Titipku – Aroma gandum dan mentega panggang menguar begitu mendekat ke sebuah gerobak di pinggir jalan. Sebuah lampu neon berwarna putih menerangi dalam gerobak.
Di kaca etalase gerobak bertuliskan “Roti Bakar Bandung”. Nampak pula beberapa toples dengan isi warna-warni. Sepertinya selai. Kendati jajanan dari Bandung, roti bakar dapat ditemui di berbagai sudut tak terkecuali di Jogja.
Sosok laki-laki berkaos biru di baliknya memegang spatula dan garpu besar dua gigi. Tangannya lincah dengan gerakan membolak-balik dan sesekali mengoles sesuatu.
Lelaki Bantul yang Jual Roti Bakar Bandung
Perkenalkan, laki-laki itu adalah Saryanto berasal dari Bantul. Setiap malam ia “nongkrong” dengan gerobaknya di kawasan Balong. Bukan nongkrong mencari hiburan, melainkan mencari nafkah dengan menjajakan roti bakar Bandung aneka rasa. Ada selai nanas, blueberry, strawberry, coklat, melon, kacang, dan keju. Tentu saja bisa dikombinasi sesuai keinginan.
Jajanan khas yang hanya ada saat malam hari. Perpaduan antara gurihnya roti dan mentega, serta manisnya toping pilihan terasa cocok dinikmati di jam-jam makan malam. Meski bukan tergolong sebagai makanan tradisional, roti bakar berhasil menarik perhatian. Keberadaannya populer sebagai camilan enak.
Setiap malam Saryanto biasa membawa minimal 30 roti. Ia mulai berjualan biasanya setelah waktu maghrib sampai sekitar jam 10 malam. Itu pun kalau sedang agak sepi. Roti bakar miliknya sering ramai pembeli sehingga sebelum jam 10 roti sudah bisa habis. Beda kalau hujan. Suasana semakin sepi, dagangan juga akan sepi.
“Orang mungkin malas keluar rumah.”
Ada banyak varian rasa pada roti bakar milik Saryanto. Harganya juga dipatok tidak mahal, berkisar sekitar Rp8.000, 00 sampai Rp14.000, 00. Cokelat, keju, dan kacang adalah varian rasa yang harganya paling tinggi. Tapi tidak perlu khawatir, Mas Saryanto tidak tanggung-tanggung memberikan parutan kejunya.
Meski mematok harga tidak tinggi, bagi Mas Saryanto usaha roti bakar ini cukup menguntungkan. Sudah lima tahun Mas Saryanto menjalankan usaha ini. Menurutnya, kerjanya sebentar tetapi dapat uang banyak. Sekarang ia sudah mampu membuka dua cabang dengan modal sendiri.
Sebelum usaha sendiri, dulu Mas Saryanto hanya menjalankan usaha roti bakar orang lain. Penghasilannya didapat dari sistem bagi hasil.
Keterampilan Mas Saryanto “membakar” roti dia tularkan kepada kerabatnya yang berminat. Cabang roti bakar milik Mas Saryanto pun akhirnya dijalankan oleh kerabatnya itu.
“Dulu kursusnya sendiri saya. Terus jadi gurunya.”
Untuk ke depannya, Mas Saryanto belum berencana untuk membuka cabang lagi. Tetapi ia sudah memesan satu gerobak lagi. Jika akhirnya jadi buka cabang, kemungkinan besar akan dijalankan oleh kerabatnya juga.
Ayo Menjelajah!
Titipku telah membantu usaha ini untuk masuk ke pemasaran digital. Kamu juga bisa dengan mudah mendapatkan produk-produk UMKM lainnya. Ada banyak sekali UMKM di sekitar kita. Ayo menjelajah! Review mereka, lalu post ulasan kamu di aplikasi Titipku. Dapatkan reward menarik dari Titipku. Kamu juga bisa sekaligus berbuat sosial karena ikut memajukan usaha kecil-menengah. 🙂
-
Roti Jadul Kolmbeng Beluran Sidomoyo – Titipku 25 September 2019[…] Pada awalnya alat-alat yang digunakan masih sederhana, seperti dengan pencetak kayu dan dipanggang di atas arang. Seiring berjalannya waktu, pemanggang roti sekarang sudah menggunakan oven sehingga lumayan mempercepat waktu masak dan memperbanyak produksi roti. […]