Titipku- Seiring perkembangan swalayan-swalayan modern yang begitu pesat, semakin menutup harapan bagi pasar-pasar tradisional. Masyarakat yang hidup di kota-kota besar mulai mengalihkan perhatiannya pada pasar modern yang dipandang lebih rapi dari segi tata letak dan beragam dari segi kelengkapan barang. Pasar tradisional pun seolah terlupakan begitu saja di mata masyarakat, padahal ia merupakan pasar yang memiliki cara-cara unik dan lebih ramah dalam segi transaksinya.
Percaya atau tidak, nilai yang ditawarkan dalam pasar tradisional merupakan hal yang susah didapatkan dalam berbagai jenis interaksi penjualan lainnya. Mengapa demikian? Pasar tradisional mempunyai ciri khas budaya solidaritas yang tidak dimiliki oleh swalayan-swalayan modern lainnya. Berikut implementasi dari budaya solidaritas yang diciptakan di lingkungan pasar tradisional,
1. Bisa Menawar Harga
Para penjual di pasar tradisional memasang harga yang standar dan seperti kebanyakan penjual lainnya. Sebagai pembeli, jika kita menemukan barang yang terlalu tinggi harga yang dipatok, kita dapat dengan mudah membuat patokan harga tersebut untuk turun saat itu juga. Artinya, kita dapat melakukan tawar menawar dalam pembelian barang selama di pasar tradisional. Penjual pun akan dengan senang hati melayani penawaran-penawaran harga yang di minta oleh para pembeli.
Bahkan, tak jarang para pembeli akan menawar setengah dari harga yang di patok. Jika memang belum bisa mendapatkan harga tersebut, pembeli dengan cerdasnya akan menaikkan penawarannya sedikit demi sedikit. Apabila sampai akhir tetap tidak diperbolehkan, pembeli mempunyai metode tersendiri dalam mendapatkan barang yang di tawarnya. Pembeli seolah berputus asa dan perlahan beranjak pergi. Uniknya, belum ada tiga langkah kepergian dari pembeli, pasti penjual akan memanggilnya dan memberikan barang dengan harga yang diinginkan pembeli dan atas persetujuan bersama. Ini sering terjadi di pasar-pasar tradisional terutama terjadi pada kaum ibu-ibu.
2. Interaksi lebih leluasa
Selama memilih barang belanjaan, penjual tidak segan- segan untuk mengajak calon pembeli untuk berinteraksi. Bahan-bahan obrolan juga tidak jauh melenceng seputar perkembangan harga-harga barang di pasaran. Bahkan, jika sudah menjadi ‘langganan’, obrolan yang dilakukan bisa lebih leluasa. Begitu pun dengan para pembeli. Mereka akan dengan cepat merespon obrolan yang dilontarkan oleh penjual.
Dengan demikian, selama memilih barang belanjaan seolah tidak merasa sendiri, karena akan selalu ada orang yang mengajaknya berinteraksi. Hal-hal semacam inilah yang tidak kita di dapatkan di pasar-pasar modern. Di samping tidak ada penjual yang menunggu barang dagangannya karena memang pembayaran terpusat di kasir, juga karena tempat di setting untuk mengambil barang saja.
3. Mendapatkan Saudara
Interaksi sosial di pasar ini akan menumbuhkan sisi positif yakni hubungan baik antara penjual dan pembeli. Bagaimana tidak, para pembeli akan melontarkan obrolan-obrolan entah seputar tawar menawar harga dengan membandingkan di penjual lain, atau sekedar obrolan basa-basi selama berbelanja untuk memperhangat suasana saja.
Terkadang penjual harus merelakan barang dagangannya terjual dengan harga rendah dengan dalih untuk mendapatkan saudara. Orang Jawa sering menggunakan ungkapan tuna sathak bathi sanak untuk menyebut hal semacam ini. Artinya, tidak masalah kita (penjual) rugi karena kerugian akan digantikan dengan persaudaraan. Semua orang juga sepakat bahwasannya ketika sudah berbicara tentang keluarga, rasa sungkan itu akan timbul. Maka dari itu, jalinan relasi di pasar tradisional menjadi suatu hal yang unik dalam tatanan sosial masyarakat.
Produk-produk buatan masyarakat atau yang seringkali disebut produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) banyak di jual di pasar-pasar tradisional. Kita dapat membeli dengan leluasa di pasar tradisional. Namun, terkadang kita tidak punya cukup waktu untuk pergi ke pasar tradisional. Sebagai solusinya, kita dapat berbelanja melalui Aplikasi Titipku.
Aplikasi ini menyediakan produk-produk UMKM yang dijual di pasar-pasar tradisional. Kita dapat membeli seperti harga yang di patok di pasar tradisional.
Ayo belanja di Titipku sekarang!
-
Pernahkah Terlintas Dalam Benakmu Mengapa Pasar Tradisional Buka di Pagi Hari? – Titipku 02 December 2019[…] beli di pasar lumrah dilakukan oleh masyarakat khususnya kaum ibu-ibu. Transaksi dapat dilakukan di pasar tradisional maupun pasar modern yang sudah menjamur di masyarakat seperti sekarang ini. Faktanya memang pasar […]