Titipku.com – Pasar Godean menjadi salah satu pasar yang memiliki banyak pedagang-pedagang ramah dengan senyum khas orang Jogja. Sementara itu, dari sekian banyaknya pedagang, tim Titipku menjumpai salah seorangnya yang menjual produk dari anyaman bambu. Sebut saja ada bakul mini, tampah mini hingga tampah besar, adapula pelengkapnya seperti centong nasi dari kayu, talenan kayu, dan lainnya.
Mbah Widi begitu sebutan akrabnya saat menemui tim Titipku. Dialah salah seorang pedagang produk anyaman bamboo yang kami temui kala itu. Nenek dengan baju batik cokelat, serasi dengan jarik yang dikenakannya juga. Tengok kanan kiri dan melakukan negosiasi khas pedagang dan pembeli pasar tradisional.
Wanita ini berasal dari Mirisewu, Sidorejo Godean. Katanya, ia sudah berjualan di pasar Godean ini sejak kelas 3 SD, sejak belum punya suami. Hmmm selera humornya memang cukup tinggi. 😀 Mungkin tidak hanya tim Titipku yang cukup kaget dengan usia beliau yang ternyata sudah di angka 86 tahun.
Seharinya ia ke pasar tidak berjalan kaki. Melainkan diantar oleh anaknya.
“Jualannya sudah lama, itu ya sekitar kelas 3 SD, buat sambilan begitu. Anak saya 4, cucu sudah 7 dan buyutnya sudah 4 (buyut=turunan ke empat). Jadinya sama buyut ya 11.” Terangnya saat ia menceritakan keluarga sekilas kepada kami.
Sebagaimana pedagang-pedangang pasar lainnya, mbah Widi ini berjualan dari pagi hari sejak pukul 5 pagi hingga jam 1 siang. Bicara soal pendapatannya, kami cukup tertampar dari jawabannya.
Pendapatan Mbah Widi Setiap Hari yang Tak Seberapa
Dapat ya sedapatnya saja. Sedapatnnya saja tidak mesti orang kan ya mencari rejeki. Kadang dapat, kadang ya lumayan bisa untuk beli minum. Ya disyukuri, dinikmati rejeki dari yang Kuasa. Saya sekarang usianya sudah 86 tahun. Alhamdulillah masih diberi kesehatan.”
Setiap harinya beliau selalu stay di pasar Godean ini untuk menunggu yang mengantar dagangannya pada hari itu. “Ya nanti ada yang antar kesini. Asalnya barang-barang ini ya dari mana mana, saya tinggal nunggu disini saja. Mengiri, mirisewu, wah ya dari mana-mana. Ya untung sedikit-sedikit tidak masalah, untuk jajan cucu dan buyut.”
Cucunya sudah pada bekerja, kalau buyutnya sudah ada yang SMA. Dagangannya hanya bagian yang dihadapannya hingga ke utara saja. Harga dagangannya masih cukup murah lho! Tampah Anyaman dihargai Rp. 10ribu, sementara untuk bakulnya(tempat nasi) Rp. 15 ribu. Dan masih banyak yang murah lainnya.
Perjalanan kisah pasar Godean kali ini, mbah Widi. 🙂 Semoga menjadi inspirasi.
Baca Kisah Menarik Lainnya:
- Kisah Mbah Jum, Pedagang Wajik dan Jenang Pasar Godean
- Kisah Bu Ponirah, Penjual Bunga Tabur Pasar Godean
- Kisah Mbah Arjo, Pedagang Bumbu Dapur Pasar Godean
Yuk Ramaikan Dagangan Pasar dengan Titip ke Pasar via Titipku!
Banyak pedagang pasar lain yang setiap harinya menunggu untuk kamu larisi setiap harinya. Jikalau tak semapt, kamu bisa titip belanja melalui Titipku! 🙂
Dengan kamu membeli dari pedagang pasar, secara otomatis kamu telah mendukung tulang punggung Indonesia dalam memajukan perekonomian bangsa.
-
Beli Beras Ketan dan Bumbu Dapur, Singgahi Lapak Mbah Ponirah Pojok Pasar Legi – Info UKM Titipku 27 August 2018[…] Kisah Mbah Widi Pedagang Produk Anyaman Bambu […]