Karena Bakso Tusuk Bandung “Murni Jaya”, Aris Bisa Bertahan Selama 18 Tahun di Jogja
Titipku.com – Lelaki asal Bandung yang mengadu nasib di Jogja ini bernama Aris. Rupanya ia sudah lama merantau di kota Istimewa untuk berjualan bakso tusuk.
Ya, mas Aris, sebutan akrabnya itu telah merantau sejak tahun 2001. Alasannya pun sederhana. Berjualan bakso tusuk pada waktu itu belum banyak pesaing.
Adapun karena cukup lamanya berjualan, tak heran bakso tusuk mas Aris sudah banyak dikenal di tempat-tempat yang biasa dikelilingi. Makanya bakso tusuk sudah menjadi mata pencaharian yang melekat dan belum terpikir untuk berganti profesi.
“Jualan bakso tusuk karena sudah banyak langganan juga yang suka. Kalau mau ganti lagi belum tentu juga dapat seperti ini.”
Soal bakso tusuknya, ia menyuplai dari juragannya sendiri yang juga sama-sama berasal dari Bandung. Tak lain, juragannya itu adalah pamannya sendiri yakni pak Eman.
Aris tak sendiri. Ia bersama 16 orang lainnya sudah bersama-sama berjualan bakso tusuk dari pak Eman. Untuk jam kerjanya sendiri ia tak mematok jam pasti berjualan. Namun seringnya dari pagi hingga petang.
“Kalau jualan kadang pagi, jam 6 udah berangkat sampai jam 7 malam.”
Suka Duka jualan bakso tusuk bandung
Tidak memutakhirkan setiap pedagang mengalami suka duka. Begitupun dengan mas Aris. “Nggak habis ya sering. Tapi nanti dibalikin lagi ke juragan, di masukkan freezer.”
Dengan gerobak di belakang motornya, sedikitnya ia membawa 3000 biji bakso kecil dan 500 biji bakso besar. Semoga semakin laris ya jualan mas Aris! 🙂
Artikel Menarik Lainnya:
Dari Mulut ke Mulut, Menjadi Trik Marketing Pak Suratno Pemilik Toko Kulit Asa
Ayo Menjelajah!
Kami sudah bantu UMKM ini agar masuk online melalui Aplikasi Titipku. Kamu juga bisa posting usaha UMKM manapun agar tulang punggung perekonomian Indonesia semakin maju! 🙂
Titipku membantu Digitalisasi UMKM melalui Penjelajah untuk memajukan Perekonomian Indonesia. #AyoMenjelajah
Jelajah UMKM, Download Aplikasi Titipku!!
play.google.com/store/apps/details?id=com.titipku.alpha