Titipku – Banyak titik keramaian menjadi tempat jajan bagi masyarakat. Biasanya di dekat pasar, supermarket, lapangan, alun-alun, dan sebagainya. Tempat-tempat yang strategis biasanya dijadikan tempat untuk berjualan makanan. Meskipun tidak menetap. Hanya berjualan setiap sore, misalnya.
Gorengan menjadi salah satu jajanan yang selalu diburu. Aneka bahan yang dicampur dengan tepung terigu, kemudian digoreng sampai kering menghadirkan sensasi tersendiri saat memakannya. Ada campuran gurih dan kriuk. Bumbu yang dipakai pun sederhana seperti garam dan bawang putih.
Nah gorengan paling nikmat disantap saat masih hangat, tak lupa dengan ‘lalapan’ cabe rawit hijau. Bisa untuk lauk. Tapi biasanya gorengan dikonsumsi untuk ramai-ramai.
Pada umumnya jenis gorengan yang ada yaitu tempe mendoan, tahu isi, bakwan atau bala-bala, pisang goreng, singkong goreng, cireng, dan sukun goreng. Nah, untuk jenis gorengan yang terakhir, mungkin tidak selalu ada. Mengingat keberadaan buah sukun saat ini cukup langka.
Seperti apa sih buah Sukun itu?
Bagi generasi muda saat ini, mungkin nama “sukun” terdengar tidak familiar. Sukun ini sebenarnya nama dari sejenis pohon. Lalu buahnya juga ikut-ikutan disebut dengan sukun. Buah sukun ini tidak berbiji. Bentuknya bulat dengan kulit berwarna hijau. Kalau dibelah, agak mirip seperti buah kiwi kalau dibelah. Ada kerutan-kerutan di bagian tengah. Daging buah sukun berwarna putih dan sangat tepat. Empuk mirip setelah dimasak dengan cara direbus ataupun digoreng.
Sampai sekarang, orang Eropa mengenal sukun sebagai “buah roti” atau breadfruit (bahasa Inggris). “Sukun” berasal dari bahasa Jawa yang berarti tanpa biji. Sebutan sukun berbeda-beda pula di daerah lain, ada kulur (Sunda), kalawi (Minang), bakara (Makassar), dan kulu (Aceh).
Pohon sukun paling cocok tumbuh di dataran rendah yang beriklim tropis. Tak heran jika pohon sukun bisa tumbuh subur di tanah Indonesia. Bahkan pohon sukun dapat tumbuh di kawasan pesisir pantai. Bisa sih, tumbuh di dataran tinggi atau pegunungan. Tapi nanti akan sulit berbuah.
Sukun dapat menjadi sumber karbohidrat yang tinggi. Dirangkum dari laman jurnalbumi.com, buah sukun dimanfaatkan sebagai makanan pokok di negara-negara Pasifik Selatan. Di Indonesia, buah sukun hanya dimanfaatkan sekedar panganan atau makanan fungsional. Buah ini tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama dalam keadaan segar. Hanya bisa bertahan sekitar 5 hari dalam suhu ruangan.
Kabar gembiranya, buah sukun mengandung lemak yang rendah, tidak mengandung gluten dan kolesterol. Indeks glikemiknya lebih baik jika dibandingkan dengan sumber pangan seperti beras, kentang, dan gandum. Indeks glikemik adalah angka yang menunjukkan pengaruh makanan terhadap kadar gula darah.
Rupanya banyak buah yang mengandung anti oksidan, sukun salah satunya, buah sukun mengandung zat karoten dan lutein. Zat-zat tersebut berfungsi sebagai antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari radikal bebas.
Olahan Buah Sukun
Buah sukun dapat dipanen baik ketika masih muda maupun setelah matang. Buah yang sudah matang dapat dikonsumsi langsung atau diolah terlebih dahulu dengan cara sederhana. Berbeda dengan buah sukun muda yang harus diolah lebih lanjut agar bisa dimakan.
Kandungan karbohidrat yang tinggi dalam buah dukun dapat dijadikan sebagai makanan pokok pengganti beras atau gandum. Kendati demikian, hanya sebagian kecil masyarakat yang melakukannya. Hal ini disebabkan karena buah sukun tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama. Buah sukun yang dibiarkan lama dan tidak diolah, akan cepat membusuk.
Pengolahan lebih lanjut pada buah sukun dapat membantu memperpanjang umur simpan. Buah sukun cocok untuk dikukus, direbus, dan digoreng seperti yang ada pada penjual gorengan. Tak hanya itu, buah sukun juga bisa dijadikan sebagai kripik. Setelah dikupas, daging buah sukun diiris tipis-tipis kemudian dijemur sampai kering. Setelah itu bisa langsung digoreng menggunakan minyak panas.
Ada satu pengolahan yang unik. Di negara Fiji, buah sukun difermentasi terlebih dulu sebelum disimpan. Hasil fermentasi berbentuk seperti pasta berwarna putih kekuningan. Pasta ini dijadikan sebagai bahan dasar untuk membuat roti khas Fiji.
Buah sukun juga bisa dijadikan sebagai tepung pengganti tepung terigu untuk bahan roti dan kue. Ingat jika sukun tidak mengandung gluten? Apakah kamu juga sudah tahu jika gluten dapat berpengaruh pada adonan kue? Nah, karena sukun tidak mengandung gluten, masih diperlukan bahan campuran lain seperti tepung terigu. Perbandingannya sekitar 1:3. Dalam hal ini, tepung sukun dapat menghemat penggunaan terigu.
Ternyata selain diolah menjadi gorengan, sukun memiliki banyak hal yang tidak banyak diketahui, ya. Rasa daging buah sukun yang sudah diolah hampir mirip seperti ubi. Tetapi lebih gurih dan lembut.
Kalau kamu mendapati penjual atau supplier buah sukun di sekitarmu, bisa kalian ulas di aplikasi Titipku, lho. Kemudian unggah ulasanmu. Semakin lengkap kalian mengulas mereka, semakin banyak pula informasi yang dapat ditampilkan. Setelah membaca artikel ini, siapa tahu ada tertarik ingin menggoreng sukun sendiri karena penasaran dengan rasanya. 😀 Ayo Menjelajah! Temukan UMKM-UMKM juga lainnya agar semakin maju dan naik kelas!
-
Tekun Mengolah Sukun: 5 Resep Olahan Sukun yang Dijamin Lezat – 11 November 2022[…] Juga: – Menelisik Dengan Asik: Buah Sukun – Seberapa Sering Kamu Makan Gorengan? – Resep & Cara Membuat Donat Kentang Empuk […]