Titipku.com – Bagi yang suka memburu menu takjil dan buka puasa, pasti tidak akan asing dengan Masjid Jogokariyan. Bukan sekedar berdiri di tengah kampung di pinggiran Kota Yogyakarta. Namun nama besar Masjid Jogokariyan ini sudah sejak lama tersohor ke berbagai belahan dunia.
Sejarah Masjid Jogokariyan
Menurut salah satu pengurus masjid tersebut, pembangunan masjid dilakukan pada tahun 1966 dan mulai digunakan sejak 1967. Penamaan masjid Jogokariyan diambil dari nama kampung. Hal ini mengambil kebiasaan Nabi Muhammad SAW yakni memberi nama masjid sesuai dengan lokasi masjid itu berada. Memang, Rasulullah berdakwah di Quba namanya Masjid Quba. Begitupun saat berdakwah di Bani Salamah, masjidnya juga bernama Bani Salamah sesuai dnegan nama tempatnya.
Pembangunan masjid ini bermula dari tanah wakaf seorang pedangang batik dari Karangkajen, Yogyakarta. Mulanya masjid ini terletak di sebelah selatan kampung Jogokariyan. Namun seing berjalannya waktu, akhirnya takmir masjid pertama yaitu Ustadz Amin Said mengusulkan untuk memindahkan masjid ke tengah kampung.
Sampai pada akhirnya, masjid Jogokariyan dengan segala perkembangannya Masjid Jogokariyan berdiri di sudut perempatan kampung. Pembangunnya bertahap. Mulanya masjid ini hanya terdiri dari bangunan inti saja, namun kemudian berkembang setelah tahun 2006. Pengurus masjid mendirikan Islamic Center di sisi timur bangunan utama.
Mulanya hanya sebesar langgar saja, dan ketika tahun 2006 ada yang rumahnya runtuh di sebelah masjid. Adalah pemilik rumah mempersilahkan saja jika ingin dibeli. Dari penawaran inilah kemudian pihak masjid membuka kesempatan infaq untuk siapapun yang berkenan. Dan di sebuah Islamic Center Masjid Jogokariyan inilah segala kegiatan pelayanan jamaah banyak dilakukan. Ada sekitar 28 divisi yang bekerja. Di antaranya biro klinik, biro kaut, dan juga komite aksi untuk umat.
Masjid Ini Lakukan Banyak Kegiatan Bermanfaat
Banyak kegiatan yang berjalan di masjid Jogokariyan inilah yang membuat masjid ini tidak pernah sepi. Meskipun di luar Bulan Ramadhan, jamaah sholatnya selalu ramai. Tentu, ini menjadi menarik perhatian masyarakat muslim tidak hanya di luar Jogja, namun juga luar negeri. Apalagi masjid ini juga memiliki website resmi sederhana.
Dari penyampaian pengurus, ada banyak yang studi banding. Beberapa tahun lalu ada parlemen Eropa yang datang ke masjid Jogokaryan ini. pernah juga ulama Palestina berkunjung. Mereka juga menanyakan mengapa masjid kampung ini bisa berkelas dunia padahal bukan masjid agung.
Rupanya mereka mengatakan rahasianya ada pada sebuah prinsip yang dipegang pengurus masjid dan masyarakat sekitar. Pengurus masjid bukan sekedar mengurus masjid namun juga melayani jamaah. Mereka, para pengurus memiliki klinik. Ada juga divisi-divisi yang langsung ke masyarakat. Kotak infaq yang besar dan lubangnya besar, yang mungkin bisa dimasukkan uang 5juta. Hehehe
Masyarakat juga melihat bagaimana uang dari infaq berputar untuk kepentingan jamaah. Uang diperoleh dari infaq seharusnya digunakan untuk keperluan umat atau kegiatan-kegiatan yang bermanfaat untuk jamaah.
Baca Berikutnya Yuk: Perhatikan Waktu Tepat Saat Anda Tawarkan Produk Di Bulan Puasa
Dilansir dari: https://news.detik.com/berita/d-2952245/masjid-jogokariyan-yogya-masjid-kampung-yang-mendunia/2