Titipku – Angkringan Jos Ibu Supriyati, begitulah namanya. Angkringan dibalik perjuangan seorang ibu membesarkan anak dan membantu perekonomian keluarga dari jam 9 pagi sampai jam 3 sore.
“Bikin sendiri semuanya. Ada yang titipan seperti apem ini. Masak sendiri kadang malam sudah dicicil, sudah masak-masak nanti tinggal gorengnya pagi-pagi juga masak nasi pagi.”
Inisatif membuka angkringan di Jalan Balirejo, Muja Muju, Umbulharjo Jogja ini karena bu Supriyati melihat adanya peluang usaha angkringan yakni sekitar bulan November 2018. Kebetulan lagi ada perusahaan yang baru dibangun dan memiliki banyak karyawan.
Suka Duka
Meski belum ada satu tahun menjajakan angkringan, ia menceritakan bagaimana keluh kesahnya selama berpengalaman menjadi seorang pedagang.
“Sukanya kalau pada jujur. Misalnya orang makan 5 bilang 3 kadang ambil 2 satenya nggak dihitung. Ada yang jujur gitu ‘bu ini ada uang 5000 tapi belum ngambil uang sisanya besok ya’ ohya tidak apa-apa. Tapi kalau makan terus kabur alhamdulillah tidak ada.”
Menurutnya berjualan angkringan adalah pilihan berdagang yang mengasyikan, bisa tambah pengalaman, teman juga saudara. Suaminya bekerja sebagai seorang sopir pribadi. Untuk meringankan kebutuhan keluarga inilah alasan mendasar bu Supriyati berjualan angkringan.
“Saya pernah kerja di toko, pernah laundry, rumah makan pernah, jualan cilok juga pernah ada tiga tahunan. Di simpang itu, sudah lama sebelum ini.”
Bu Supriyati memiliki alasan mengapa akhirnya ia berhenti. Sudah tidak ada kenyamanan lagi dengan juragannya yang mulai dirasa melepas tanggung jawab. Kadang ia juga merasa semakin hari semakin tertekan karena ada bahasa tersirat bahwa ciloknya harus habis 1000 tusuk. Alhasil setelah diskusi dengan suaminya, ia memutuskan berhenti berjualan cilok lagi dan beralih berjualan angkringan.
“Mulai puasa itu sudah tidak jualan. Jadi ya sekitar 5-6 bulan di rumah. Sekitar pertengahan Desember 2018. Libur panjang itu saya sudah berjualan”
Adapun harapan ke depan ia ingin bisa menambah angkringan di samping kantor dengan lokasi yang lebih strategis. Ia sudah mengajukan pinjaman dengan pertimbangan pengalamannya berjualan.
“Saya berani mengajukan pinjaman karena saya sudah pengalaman, omzetnya sekian. Laku tidak laku, kalau tidak laku ya makan sendri. Awalnya kan ambil punya orang (makanannya). Terus diskusi ke suami bagaimana kalau masak sendiri.”
Pendapatannya berjualan angkringan dirasa lumayan. Setidaknya sehari ada uang yang ia sisihkan. Meski itupun masih kotor. Namun paling tidak berjualan di lokasi ini sudah dapat izin. 🙂
Semoga laris terus ya jualan bu Supriyati ini.
Baca Artikel Lainnya: Satu Lagi Angkringan di Yogya, Angkringan Bu Martilah
Ayo Menjelajah!
Kami sudah bantu UMKM ini agar masuk online melalui Aplikasi Titipku. Kamu juga bisa posting usaha UMKM manapun agar tulang punggung perekonomian Indonesia semakin maju!
Titipku membantu Digitalisasi UMKM melalui Penjelajah untuk memajukan Perekonomian Indonesia. #AyoMenjelajah