Titipku.com – Jika kamu melihat gula kelapa berbentuk padat dengan cetakan tertentu sudah familiar, nah bagaimana dengan gula kelapa semut halus? Buat kamu yang belum tahu mengenai gula semut merah, perkenalkan salah satu UMKM Jogja yang berlokasi di Kulon Progo, Yogyakarta yakni Kirey. Perlu digaris bawah, Kirey ini menggunakan gula kelapa ya, bukan gula aren.
Pak Tono mengangkat daerah tempat tinggalnya yang notabene petani kelapa dengan produk inovatif yakni gula kelapa semut. Usaha ini ia awali dari tahun 2007. Pria yang telah berpengalaman di bidang perhotelan ini mendapatkan supply gula dari sekitar 500 petani gula di daerahnya. Sebenarnya ide ini adalah alternatif usaha yang sebelumnya sudah dijalankan oleh keluarga secara turun temurun yakni usaha gula Jawa cetak. Jangan kaget, jika pemesanan membludak, produksi dalam satu minggu bisa mencapai 4 ton untuk gula semutnya saja.
Proses dari nira (bakal gula) untuk menjadi gula juga perlu ketelatenan dan perhatian khusus. Dalam satu hari, proses dari pengambilan dan pengolahan nira harus cepat diselesaikan. Karena apabila terlambat penanganan setelah pengambilan dari pohon kelapa tersebut, nira tidak bisa diolah dan mengeras menjadi gula, melainkan seperti gulali dan rasanya asam. “Makanya kalau orang dulu mau buat gula harus ada istilahnya ‘laru’ bisa pakai getah manggis atau kulit manggis.” ungkapnya.
Kilas Balik Kirey Gula Semut
Nama Kirey pak Tono ambil dari bahasa Jepang yang berarti manis atau cantik. Awalnya Kirey memproduksi kerajinan dengan brand Kirey Craft. Usaha sudah cukup mumpuni karena ada HaKI sudah ada cukup dikenal, namun karena ingin berkembang akhirnya terpikir untuk ke makanan yang masih terlabel Kirey. Maka muncullah pengembangan untuk membuat gula semut ini. Kirey craft merupakan usaha dibidang kerajinan untuk interior rumah. Kini masih dijalankan hanya berdasarkan pesanan karena masih berfokus pada gula semut.
Tahun 2006 ia melihat pembelian gula putih lebih murah daripada gula cetak, yang memang konsumsi gula putih di Indonesia ini cukup tinggi. Menurut lelaki yang pernah bekerja di perhotelan ini, jika berkaca dari orang-orang di negara maju tidak ada gula putih. Di sana adanya justru tropicana yakni gula dari jagung atau dari stevia, dan juga termasuk gula aren. Melihat peluang ini, ia memberanikan diri untuk membuat pasar ke arah ekspor khususnya gula merah kering.
Pilihan usaha ini berdasarkan alasan ketahanan daripada gula merah kering itu sendiri. Dibanding dengan gula merah cetak yang ketahanannya cukup sebentar yakni sekitar satu bulan tersebut kemudian gula bisa leleh dan lelehnya gula bagi orang luar negeri agak jijik. Dari alasan ini timbullah untuk mengembangkan gula merah kering yang bisa kuat sampai dua tahun pun tidak masalah.
Pemasaran
Berdasarkan survey memang peminatnya lebih banyak kemasan 200 gram yang dinilai tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit. Meski berasal dari desa dengan lokasi cukup pelosok, nyatanya Kirei juga sudah mendapatkan reseller dari beberapa kota di Indonesia.
Sementara itu untuk pemasaran dari Kirei sendiri adalah saat ada pameran atau event, keluar kota (sesuai pesanan) dan bermitra dengan salahsatu perusahaan di Jogja untuk proses ekspor. Mengapa bukan beliau sendiri? Jawabannya beliau belum bisa ekspor karena terkendala pada sertifikat organik. Tanpa sertifikat tersebut, pelaku usaha tidak bisa ekspor sembarang. Tidak mudahnya lagi dalam memperoleh sertifikat dibutuhkan waktu untuk kelayakan selama satu tahun dan biaya kurang lebih 100 juta.
“Bagaimana meyakinkan orang, ini organik asli, namun tidak ada bukti sertifikatnya. Bisa saja ajukan dari mitra, namun jika suatu ketika ditinjau langsung tidak ada PT nya tersebut bagaimana?”
