Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tanggal 8 Maret setiap tahunnya sebagai bentuk penghormatan terhadap perempuan di seluruh dunia. Tujuan dari perayaan ini adalah untuk memperjuangkan kesetaraan gender, meningkatkan kesadaran terhadap isu-isu gender, dan mengapresiasi kontribusi perempuan dalam berbagai bidang seperti politik, sosial, ekonomi, dan budaya.
Hari Perempuan Internasional pertama kali dirayakan pada tahun 1911 dan diakui secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa pada tahun 1975. Setiap tahun, tema perayaan Hari Perempuan Internasional berbeda-beda, dan di tahun ini kampanye yang diangkat adalah #EmbraceEquity atau merangkul kesetaraan.
Berbicara tentang kesetaraan, tak bisa dipungkiri bahwa teknologi telah membantu memperjuangkan kesetaraan gender. Kampanye #MeToo adalah salah satu contohnya. Contoh lain, platform digital juga telah memungkinkan para perempuan untuk mengembangkan usahanya ataupun berperan dalam dunia pekerjaan.
Merujuk pada Magdalene, kesetaraan gender di dunia kerja masih perlu diperjuangkan karena masih ada masalah seperti gaji perempuan yang di bawah laki-laki dan sulitnya perempuan mendapat promosi jabatan daripada laki-laki. Sementara, menurut Glints, di dunia usaha hanya 36% pemilik bisnis adalah seorang perempuan, sementara 94% pembuat keputusan terkait modal usaha di venture capital adalah pria.
Artikel ini akan membahas bagaimana peran teknologi yang diciptakan Titipku ini juga membantu meningkatkan kesetaraan gender, terutama perempuan di dunia usaha dan dunia kerja.
Kesetaraan di Bidang Usaha
Munculnya aplikasi Titipku Lapak membuat para pedagang di pasar, baik laki-laki atau perempuan, punya kesempatan yang sama untuk mempromosikan usahanya secara digital.
Salah satu pedagang perempuan yang bisa membesarkan usahanya di pasar lewat aplikasi Titipku adalah Dewi. Dewi adalah pemilik toko ikan di Pasar Modern Paramount. Meski Dewi mewarisi usaha ini dari ayahnya, namun Dewi lah yang memiliki keputusan untuk mengembangkan usahanya secara digital lewat Titipku.
“Awalnya kan lihat teman-teman di pasar yang lain pada daftar Titipku. ‘Itu apaan?’ saya tanya begitu. Mereka jawab ‘ini Titipku,’. Menurut saya bolehlah bergabung, dan bertahan sampai sekarang,” ungkap Dewi.
Menurut Dewi, ia berperan penting dalam menjalankan usaha toko ikan ini, terutama untuk persoalan transaksi digital. “kalau nggak ada saya akan repot, ribet. Terbengkalai lah kalau nggak ada saya,” ungkapnya.
Merujuk pada pernyataan Dewi di atas, dapat diartikan bahwa adanya teknologi Titipku membuat Dewi memiliki kemampuan untuk berdagang dengan teknik yang tidak dikuasai oleh pekerjanya yang lain. Adanya teknologi Titipku juga membuat usaha milik Dewi bisa berkembang dan bisa bersaing dengan pengusaha lain di Titipku, baik pengusaha laki-laki atau pengusaha perempuan lainnya.
Baca Juga:
Titipku Komitmen Bantu Urus Belanja Perempuan Karir Jakarta
Kenapa Warna Pink Bisa Lekat Dengan Perempuan?
Ini Tanda Moms Baby Blues, Dan Berikut Cara Mengatasinya
Kesetaraan di Dunia Kerja
Sudah bukan rahasia lagi jika di Titipku mengangkat perempuan sebagai C Level, yakni Faradhita Delicia. Di Titipku, Faradhita berperan sebagai Chief Marketing Officer sejak 2019. Selain Dhita banyak lead dan manajer perempuan juga di Titipku.
Culture kesetaraan gender yang dibentuk di Titipku ini juga diterapkan untuk para kurir belanja Titipku yang bernama Jatiper. Di posisi Jatiper ini, setiap gender memiliki porsi yang sama untuk memproses pesanan. Jatiper juga memiliki kesempatan yang sama untuk mendapat penghargaan.
Sebagai bukti, pada kuartal 2 tahun 2022, Titipku membuat penilaian kepada para Jatiper. Hasilnya, peringkat pertama dan kedua Jatiper terbaik dimenangkan oleh dua perempuan, yakni Risa Natalia di peringkat pertama dan Silvia Eka Lestari di peringkat kedua.
Tak hanya itu, fakta lain menunjukkan bahwa Risa Natalia di kuartal 1 Tahun 2022 juga memenangkan Jatiper Terbaik juga.
Jatiper Risa Natalia menjadi Jatiper Terbaik karena mendapat rating 5.00 atau sempurna, dengan nilai kepuasan 100% dan ketepatan waktu 88%. Sementara, Jatiper Silvia Eka Lestari menjadi Jatiper Terbaik Kedua setelah mendapat rating 4.99, dengan nilai kepuasan 99,7% dan ketepatan waktu 91%.
Adanya penilaian Jatiper berdasarkan rating menunjukkan bahwa penilaian dilakukan secara objektif, oleh para pelanggan Titipku juga. Artinya, para perempuan hebat ini bisa menjadi Jatiper Terbaik karena pekerjaan yang mereka lakukan benar-benar memuaskan pelanggan.
Dari sini, bisa disimpulkan bahwa teknologi belanja dari Titipku juga telah membuka lapangan pekerjaan sebagai Jatiper yang bisa diisi oleh baik laki-laki atau perempuan. Setelah menjadi Jatiper, peluang untuk mendapat pesanan juga dibagi secara rata tanpa memandang gender. Penghargaan yang diberikan pun dinilai secara objektif.
Semoga ke depannya Titipku bisa turut mengamalkan kesetaraan gender di tiap usahanya. Selamat Hari Perempuan Internasional 2023!
-
Titipku for Business Makin Luas, Kini Sasar Horeka – Titipku Blog 15 March 2023[…] Juga: Refleksi Titipku di Hari Perempuan Internasional Nikmati Keuntungan dari Program Referral Titipku CMO Titipku Jadi Pembicara Webinar Digitalisasi […]