Titipku – Bantal merupakan teman tidur yang tidak boleh ketinggalan bagi semua umat manusia. Keberadaannya selalu satu paket dengan kasur maupun ranjang. Fungsi dari bantal itu sendiri yaitu menjadi pengganjal kepala supaya dapat tidur dengan nyaman dan nyenyak. Tampilan bantal masa kini juga sudah dikresikan semenarik mungkin supaya dapat membuat suasana kamar lebih cozy.
Tahukah teman-teman mengenai asal usul bantal? Benda itu bahkan sudah sangat familiar dalam kebutuhan primer masyarakat di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri, bantal seringkali masuk ke dalam kategori produk atau perabotan dengan rumah tangga.
Bantal pada umumnya berbentuk segi empat. Lalu untuk temannya yang bisa dipeluk disebut bantal guling, bentuknya silinder. Sama-sama empuk sehingga terasa nyaman.
Dinukil dari acehardware.com, ternyata bantal dan guling merupakan salah satu alat ortopedi dasar yang dapat membantu menjaga kesehatan tulang dan otot tubuh. Tidur menggunakan bantal dan guling dapat mencegah terjadi cedera pada tulang akibat posisi tidur yang tidak nyaman. Selain itu, keberadaan bantal dan guling juga secara tidak langsung menghadirkan terapi peregangan otot saat Anda sedang beristirahat.
Dikutip dari laman kumparan.com, bangsa Belanda yang berjasa besar dalam mempopulerkan bantal dan bantal guling. Merekalah yang memperkenalkan bantal ke Indonesia, meskipun di Belanda dan di Eropa sendiri, guling sangat jarang ditemukan. Guling empuk yang ada sekarang ini adalah perpaduan tiga budaya, yaitu Hindia, Tiongkok dan Eropa. Di Asia Timur, bantal guling memang sudah ada sejak zaman dahulu. Namun guling yang ada di sana tidaklah empuk, melainkan keras karena terbuat dari rotan.
Bantal Sudah Ada Sejak Zaman Mesopotamia
Jika dirunut sejarahnya secara global, bantal ditemukan atau diperkenalkan pada zaman Mesopotamia kuno sekitar tahun 7000 SM. Tetapi bentuknya tidak empuk dan lembut seperti sekarang, gaess. Dikutip dari kompas.com, dulu bantal berasal dari batu. Fungsinya juga berbeda dengan bantal jaman sekarang. Pada awal kemunculannya, bantal tidak digunakan untuk memberikan rasa nyaman saat tidur. Tetapi untuk mencegah serangga merangkak ke dalam mulut, hidung, dan telinga.
Bahkan bantal juga mampu menunjukkan status sosial pada kala itu. Semakin kaya seseorang, maka semakin tinggi bantal yang dimiliki.
Bagi masyarakat Mesir Kuno, bantal zaman itu juga digunakan untuk mencegah serangga. Mereka juga memiliki keyakinan bahwa kepala merupakan kursi spiritual yang harus dihargai. Maka dari itu, perlu memiliki penyangga.
Bantal pada masa itu dibuat dari berbagai bahan berbeda seperti marmer, gading, keramik, batu, dan kayu. Semakin bagus bahan yang digunakan, menandakan semakin religius dan kaya seseorang.
Kemudian menyebar hingga ke Tiongkok atau China Kuno. Pada masa China Kuno, bahan bantal juga berbahan keras seperti batu giok, porselen, bambu, kayu dan perunggu. Terdapat mitologi Cina yang Kuno yang percaya bahwa bahan keras pada bahan bantal dapat membantu sirkulasi darah dan menjauhkan dari roh jahat. Setiap bahan pembuat bantal memiliki manfaat kesehatan yang berbeda.
Bantal-bantal pada zaman itu juga dihiasi dengan ukiran-ukiran unik. Seperti gambar manusia, gambar para dewa, hewan, dan tanaman. Ukiran-ukiran ini berkaitan dengan kepercayaan masyarakat kala itu terhadap nilai-nilai religius.
Kemudian bantal merambah hingga ke daratan Eropa, lebih tepatnya kala itu di Yunani dan Romawi. Bantal yang keras beralih menjadi bantal empuk. Hmm, rupanya bangsa Eropa memang sudah revolusioner sejak zaman dahulu kala.
BAHAN-BAHAN BANTAL
Bahan-bahan bantal yang digunakan berasal dari kain bekas yang diisi dengan sesuatu yang empuk-empuk seperti kapas, kapuk, alang-alang, dan jerami. Bantal juga menjadi penanda kelas sosial. Orang kaya menggunakan bantal berisi bulu nan lembut. Sejak saat itu, bantal dikenal sebagai bantal empuk hingga sekarang. Di Eropa dulu, sempat terjadi momen dimana hanya orang kaya yang bisa tidur dengan bantal. Revolusi industri menjadi masa dimana bantal mulai digunakan banyak orang. Harga bantal juga terjangkau karena diproduksi secara massal oleh perusahaan-perusahaan tekstil.
Bahan-bahan empuk pengisi bantal ada yang sintetis dan alami. Untuk bahan sintetis biasanya seperti dakron, lateks sintetis, memory foam dan (busa). Sedangkan bahan alaminya seperti bulu angsa, kapas, dan kapuk.
Selain sebagai alas kepala saat tidur, di Eropa, bantal-bantal empuk juga digunakan sebagai dekorasi sofa dan kursi. Di Indonesia pun bantal juga sering menjadi elemen pelengkap di ruang tamu dalam bentuk cushion atau bantal sofa. Dinukil dari dekoruma.com, biasanya motif sarung bantal senada dengan motif sofa sehingga menciptakan suasana ruangan yang menarik.
Bantal sofa biasanya berbentuk bujur sangkar, ukurannya tidak terlalu besar, dan lebih banyak bermain pada aksen sarung bantal. Secara manfaat, bantal ini sesungguhnya jarang digunakan alias hanya sebagai pajangan supaya sofa terlihat lebih anggun dan elegan.
Masih banyak lagi manfaat dari bantal. Dari masa ke masa, bantal empuk pun diproduksi secara inovatif seperti bantal guling, bantal alas duduk, bantal khusus bayi, bantal ibu hamil, bantal untuk menyusui, hingga bantal leher.
Bantal sofa biasanya berbentuk bujur sangkar, ukurannya tidak terlalu besar, dan lebih banyak bermain pada aksen sarung bantal. Secara manfaat, bantal ini sesungguhnya jarang digunakan alias hanya sebagai pajangan supaya sofa terlihat lebih anggun dan elegan.
Masih banyak lagi manfaat dari bantal. Dari masa ke masa, bantal empuk pun diproduksi secara inovatif seperti bantal guling, bantal alas duduk, bantal khusus bayi, bantal ibu hamil, bantal untuk menyusui, hingga bantal leher.
Ngomong-ngomong soal bantal, kamu bisa mencari aneka bantal di Aplikasi Titipku. Bedanya, bantal yang ada di Aplikasi Titipku adalah buatan karya anak bangsa. Bangga dong ya! 🙂 Cuss download aplikasinya di Google Play!
Artikel kiriman dari Rima Trisnayanti