Pada zaman kejayaannya,
Nokia memegang pangsa pasar dunia hingga 80%. Itu berati dari sepuluh orang pengguna telepon seluler di dunia, delapan orang menggunakan nokia sisanya menggunakan merek merek ponsel lainnya seperti Siemens, motorola dan sebagainya..
Begitu hebat nokia pada masanya, sampai peluncuran produk produk barunya menjadi headline media dunia. Bahkan calon pembeli rela mengantre dan memesan produk baru tersebut jauh hari sebelumnya. Namun pada akhirnya, nama nokia jatuh sangat dalam. Kenapa?
Nokia memiliki kredo ” connecting people“, namun perusahaan itu terlaku berfokus pada pengembangan desain produk. Nokia tidak terlalu memperhatikan fitur komunikasi yang mewujudkan ” connecting people” itu sendiri.
Kemudian mencullah blackberry dengan fitur blackberry messengernya yang mewujudkan slogan connecting people, akhirnya orang yang menyukai fitur tersebut memilih menggunakan blackberry dan meninggalkan nokia. Inovasi desajn produk yang dilakukan oleh nokia terbukti tidak tepat dan tidak membawa manfaat bagi para pelangganya.
Dalam waktu relatif singkat, blackberry mengalami nasib serupa dengan nokia. Blackberry lupa, meskipun banyak yang menyukai gitur chat dan gruo BBM yabg dimilikinya. Tidak semua orang menggunakan paltform blackberry
.
Operating system OS dari apple dan android lebih banyak digunakan pada gawai lain selain blackberry. Os ini memungkinkan orang menggunakan fitur chatting cross paltform dengan aplikasi seperti whatsapp, line, kakao talk, dan lain sebagainya.
Dengan munculnya pesaing, ditambah desain blackberry yang begitu begitu saja. Orang orang memutuskan untuk pindah. Hasilnya blackberry menyusul langkah kejatuhan nokia. Blackberry terbukti tidak gesit melakukan inovasi sehingga gagal mengejar para kompetitornya