Titipku -Trend mengenai bisnis rintisan atau yang biasa disebut startup mulai terdengar sejak tahun 2010. Dilansir dari bisnis.tempo.co, awal mula kemunculan startup ini dari bisnis pusat perbelanjaan kemudian disusul layanan kendaraan. Bahkan, saat ini sudah ada beberapa startup yang memasuki golongan decacorn tepat diatas unicorn dengan valuasi diatas US$ 10 milyar. Angka tersebut bukanlah nominal yang kecil mengingat tingginya persaingan yang ketat dalam dunia bisnis digital.
Startup digital yang ada di Indonesia dimotori oleh orang-orang yang kreatif dan mau mengambil resiko. Kebanyakan dari mereka adalah para generasi muda. Lantas, seberapa besar kompetensi yang harus dimiliki para pemuda Indonesia dalam menyumbangkan perekonomian untuk bangsa dan negara ini? Jawabannya ada pada diri kita selayaknya para motor pergerakan dari bisnis yang ada di dunia ini.
Kemampuan berpikir kreatif perlu diasah dan diujicobakan dalam dunia perbisnisan. Tak jarang banyak startup yang hanya bertahan dalam dua sampai tiga tahun pertama karena tidak dapat mempertahankan sisi keunggulan produk atau jasa yang ditawarkan. Maka dari itu, hadirnya sosok-sosok unggul putra bangsa sangat dinantikan untuk berkecimpung dalam ranah bisnis digital.
Bapak presiden pertama kita, Ir. Soekarno selalu menggadang-gadang peran para pemuda untuk menaklukkan dunia. Dalam retorikanya, Ir. Soekarno mengatakan bahwa pemuda inilah yang dapat membuat dunia berguncang.
Jika kita tarik sedikit benang merahnya, keguncangan dunia tidak semata-mata pada konteks angkat senjata. Keguncangan dapat menyudut pada kreativitas pemuda dalam menyumbangkan ide-ide dan gagasannya untuk perubahan yang ada di dunia ini.
Sektor perekonomian merupakan sektor yang riskan dalam menuangkan sejarah peradaban besar. Ukuran kekayaan dan kemakmuran suatu negara dapat dilihat dari perekonomian yang ada di dalamnya. Wajar saja jika para pembesar bangsa Indonesia ini menggaungkan partisipasi pemuda untuk turut mendongkrak sektor-sektor yang dibutuhkan demi perkembangan negara.
Cerita perjalanan para pemuda yang berkecimpung di dunia bisnis dengan mencoba membuat karya-karya inovatifnya seringkali kita temui di berbagai media yang beredar di masyarakat. Tak jarang dari mereka yang gagal hingga akhirnya berhenti begitupun sebaliknya ada yang tetap berjuang memperbaiki dan menemukan solusi atas kegagalan yang dilakukan.
Pada dasarnya dalam dunia bisnis dibutuhkan adanya ketekunan. Ketika jiwa tekun sudah melekat dalam diri kita, bahkan untuk kata gagal sekalipun akan menjadi sesuatu yang diwajarkan. Kegagalan dapat dengan mudahnya menghampiri siapapun tanpa memandang bisnis apa yang digeluti. Hanya saja, kesuksesan selalu datang pada orang-orang yang mau menjadikan kegagalan sebagai bahan evaluasi dan pertimbangan untuk memperbaiki kesalahan sebelumnya.
Usaha evaluasi dan inovasi menempatkan pemuda sebagai seorang produsen. Buah dari pemikiran generasi ini dapat menjadi pendongkrak kemajuan suatu bangsa. Berbeda halnya dengan orang-orang yang hanya menunggu datangnya karya hasil inovasi.
Kecenderungan untuk menggunakan jasa atau produk yang tersedia menempatkan orang-orang di sini sebagai user atau konsumen. Budaya praktis dan hedonis seakan sudah melekat pada masyarakat kelompok ini.
Generasi muda mempunyai potensi besar untuk digali. Akan sangat disayangkan ketika keberadaan ini kurang dioptimalkan untuk membantu roda perekonomian di Indonesia pada khususnya. Salah satu bentuk optimalisasi yang dapat dilakukan adalah mendorong program kreativitas pemuda melalui usaha rintisan berbasis digital.
Melalui aplikasi Titipku kita berupaya untuk memajukan bisnis inovatif anak bangsa yang mencoba mengangkat potensi UMKM yang ada di masyarakat dan mempromosikannya melalui portal online. Hal tersebut dapat memudahkan konsumen untuk menemukan produk yang dipasarkan melalui aplikasi Titipku.
Ayo dukung pergerakan pemuda Indonesia dalam mengembangkan bisnis rintisannya!
Artikel kiriman dari Kristina