Titipku.com – Pasar yang berada di tengah kota ini cukup terlihat ramai dengan hiruk pikuk pedagang dan pembeli yang silih berganti. Dari muka pasar, sudah banyak berjejer sesak pedagang dan aneka dagangannya. Karena jalanan yang hanya setapak, kami menelusur pasar hingga ke belakang pasar Demangan dan berjalan menuju lorong hingga menemui salah satu pedagang pasar Demangan yang sedang menyantap sarapannya dengan nikmat.
Ternyata kami dipersilahkan untuk bertanya-tanya dengan wanita yang sudah puluhan tahun berjualan di pasar Demangan ini. Namanya Bu Hadi, pedagang ikan asin dan rupa-rupa kebutuhan dapur pasar Demangan. Jualan ikan asin, bawang merah bawang putih, sudah menjadi rutinitasnya setiap hari.
Ia dan beberapa karyawannya yang sudah seusianya itu membuka pagi dengan kesediaan aneka kebutuhan. Ohya, bu Hadi ini ternyata memiliki tiga kios yang berlokasi di samping kanan dan di depannya persis. Tidak jauh dari jangkauan jika karyawannya kurang tahu ketersediaan barang, sebagaimana kami yang sempat mampir ke salah satu kiosnya dan ternyata pemiliknya adalah bu Hadi.
Di kios tempat ia menunggu pembeli tersedia berbagai jenis ikan asin, kecap, saus, garam, dll. Sementara itu kios kedua adalah untuk bumbu dapur seperti jahe, lengkuas, kunyit juga aneka kerupuk dan kebutuhan lainnya. Lalu kios ketiganya ada mie, gula jawa, telur, beras, dll.
“Kalau yang itu 11 ribu, yang 10 ya ada jenis berasnya c4 delanggu” katanya dengan menunjuk ke dagangan di kios depan.
Nah ia juga sedikit menjelaskan harga teri yang ada di lapaknya itu. “Satu kilo teri gundul ini harganya 60 ribu, ikan asin biasanya hanya 35 ribu. Bawang merah dan bawang putihnya saat ini 20 ribu.” jelasnya sembari menyantap makanannya dengan sedap.
Sudah sejak jam 3 pagi
Bu Hadi terlihat sosok yang optimis dan tetap bersemangat dalam melanjutkan hidup. Berkaca dengan ibu 7 anak dengan 14 cucu ini ia mengaku sudah berada di pasar Demangan sejak jam 3 pagi. Jualan pertamanya adalah lauk pauk(makanan matang) goreng-gorengan, yang mana saat kami jumpai sudah ludes tertinggal wadahnya saja.
Dengan anak 7, kini ia diramaikan dengan 14 cucu yang mana sudah mulai meniti karir masing-masing.
“Anaknya ada 7 sudah nikah semua, cucu sudah 14. Anak saya yang paling terakhir 26 tahun. Kalau anak pertama saya sudah 51 tahun, mbak!” Jawabnya membuat kami menganga. Wow, jadi berapa usia bu Hadi ini?
Ternyata sudah cukup berumur lho, yakni 74 tahun. Asam garam yang dilalui bu Hadi terlihat tuntas ia lakukan untuk melangsungkan kehidupan dan menghidupi anak-anaknya hingga berhasil. Kalian tahu? Ia sudah berjualan sejak tahun 65. Hmmm bagaimana pada masa itu pak Soeharto masih menjabat menjadi Presiden alias orde baru.
“Ya capek mbak sebenarnya, namun mau bagaimana lagi dibuat senang aja karena kebutuhan.”
Langganannya beragam
Soal pelanggan yang berbelanja di kios bu Hadi ini juga beragam. Biasanya adalah warung kelontongan, warung makan nasi rames, macam-macam katanya.
Sudah dari gadis ibu ini berjualan, seingatnya masih 18 tahun. Yah, berbagai pengalaman dengan bu Hadi ini cukup menyenangkan bukan? Lebih ramaikan lagi dagangan bu Hadi pasar Demangan ini yuk! 🙂
Buat kamu yang butuh teri dll, yuk order langsung dari pedagang pasar seperti Bu Hadi melalui Titipku! 🙂