanggan, sehingga komunikasi tidak hanya untuk jualan saja. Beliau sering membagikan informasi-informasi mengenai bahan-bahan dan bumbu rendang yang dipakai. Misalnya fungsi kayu manis yang dipakai sebagai salah satu bumbu rempah Rendang Endes.
Apalagi Rendang Endes ini memiliki keunggulan yaitu tidak mengandung MSG dan pengawet. Daging yang digunakan sebagai bahan dasar rendang merupakan daging dengan kualitas nomor satu.
Harapan
Bu Rizzky selaku pemilik usaha Rendang Endes berencana untuk membuat Rendang Endes dengan kemasan kaleng supaya lebih awet. Lalu mendaftarkan Rendang Endes pada sertifkasi halal dan BPOM. Dengan begitu, Rendang Endes dapat masuk ke supermarket-supermarket.
Kendala Pemasaran
Selama menjalankan usaha Rendang Endes, Bu Rizzky mengaku tidak memiliki duka. “Suka-suka aja,” kata beliau. Untuk modal dan bahan baku, beliau tidak ada kesulitan.
Namun, ada kendala di bagian pemasaran. Selama ini, pemasaran Rendang Endes masih mengandalkan pemasaran mulut ke mulut dna dropsit.
Rendnag Endes belum memasarkan via media sosial maupun market place. Sempat memiliki facebook, namun tidak sempat untuk dikelola lagi karena Bu Rizzky masih fokus di produksi.
Bu Rizzky juga sempat mengikuti pelatihan menggunakan google my business. Namun lagi-lagi terbengkalai karena Bu Rizzky tidak memiliki tenaga kerja untuk mengelola pemasaran online.
Titipku telah membantu UKM ini agar masuk pada platform online melalui aplikasi digital. Ayo dukung usaha menengah seperti Rendang ini agar semakin maju. Apalagi Rendang Endes masih terkendala dalam pemasaran online. Industri rumahan pun tak membatasi siapapun untuk berkontribusi pada perekenomian Indonesia.
Melalui aplikasi Titipku, kalian juga bisa posting usaha UMKM manapun supaya produk lokal Indonesia dapat terdigitalisasi. Titipku membantu digitalisasi UMKM melalui Penjelajah untuk memajukan produk-produk lokal Indonesia. Ayo Menjelajah!
Artikel kiriman dari Rima Trisnayanti
-
UMKM Harus Kantongi P-IRT atau BPOM? – Titipku 25 February 2020[…] Rendang Endes via Titipku […]
-
Budaya Makan Rendang Saat Idul Qurban – Titipku 09 August 2019[…] tentang tradisi pembuatan rendang, masyarakat Minangkabau pasti berada di garis paling depan. Ya benar, masakan satu ini berasal dari […]