Ketika Moms dan keluarga liburan atau pulang kampung ke Solo, ga afdol rasanya kalau tidak membawa oleh-oleh serabi solo. Kue serabi ini menjadi populer, salah satunya karena produsen serabi Solo legendaris, Serabi Notosuman.
Serabi Notosuman sudah ada sejak hampir seabad yang lalu, dan hingga kini eksistensinya tetap terjaga. Di artikel kali ini, kita akan mengenal lebih dalam serabi notosuman dan serabi solo secara umum, mulai dari sejarahnya, resepnya, hingga bagaimana mendapatkan produknya jika Moms tinggal di Jakarta.
Baca Juga:
– Serabi Notosukma Khas Solo, Dari Seorang Mantan Pekerja Pabrik
– Serabi Solo di Jogja, Serabi Solo Ala Bu Rini Gejayan
– Jajanan Pasar yang Bisa untuk Takjil. No. 3 Favorit Moms Bukan?
Sejarah Serabi Solo dan Serabi Notosuman
Melansir dari Solopos, Serabi Solo pertama kali diciptakan oleh pasangan etnis Tionghoa bernama Hoo Ging Hok dan Tan Giok Lan. Tabloid Nova edisi 24 September 2000 menceritakan bahwa nyonya Hoo Ging Hok adalah orang pertama yang membuat serabi di Kota Solo. Uniknya, serabi bikinan Hoo Ging Hok terkesan dibuat berdasarkan request pembeli.
Nyonya Hoo Ging Hok awalnya hanya berjualan apem. Ia berjualan karena apem buatannya disukai tetangga dan banyak tetangga yang memesan apem padanya.
Suatu ketika, ada tetangga yang meminta Hoo Ging Hok membuat apem dengan bentuk lebih pipih. Lantaran bentuknya yang beda, orang menyebutnya dengan nama serabi, bukan apem. Di luar dugaan, makanan ini justru digemari dan hingga sekarang terkenal dengan nama serabi Solo.
Serabi Notosuman sendiri adalah toko serabi yang dimiliki oleh keturunan Hoo Ging Hok. Disebut serabi Notosuman karena toko ini dulunya berada di Jl. Notosuman, dan kini jalannya sudah berganti nama menjadi Jl. Moh. Yamin.
Di Jl. Notosuman, ada dua serabi yang menjadi legenda, yakni Serabi Notosuman Lidia dan Serabi Notosuman Handayani. Tempatnya saling berdekatan dan kedua toko ini merupakan keturunan dari perintis Serabi Solo.
Resep Serabi Solo
Bahan:
- 250 g tepung beras
- 30 g tepung tapioka
- 5 g ragi instan
- 250 g gula pasir
- 400 ml santan encer yang dihangatkan
- 100 ml santan kental yang direbus sampai hangat
- Garam secukupnya
Cara membuat:
- Campur tepung beras, tepung tapioka, gula pasir, ragi, garam, dan santan encer. Aduk hingga rata. Jika adonan sudah rata, diamkan selama 20 menit.
- Jika sudah didiamkan selama 20 menit, mulai panaskan cetakan serabi dengan api sedang. Setelah itu, masukkan adonan ke dalam cetakan, lalu tutup dengan tutup cetakan serabi.
- Jika adonan sudah agak matang, tuangkan 1 sendok sayur santan kental. Lalu, tutup lagi adonan dan tunggu hingga matang.
- Jika hampir matang, taburi serabi dengan topping seperti pisang, nangka, meses, atau keju.
- Angkat dan sajikan serabi solo selagi masih hangat.
Serabi Notosuman Tahan Berapa Hari
Karena mengandung santan yang cukup banyak, serabi solo ataupun Serabi Notosuman tidak bertahan lama. Untuk suhu ruangan, serabi hanya bertahan selama 1 hari. Sementara itu, jika serabi disimpan di kulkas, bisa bertahan selama 2-3 hari. Namun, dari pengalaman pribadi MinTip, pada hari ketiga rasa dari serabi sudah agak berbeda.
Oleh sebab itu, pastikan untuk memakannya dengan segera. Kalaupun ingin dibawa sebagai oleh-oleh, pastikan tidak membelinya jauh hari sebelum tanggal kepulangan.
Belanja Serabi Solo di Titipku
Butuh belanja serabi Solo? Moms bisa beli di pusat oleh-oleh terdekat dari lokasi Anda. Namun, jika tidak ingin ribet, Moms bisa membeli serabi Solo di toko jajanan pasar di pasar terdekat kok. Barangkali bukan Serabi Notosuman mereknya, namun tidak kalah lezatnya kok.
Belanjanya pakai Titipku aja Moms biar serabinya diantar dan Moms ga perlu belanja langsung ke pasar. Di Pasar Rumput Setia Budi, ada pedagang yang khusus berjualan Serabi Solo nih! Namanya Serabi Solo Mahmud.
Yuk download Titipku di Google Playstore atau Apple Appstore dan selamat jajan serabi Solo!