Selain itu, saat ditanya mengenai pemsaran di sejumlah toko, ia menerangkan belum banyak ingin melakukan kerjasama. Pasalnya ia pernah memiliki pengalaman bahwa hasil penjualan tidak tepat waktu untuk diberikan. Pernah juga ada pihak hotel di Jogja yang ia tawarkan gula semutnya namun tidak ingin memberikan brandnya. Penolakannya wajar, karena ini memberatkan nama Kirey untuk diangkat dan diketahui masayarakat luas tentunya. Sedemikian jatuh bangunnya suatu usaha kecil menengah namun beliau tetap positif dan berkeinginan untuk maju hingga ke pasar dunia.
Sementara keuntungan yang beliau tidak dapat termasuk tidak muluk lho, hanya sekitar 500 hingga 1000 rupiah per kemasan. Beliau masih fokus pada kuantitas dan kualitas penjualan. Harga gula semut Kirey dijual berdasarkan variannya. Untuk rasa original Kirey membanderol harga 12.500 rupiah per 200 gram, sementara rasa lainnya seperti jahe, rempah, temulawak. kunyit yakni 15.000 per 200 gram. Berminat hidup sehat dengan penawaran gula yang relatif murah? Kamu bisa memesannya melalui Titipku lho!
Baca Artikel Menarik Lainnya:
Produksi Gula Semut Kelapa Organik
Untuk tim produksinya saat kami temui ada tiga orang yang terbagi ke tim pelelehan gula hingga kental, kemudian tim pengerasan gula kasar, lalu tim finishing untuk penyaringan dan pengeringan di oven. Keseluruhan proses dari awal sampai selesai bisa memakan waktu 5 jam lho. Untuk pekerjanya sendiri sesuai jam kerja yakni jam 8 hingga jam 4 sore. Namun apabila ada permintaan dalam jumlah besar dan waktu cukup singkat maka mereka akan mengundang pekerja freelance untuk membantunya dalam produksi hingga pengemasan.
Bukan semata untuk membantu merubah nasib orang sekitarnya, namun beliau dan istri memiliki keinginan untuk merubah mindset kembali ke hidup sehat dengan mengonsumsi gula sehat.
“Hasil cipta orang sini namun pada akhirnya diakusisi orang luar yang berada di sini karena mereka bisa mendapatkan sertifikat tersebut. Ya apa boleh buat? Kenapa sih orang kita yang punya tapi tidak mau dikembangkan dan kenapa belum bisa seperti mereka yang sudah tahu manfaat mengonsumsi organik?”
Edukasi ke masyarakat juga masih susah. “Orang Indonesia kan masih terbiasa dengan gula putih yang mana harganya memah relatif lebih murah per kilonya daripada gula kelapa. Mungkin bertahap.”
Pak Tono sendiri ingin melakukan inovasi pada kemasan sachet seperti merk gula tropicana. Namun sekarang masih belum mampu di pembelian alat dengan harga cukup mahal yakni 75 juta.
Kembali ke alam, kembali ke hidup sehat yuk! Kamu bisa membeli produk Gula Semut Kirey melalui Titipku! Dengan kamu membeli produk UKM, maka kamu sudah membantu tulang punggung perekonomian bangsa untuk semakin kuat dan besar di negara sendiri. 🙂
Download Aplikasi Titipku: play.google.com/store/apps/details?id=com.titipku.alpha
-
Kecanduan Gula, Apakah Mungkin? – Titipku 28 November 2019[…] besaran intensitas kenikmatan yang dinikmati seseorang ketika mengonsumsi makanan atau minuman. Gula memiliki hedonic value yang cukup tinggi, yaitu 10 persen. Nilai ini lebih dikenal dengan bliss […]
-
Mari Mengenal Apa Itu UMKM – Titipku 25 June 2019[…] Tono dan istri, produsen gula kelapa semut Kirey Kulon Progo Terakhir adalah usaha tingkat Menengah. Usaha dapat dikatakan menengah ketika memiliki aset 500 […]
-
KWT Melati Kulon Progo Manfaatkan Potensi dengan Produksi Abon Cabe – Info UKM Titipku 31 December 2018[…] Kirey Gula Kelapa Semut, Saatnya Konsumsi Gula Indeks Glikemik Rendah […]
-
Arina Chocolate Jogja: Do You Speak Chocolate? – Info UKM Titipku 20 December 2018[…] Kirey Gula Kelapa Semut: Saatnya Konsumsi Gula Indeks Glikemik Rendah […]