Titipku.com – Beliau bernama pak Asep. Lelaki dua anak yang menaruh penghasilan pada usaha bambu hitam. Di Sampangan Kidul, lokasi ia meneduh bersama keluarganya sekaligus tempat ia memproduksi dan memamerkan dagangannya.
Dari logatnya, kedengarannya bukan orang Jawa. Ternyata benar, beliau asli dari Sumatera. Merantau ke Jogja ini sudah menjadi keputusannya meninggalkan kampung halaman. Di sini, ia memulai mata pencaharian sebagai karyawan pemilik Kerai bambu hitam selama 4 bulan.
Hingga pada suatu hari, beliau menekuninya sendiri di kediamannya.
“Dulu ikut bos, sekitar 3-4 bulan kemudian saya cabang sendiri, ya berdikari.”
Pilihannya untuk usaha tirai bambu dirasa cukup untuk kebutuhannya sehari-hari. Meskipun tidak setiap harinya ia mendapat lebih. Tidak hanya tirai bambu, ia juga membuat kerajinan lain dari bambu hitam seperti lincak dan tangga dari tangannya sendiri.
Melihat pembuatannya yang butuh proses, usaha bambu hitam ini cukup murah. Karena dari modal membeli bambu, dipotong, jemur, dicuci, barulah dibelah dan dibuat menjadi tirai maupun lincak.
Suka Duka
Usaha bambu yang ditekuninya juga mengalami pasang surut. Kadang kala laku keras, kadang kalapun harus berkeliling menawarkan dari rumah ke rumah. “Kadang-kadang sampai satu minggu ngga ada yang beli. Kadang-kadang juga ada setiap hari satu laku.” Saat ini seluruh pemasaran ada di rumahnya sendiri.
“Kalau lagi sepi ngga ada yang beli terpaksa muter. Karena karyawan juga tidak ada jadi apa-apa sendiri”
Waktu kerja yang tak menentu, waktu buka yang juga sampai 24 jam, ia sabar menunggu dari hari ke hari kepada siapapun yang membutuhkan tirai.
“Buka malah bisa 24 jam. Ada yang manggil mau kerai, tengah malam pun dikeluarin.”
Harapan seorang pengrajin tirai bambu ke depannya juga ingin buka cabang. Namun ia merasa belum cukup tenaga dan tenaga lain yang membantunya. Maka sementara ini dulu.
Harga per satu meter tirai bambu dihargai murah saja yakni Rp. 45000. Kalau lincak ini satu set-nya Rp. 570.000 (5 biji) macam-macam bentuknya. Sementara untuk tangganya Rp. 100.000 per 4 meter dan Rp. 85.000 per 3 meter.
Semoga setiap hari, setelah tirai bambu pak Amin ini masuk online di aplikasi Titipku, ada rejeki lebih yang didapat ya! 🙂
Baca Kisah Inspiratif Lainnya:
1. Dari Mulut ke Mulut, Menjadi Trik Marketing Pak Suratno Pemilik Toko Kulit Asa
2. Dari Jam 5 Pagi, Desi Jual Pukis di Jogja (Pasar Pleret)
Ayo Menjelajah!
Kami sudah bantu UMKM ini agar masuk online melalui Aplikasi Titipku. Kamu juga bisa posting usaha UMKM manapun agar tulang punggung perekonomian Indonesia semakin maju! 🙂
Titipku membantu Digitalisasi UMKM melalui Penjelajah untuk memajukan Perekonomian Indonesia. #AyoMenjelajah
Jelajah UMKM, Download Aplikasi Titipku!!
play.google.com/store/apps/details?id=com.titipku.alpha
-
Uniknya Macam-Macam Kerajinan Bambu Berikut Ini – Titipku 13 June 2019[…] Jual tirai bambu bisa cek di Aplikasi Titipku! […]
-
Dari Mulut ke Mulut, Menjadi Trik Marketing Pak Suratno Pemilik Toko Kulit Asa – Titipku 05 March 2019[…] Dibalik Tirai Bambu Hitam Jogja dari Tangan Pak Asep […]