Titipku – Selain makanan, usaha laundry sangat laku di tengah-tengah area kampus. Maklum saja, mahasiswa yang tinggal di kos seringkali tidak ada waktu untuk mencuci baju atau di tempat kosnya tidak ada tempat khusus untuk mencuci. Sehingga mereka memilih untuk menggunakan jasa cuci dan setrika. Toh, hasilnya memuaskan dan praktis. Bersih, rapi, dan wangi.
Di Jalan Kaliurang, bahkan kawasan “atas” Sleman, terdapat sebuah kampus cukup ternama yaitu UII. Mahasiswanya bahkan banyak yang berasal dari luar Yogyakarta. Maka dari itu, masyarakat sekitar bisa membuka usaha dengan pelanggan mahasiswa. Laundry salah satunya.
Ibu Wugiyati atau yang akrab disapa Bu Menuk merupakan salah satu pemilik laundry favorit mahasiswa UII yang kos di daerah Nglanjaran, Sardonoharjo, Ngaglik, Sleman. Sejak tahun 2016, Bu Menu menekuni usaha ini. Dengan modal dan peralatan sendiri, seperti mesin cuci dan setrika. Lalu ada peralatan tambahan seperti rak untuk baju, plastik, timbangan sabun, dan parfum.
Awalnya, malah anak kos di sekitarnya yang menyarankan Bu Menu untuk membuka jasa laundry. Akhirnya dilakukan oleh beliau. Daripada musim kemarau gak ada kerjaan di sawah, kata beliau. Sebelum ini, Bu Menu memang berprofesi sebagai petani.
Usaha laundry bagi Bu Menu, perputaran uangnya cepat meski sedikit-sedikit. Tapi kerjanya enak, karena di rumah sendiri. Jadi bisa lebih leluasa. Tidak panas-panasan juga.
Besar harapan Bu Menu agar laundry miliknya bisa semakin maju. Dengan begitu peralatan laundry bisa bertambah dan bisa merekrut karyawan.
“Pengen ganti gosokan,”celetuk Bu Menu sambil tertawa.
Selama ini, Bu Menu mengerjakan sendiri, tapi juga dibantu oleh suami dan anak bungsunya. Kebetulan anak bungsu Bu Menu kuliah juga di UII. Jadilah beberapa teman putrinya menjadi pelanggan Bu Menu.
“Kasihan anak-anak kalau mahal-mahal.”
Bu Menu sudah terbiasa menyebut para pelanggannya “anak-anak”, karena rata-rata adalah mahasiswa kos di sekitarnya dan teman-teman sang putri bungsu. Bagi Bu Menu, kalau melihat pelanggannya yang mahasiswa, sudah dianggap seperti anak sendiri.
Harga per kilo cucian yang dipatok Bu Menu hanya Rp3.500, sedangkan untuk setrika saja Rp 2.500. Harga ini lebih murah daripada yang lain. Bahkan bisa antar-jemput. Gratis. Ketika meminta dipercepat, Bu Menu juga tidak menaikkan harga.
Bu Menu teringat anaknya yang merantau di Karawang, Jawa Barat. Dulu saat anak beliau masih tinggal di kos, jasa laundry di sana mahal katanya. Jadilah, Bu Menu tidak tega jika mematok harga tinggi untuk mahasiswa yang tinggal di kos.
Permintaan kilat selalu didahulukan oleh Bu Menu. Misalnya, kemarin lusa diantar, kemarin siang sudah selesai dikerjakan. Bahkan diantar Bu Menu ke tempat pelanggannya.
Tak heran jika banyak yang menjadi pelanggan tetap Bu Menu. Meski ada yang sudah pindah kos, tetap laundry di tempat Bu Menu. Bagi Bu Menu, antar-jemput laundrian tidak masalah. Beliau malah senang, bisa sekalian jalan-jalan.
Titipku telah membantu usaha ini untuk masuk ke pemasaran digital. Apalagi Laundry Menu ini belum pernah memasang iklan melalui media manapun. Harga yang terjangkau dengan hasil yang memuaskan, membuat Laundry Menu ini berpotensi untuk bisa lebih besar lagi. Semoga setelah bermitra dengan Titipku, Laundry Menu semakin laris. Hei, kamu yang kos di sekitar UII, laundry ke tempat Bu Menu yuk. Murah berkualitas, lho.
Ayo menjelajah!
Temukan UMKM-UMKM di sekitarmu agar bisa masuk ke marketplace melalui aplikasi Titipku. Cukup ulas mereka dan bagikan ulasanmu dengan yang lain pada aplikasi ini. Titipku memang dirancang untuk membantu pemasaran usaha mikro kecil dan menengah di ranah online.
-
Tiga Usaha Sekaligus, Inilah Mas Iwan Sang Penggerak Bisnis Keluarga – Titipku 08 January 2020[…] yang menjadi pelanggan. Ketika baru menikah, mas Iwan dengan ide dari istri juga mulai membuka usaha laundry “Care and Clean Laundry” di samping toko Lestari Jaya. Karena melihat banyak yang tinggal […]