Titipku.com – Di tengah semakin maraknya penggunaan teknologi di berbagai bidang, sektorUsaha Mikro, Kecil dan Menengah (UKM) termasuk yang ikut memanfaatkannya untuk berbagai hal. Namun pertanyaannya, sudah berapa banyak UKM memanfaatkannya?
Riset dari MarkPlus Insight dari majalah Marketeers terkait besarnya penggunaan teknologi bagi pelaku UKM ini berkaitan dengan perangkat digunakan sampai soal jaringan internet. Riset ini meliputi hal paling sederhana seperti kepemilikan perangkat laptop. Dan hasilnnya 76,9% responden menjawab memiliki perangkat tersebut. Artinya, masih ada sekitar 23,1 % yang belum memiliki laptop untuk mendukung usahanya. Dari UKM yang mempunyai laptop, sekitar 75,6% punya minimal satu buah sementara sisanya memiliki dua atau lebih.
Kemungkinan inilah yang paling krusial yakni kepemilikan perangkat mobile seperti smartphone dan tablet. Aneh memang jika memiliki penetrasi smartphone tinggi di negara ini, nyatanya masih ada UKM yang belum memanfaatkannya. Hanya 50,3% mengaku punya perangkat mobile dan 80% dari yang punya mengaku memiliki minimal satu.
Dengan tidak memanfaatkan berbagai perangkat itu, tentu sulit bagi UMKM untuk melangkah lebih jauh dalam segmen promosi. Apalagi jika berbicara rencana menjangkau pasar lebih jauh. Hal ini dirasakan oleh Bilvie Food, produsen Sate Bandeng. Produknya unik dengan menggabungkan konsep sate dan bandeng yang keduanya menjadi makanan favorit khususnya masyarakat Pulau Jawa. Dan seharusnya tidak menuai kesulitan untuk membuka pasar lebih jauh. Ternyata pemilik usaha yang mencapai omzet Rp. 2,4 miliar ini mengakui kesulitan menembus dunia online.
Masalah lainnya, Midah sang pemilik Bilvie Food tersebut tidak mempunyai askses kepada orang-orang yang memiliki kemampuan di dunia teknologi khususnya digital. Yang diandalkannya adalah bantuan pemerintah Banten, tempat ia menjalankan bisnisnya. Sayang, bantuan pemerintah masih seputar teknis khususnya pada produksi. Sementara untuk urusan online terutama marketing, belum ada yang memberitahukan kepada Midah.
Akibatnya meski sudah mempunyai pasar di kawasan Jabodetabek dan Banten, Midah belum bisa mengepakkan sayap bisnisnya hingga ke luar dua wilayah tersebut. Keterbatasan dunia online menjadi penyebabnya.
Mudah Diakses
Saat berbincang mengenai pemanfaatan teknologi, masalah operasi bisa dikendalikan dengan baik serta diakses dari manapun dan kapanpun. Startic yang bergerak di bidang eco-fashion sudah melakukannyaa. Operasi mereka sehari-hari sudah teromputerisasi termasuk pada ranah cloud computing seperti Google Drive. Teknologi ini mereka terapkan di manajemen keuangan.
Dengan demikian ada transaparansi sehingga bisa saling mengontrol dan mengingatkan. Selain itu tujuannya dengan serba komputerisasi ini segalanya bisa lebih mudah diakses dan meningkatkan efisiensi.
Pemanfaatan teknologi itu dilakukan pendiri Startic, Vania melalui channel marketing berupa website. Dalam website, calon konsumen bisa menilik seperti apa koleksi tas Startic.co yang diproduksi dengan bahan-bahan ramah lingkungan.
Akan tetapi, adapula pemakin UKM yang sudah go online sedari awal. Salah satunya adalah Angga Rangganadaputra, founder Bluck.co. Mereka belajar dari brand yang langsung punya nama untuk berkembang ketika memasuki platform digital. Lewat Bluck.co, hasil produksi tas, kaos, sweater, dan jaketnya bisa dipampang di laman tersebut dan menjadi etalase online untuk memperbesar pasar. Konsumen bisa mengakses produk Bluck dari mana saja dan kapan saja, sehingga potensi berkembang semakin lebar.
Sejak diluncurkannya Bluck.co dan emmasarkannya lewat salah satu expo yang digelar oleh pemerintah, buah pemikiran Angga akan akses konsumen ke ranah digital membuahkan hasil. Setelah websitenya mulai dikenal, Angga mengatakan penjualan produknya naik sebesar 10% hingga 30% pertahun. Meski mengandalkan penjualan di dunia online, Angga juga memiliki gerai offline yang berada di wilayah Banten.
Terbukti, media sosial akhir ini ternyata menjadi lumbung penjualan, promosi sekaligus awareness. Di tengah persaingan yang semakin ketat serta keterbatasa modal, sudah sewajarnya bagi pemain UKM untuk menjajal dunia teknologi. Jika Anda masih ragu, toh tidak ada salahnya jika Anda mengawalinya melalui media sosial yang bersifat gratis. Siapa tahu saja, teknologi bisa mengantarkan bisnis UKM Anda ke tahapan selanjutnya.
Selain itu, tidak ada salahnya untuk Anda promosi hasil usaha Anda ke Titipku. Karena Titipku menjadi digitalisasi UKM untuk ke depannya. Salam wirausaha.
Sumber: Perdana, Jaka. 2016. Marketeers: Entrepreneural Marketing Recipe.