Titipku.com – Nama kue keranjang bukan jadi kudapan asing khususnya bagi etnis Tioghoa. Ya, makanan ini terbilang menjadi makanan wajib saat perayaan Imlek. Bukan sekedar makanan biasa, kue keranjang adalah sajian turun temurun sebagai salah satu makanan untuk sembahyangan.
Tahu nggak, kue ini terbuat dari tepung ketan dipadu dengan gula. Sekilas, makanan ini mirip dengan dodol. Namun keduanya jelas memiliki perbedaan.
Dari bentuknya, kue keranjang ini berbentuk bulat dengan warna merah. Rasanya manis legit juga kenyal. Cara menikmatinya juga beragam. Ada yang langsung dimakan, ada juga yang digoreng dulu nih dicampur dengan telur.
Dibalik manisnya kue keranjang ini, ada makna tersendiri lho. Dilansir dari bangka.tribunnews.com, hadirnya kue keranjang di tiap perayaan Imlek ini dituturkan oleh seorang warga Tionghoa, Asen. Kue keranjang bermakna sebagai penutup hal-hal buruk pada saat Imlek berlangsung. Makanan ini juga melambangkan sebuah keyakinan agar selalu mendapat kebaikan di hari-hari berikutnya.
Cara pembuatannya tidak mudah lho! Yakni perlu diolah dan dikukus selama 8 jam dengan api yang tak boleh padam. Pasalnya kestabilan api akan mempengaruhi cita rasa dan aroma kue keranjang. Bahkan kue Keranjang Tukangan Jogja masih menggunakan minyak tanah dan proses kukus manual untuk mempertahankan cita rasanya.
Selain untuk peribadatan, kue yang lazimnya hanya diproduksi satu tahun sekali ini juga dibagikan kepada saudara atau tetangga. Perlu kamu tahu juga, kue keranjang memiliki nama asli Nian Gao. Nian artinya tahun dan gao artinya kue.
Dalam dialek Hokkian, Ti Kwe artinya ‘kue manis’. Pelafalannya terdengar seperti kata ‘tinggi’. Maka kue ini pun disusun tinggi atau bertingkat-bertingkat. Penyusunan ke atas berarti peningkatan rejeki atau kemakmuran. Kalau di Tiongkok sendiri ada semacam kebiasaan menyantap kue keranjang terlebih dulu saat saat tahun baru untuk mendapat keberuntungan dalam pekerjaan. Barulah setelah itu menyantap nasi.
Nah ada filosofi lain apa sih tentang kue keranjang?
Dimulai dari bahan pembuat kue. Kue keranjang dibuat dari tepung ketan yang sifatnya lengket. Eits ternyata lengketnya kue keranjang ini mengartikan persaudaraan yang begitu erat dan selalu menyatu. Rasanya manis dari gula dan terasa legit pun menggambarkan rasa suka cita, menikmati keberkatan, kegembiraan dan selalu berusaha memberikan yang terbaik dalam hidup.
Sementara itu, bentuk bulatnya yang tanpa sudut ini disemua sisi juga punya makna kekeluargaan tanpa melihat ada yang lebih penting dibandingkan lainnya juga akan selalu bersama tanpa batas akhir. Diharapkan keluarga juga bisa berkumpul minimal 1 tahun sekali sehingga tercipta kerukunan dalam hidup dan siap menghadapi hari-hari ke depan. Tidak hanya keluarga saja, namun pesan kekeluargaan juga terlihat untuk jalin dengan komunitas, tetangga, klien, dan pelanggan usaha.
Tekstur dan daya tahan kue keranjang yang disantap saat Imlek sangat berfilosofi. Kekenyalannya merupakan simbol kegigihan, keuletan, daya juang, dan pantang menyerah untuk meraih tujuan hidup. Daya tahan yang cukup lama juga melambangkan kesetiaan dan sikap saling menolong.
Nah menarik sekali ya filosofi dibalik manisnya kue keranjang ini. Daripada hanya sekedar membaca artikel ini, kamu juga bisa membeli kue keranjang tahunan ini melalui Aplikasi Titipku!
Kue tahunan penuh filosofi ini tidak hanya bisa kamu nikmati sendiri, namun juga rasakan makna dibaliknya! Ingat, order kue keranjang klik link di bawah ini!
Jelajah UMKM, Order Produk UMKM, Download Aplikasi Titipku!!
play.google.com/store/apps/details?id=com.titipku.alpha
Jika Kamu Rasa Artikel Ini Bermanfaat, Bagikan ke Sosial Media mu Agar Mereka Turut Mengetahui Apa yang Kamu Bagikan 🙂