Titipku – Sebagai salah satu negara penghasil biji kopi terbanyak di dunia, Indonesia memiliki beragam varian kopi yang tersebar luas di hampir masing-masing setiap daerah. Contohnya saja ada kopi Aceh gayo, kopi Merapi, kopi Papua, dan masih banyak lagi. Rasa yang dihasilkan dari tiap-tiap varian kopi tersebut juga berbeda. Ada yang asam sekali, ada yang lebih nikmat bila dicampur dengan creamer, ada pula yang cukup ditambahkan gula pasir.
Secara umum, kopi di Indonesia terbagi menjadi dua jenis, robusta dan arabika. Ada beberapa orang yang cenderung memilih robusta daripada arabika, ada juga yang sebaliknya. Namun, ternyata banyak orang yang belum tahu perbedaan di antara keduanya sehingga bagi mereka rasanya sama saja. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara jenis kopi robusta dan arabika yang bisa menambah referensi jika ingin mencoba varian kopi atau memulai bisnis kedai kopi.
Arabika Lebih Kaya akan Aroma dan Cita Rasa
Soal rasa, kopi arabika dinilai lebih memiliki aroma dan cita rasa yang unik bila dibandingkan dengan robusta yang rasanya lebih mirip kacang-kacangan. Kopi arabika memiliki rasa yang asam dan air seduhannya tidak terlalu pekat. Sementara itu, kopi robusta memiliki rasa yang jauh lebih pahit daripada arabika sehingga lebih banyak dicampur dengan olahan lain, salah satunya adalah susu. Cappuccino, Latte, dan Mochacino merupakan beberapa contoh minuman yang menggunakan kopi robusta sebagai bahan bakunya. Adapun kopi arabika lebih banyak dinikmati secara single origin atau tanpa perlu tambahan olahan lain.
Robusta Lebih Tinggi Kafein
Secangkir kopi mengandung cukup banyak kafein yang dipercaya ampuh untuk menahan rasa kantuk. Rasa robusta yang lebih pahit bila dibandingkan dengan arabika disebabkan karena kandungan kafein dalam robusta lebih tinggi dari pada arabika. Kafein pada kopi robusta sekitar 1,8—4% sedangkan pada kopi arabika hanya sekitar 0,9—1.4%. Tingginya kadar kafein dalam kopi juga mempengaruhi rasa dan seduhan yang dihasilkan. Maka tidak heran jika kopi robusta terasa lebih pahit dan air seduhannya cenderung lebih pekat.
Harga Robusta Lebih Murah
Jika dibandingkan berdasarkan harga di pasaran, kopi arabika memiliki nilai jual yang lebih rendah dari kopi arabika. Hal ini dikarenakan arabika dinilai lebih populer karena varietasnya yang beragam. Selain itu, proses perawatan dan pembudidayaan juga turut mempengaruhi tingkat harga. Kopi arabika membutuhkan perawatan yang lebih rumit karena harus ditanam pada suhu 14—24 derajat celcius. Daun kopi arabika juga mudah rusak apabila proses budi daya tidak berlangsung dengan baik. Sebaliknya, bibit kopi robusta dinilai lebih mudah dirawat dan dikembangkan karena mampu berproses dengan cepat dan tidak butuh waktu lama untuk panen.
Begitu banyak varian kopi yang dapat dinikmati sesuai selera masing-masing. Sudah banyak kedai kopi yang menyajikan berbagai varian kopi untuk menemani waktu bersantai di luar rumah. Tidak berhenti di situ, kopi juga sudah banyak yang berupa bubuk sehingga penyajiannya dapat dilakukan di rumah sendiri dengan hanya mencampurnya dengan secangkir air matang yang masih panas. Jika ingin membeli kopi secara daring, masyarakat bisa menemukan berbagai varian kopi, baik robusta maupun arabika melalui aplikasi Titipku. Aplikasi ini hadir untuk membantu kerja keras para pegiat UMKM di Indonesia. Mari belanja kopi di Titipku!