Jalani Usaha Turun Temurun, Pengrajin Bambu Asal Jogja Setia Dengan Produk Ramah Lingkungan
Titipku – Siti Chairiyah warga Karangasem, Condongcatur, Sleman merupakan seorang pengrajin bambu yang telah menjalani usahanya secara turun temurun. Usaha tersebut telah berlangsung lama dari genereasi ke generasi hingga turun pada Siti. Bahkan Siti mengaku telah mempelajari pembuatan kerjainan bambu saat dirinya masih berusia muda Bersama sang nenek.
Produk dari kerajinan bambu yang ia namai sebagai Bambu Barokah itu berupa alat-alat rumah tangga seperti tempat nasi atau dalam Bahasa Jawa disebut wakul, piring, tambir, tampah dan lain-lain. Nama Bambu Barokah sendiri menurut penuturan Siti saat melakukan sesi wawancara bersama penjelajah Titipku memiliki makna berarti. Siti mengungkapkan bahwa produksa menjadi berkah bagi dirinya, konsumen, maupun lingkungan.
Selain itu usaha Bambu Barokah milik pasangan suami istri tersebut menjadi solusi pengutangan sampah alat rumah tangga yang tak bisa didaur ulang dan tak ramah lingkungan. Produk yang berasal dari bambu ini menjadi salah satu produk alami yang masih eksis di pesatnya perkembangan teknologi.
Produk kerajinan bambu tersebut menurut Siti telah dipasarkan cukup luas. Bekerja sama bersama reseller, produk Bambu Barokah telah memiliki konsumen tersendiri di ibu kota, Jakarta. Per bulannya Siti mampu memproduksi 300 huah kerajinan bambu dengan berbagai varian jenis. Namun sayangnya Siti belum memulai untuk mengekspor kerajinan bambunya di pasar luar negeri.
Dalam menjalani usaha ini tak hanya manis yang didapat, Siti juga menceritakan pengalaman pahitnya dalam memproduksi kerajinan bambu. Musim hujan mungkin menjadi penghambat bagi produk bambunya. Saat cuaca mulai lembab, produk yang sedang ia kerjakan maupun telah selesai bisa berubah menjadi produk cacat akibat timbulnya jamur. Namun halangan tersebut rupanya tak menghentikan keinginan Siti untuk terus melestarikan usaha dari nenek moyangnya.
Hingga kini usaha Bambu Barokah telah resmi berdiri selama 3 tahun. Sebelumnya usaha tersebut sempat berhenti karena beberapa faktor yang membuat Siti dan sang suami tak dapat mengurus keberlangsungan usaha turun temurun tersebut.
Faktor penghambat paling utama dalam memasarkan produknya yaitu kurangnya sarana media promosi yang digunakan. Bambu Barokah pun hingga kini tak menggunakan media sosial sebagai ajang promosi.
Namun hal itu tak membuat Siti berhenti untuk belajar. Dalam wawancara bersama Titipku dirinya mengunkapkan rasa terima kasih akan hadirnya Aplikasi Titipku. Tak mencoba media sosial seperti Instagram dan Facebook, Siti mantap mendaftarkan usahanya pada Aplikasi Titipku.
Kerajinan Bambu Jadi Minat di Pasar Dunia
Melimpahnya persedian bahan baku utama dalam pembuatan kerajinan bambu yaitu pohon bambu menjadi keunggulan utama dalam menjalani usaha kerajinan bambu. Jika sebelumnya masyarakat banyak menggunakan pohon bambu sebagai bahan bangunan, bambu rupanya mampu disulap menjadi kerajinan yang beraneka ragam. Fungsi bambu sendiri bisa menjadi alat-alat rumah tangga hingga pajangan rumah.
Meskipun awalnya produk kerajinan bambu ini mulai tergeser dengan kecanggihan teknologi yang mampu membuat produk alat rumah tangga yang lebih praktis, nyatanya produk ini mulai mencuat kembali ke permukaan.
Adanya isu pemanasan global, membuat produk-produk ramah lingkungan kembali disukai konsumen. Tak hanya di pasar dalam negeri, isu pemanasan global yang menjadi permasalah dunia membuat pasar produk kerajinan bambu semakin luas hingga seluruh dunia.
Jenis-Jenis Bambu untuk Produk Kerajinan Bambu
Tak sembarangan pohon bambu rupanya bisa menjadi produk kerajinan bambu. Terdapat beberapa jenis pohon bambu yang sering digunakan sebagai bahan dasar produk kerajinan bambu. Tentu saja pohon bambu tersebut telah terbukti secara kualitasnya untuk menjadi produk kreatif ramah lingkungan. Dikutip Titipku dalam Bappenas.go.id berikut dua jenis bambu untuk produk kerajinan bambu:
-
Bambu Tali (Gigantochloa Apus)
Bambu tali dikenal juga dengan nama bambu apus, pring tali, atau awi tali. Kalau dilihat dari bentuk tanamannya, bambu tali membentuk rumpun yang rapat dan dapat tumbuh hingga 20 meter. Alasan bambu tali digunakan sebagai bahan kerajinan tangan adalah, karena bambu tali memiliki batang yang kuat, lurus, dan juga liat (lentur). Karena kualitasnya yang bagus, bambu jenis ini juga dimanfaatkan sebagai bahan baku alat musik.
-
Bambu Wulung (Gigantochloa atroviolacea)
Bambu wulung disebut juga bambu hitam, pring wulung, pring ireng, atau awi hideung kalau di Sunda. Sudah jelas dong, bambu wulung memiliki warna yang agak kehitaman. Di daerah Jawa Barat bambu ini sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan alat musik angklung. Selain angklung, alat musik gambang dan calung juga dibuat dengan bambu wulung. Di samping itu, bambu wulung dapat juga dimanfaatkan sebagai bahan mebel dan bahan kerajinan tangan lainnya.
-
Klakat Dimsum Parjiono, Kerajinan Bambu Yogyakarta – Titipku 15 August 2019[…] Bambu merupakan jenis tanaman rumput-rumputan yang berasal dari kingdom Plantae bangsa Bambuseae. Tanaman ini seringkali kita temui di pedesaan. Rumah-rumah adat khususnya Sunda dan Jawa juga menggunakan bambu sebagai salah satu bahan konstruksinya. Bambu dapat tumbuh dengan liar karena ia menyebarkan rhizomanya di dalam tanah. Tunas bambu akan tumbuh dengan cepat dan mudah menyebar di sekelilingnya. […]