Titipku.com – Banyak Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UKM) yang mengatakan bahwa mengurus persoalan sumber daya manusia (SDM) yang susah-susah gampang. Apakah benar? Menurut riset dari MarkPlus Insight sekitar 42,9% UKM mengatakan tidak ada kesulitan dalam mendapatkan tenaga yang terampil. Namun sektar 34,6% responden mengakui bahwa mereka kesulitan mendapatkan karyawan dengan keterampilan yang dibutuhkan.
Kreativitas adalah Kunci Bangun UKM
Pemain UKM pun tidak melihat atau menentukan batas minimal pendidikan dalam perekrutan. Kuncinya adalah kreativitas. Hal tersebut seirama dengan riset MarkPlus Insight yang mengatakan bahwa 64,5 UKM di Indonesia tidak melihat batas minimal pendidkan dalam perekrutan. Kuncinya adalah kreativitas. Hal ini seirama dengan hasil riset MarkPlus yang menemukan bahwa 64,5% UKM di Indonesia tidak melihat batas minimal pendidikan saat melakukan rekrutmen.
Jika para UKM mengaku tidak menghadapi kesulitan dalam menghadapi kesulitan dalam mencari SDM terkait produksi. Lain halnya dengan tenaga ahli di bidang manajemen dan pemasaran. Mengenai pelatihan ternyata para UKM membutuhkan waktu yang cukup lama untuk melatih tenaga kerja. Kreasi memiliki pasar tersendiri. Sistem manajemen pengembangan SDM menjadi penting karena menjadi dasar berjalannya bisnis itu sendiri.
Selain masalah produk ada hal lain yang harus diperhatikan UKM, khususnya apabila memberdayakan masyarakat setempat. Misalnya dengan menyesuaikan dengan kultur dan adat istiadat. Misalnya menyesuaikan dengan kultur dan adat istiadat. Dalam proses produksi bisnis UKM agak lambat dibandingkan pabrik. Kuncinya adalah sabar dan mau banyak mendengar.
Factor selanjutnya yang penting diperhatikan soal upah. Selayaknya perusahaan besar, soal upah para UKM harus bisa menarik minat para tenaga kerja. Kebanyakan pemain akan memberikan upah pokok dan variabel. Tergantung dari tingkat produktivitas. Selain itu, ada pula bonus bulanan yang bisa didapat para karyawan tersebut.
Lantas berapa besarannya? Berdasarkan riset MarkPlus Insight upah yang banyak diberikan UKM di kisaran Rp. 1juta, Rp. 1,5 juta, hingga Rp. 2 juta per bulan. Apabila dibayar per hari, upahnya di kisaran Rp. 50.000 hingga Rp. 100.000. namun lebih banyak yang memilih bayaran per bulan (Rp. 43,1%). Sementara untuk upah per jumlah barang yang diproduksi hanya sekitar 36% UKM yang menggunakan sistem ini.
Bagaimana rumusan terbaiknya? Para pelaku bisnislah yang mengetahui. Satu hal yang dipperhatikan. Bekerja dengan orang dan mesin jelas berbeda. SDM memiliki kebutuhan dan keinginan serta masa depan. Penting bagi para pemilik bisnis untuk sabar dan mau banyak mendengar para SDM mereka guna merumuskan kebijakan terbaik yang ujungnya akan berpengaruh pada tingkat produktivitas.
Gabung bersama Titipku yuk!
Titipku tidak hanya mendukung digitlisasi UKM. Tapi bisa menjadi wadah untuk kamu yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan 🙂
Sumber: Majalah Marketeers. 2016. Entrepreneurial Marketing Reciped.