Titipku – Tak sekedar di Jalan Kusbini, ada lokasi lain yang menghadirkan es dawet yang ketenarannya tidak lekang oleh zaman. Dawet Ireng Ngudi Roso-lah brand es dawet ini. Minuman khas Jawa yang mungkin orang lebih beken berasal dari Banjarnegara ternyata eksistensinya di Jogja cukup tersohor. Dinamai dawet ireng Prambanan karena dawetnya berwarna hitam keabuan. Nah Prambanannya adalah lokasinya yang berada di Prambanan, dekat juga dengan candi hindu terbesar di Asia Tenggara tersebut.
Asyiknya Seruput Dawet Ireng Siang Hari
Usai berjalan-jalan menyusur sayur mayur pasar Prambanan, tidak sedikit orang yang memberhentikan langkahnya mengerumuni penuang dawet hitam di Dawet Ireng Ngudi Roso. Sebenarnya, ada banyak deretan penjual Dawet Ireng Prambanan. Namun yang paling terkenal adalah Dawet Ngudi Roso. Karena selain murah juga rasanya enak.
Ternyata, dawet kaki lima ini adalah Pioneer dawet ireng di Prambanan dan telah berjualan sejak tahun 1990. Mulanya berada di depan kantor Balai Purbakala yang tidak jauh dari lokasi ini. Adalah Cipto, pemilik dari Es Dawet Ngudi Roso yang sudah membuat dawet sampai saat ini.
Dawet buatan Cipto ini resepnya telah dibuat lebih dari 25 tahun yang memiliki citarasa tersendiri. Dawetnya terbuat dari sagu pohon aren dipadukan dengan juruh dari gula jawa asli.
Bapak tiga anak yang masih berhasil meracik sendiri dawet ini mengungkapkan beberapa hal penting untuk kenikmatan dawet. Pertama adalah santan. Santan tidak boleh pelit, kalau takarannya seharusnya 10 kelapa, maka tidak boleh kurang. Karena menurutnya bagaimanapun rasa yang paling utama.
Es Dawetnya Pakai Tape
Nah, yang menjadi pembeda es dawet ini daripada yang lain adalah es dawet Ngudi Roso ini dicaampur tape ketan yang membuat rasanya semakin menarik. Kemungkinan inilah ciri khas yang lain dan membuat orang selalu mampir.
Harga es dawet ireng (dawet hitam) Ngudi Roso ini tmurah dan merakyat. Sekarang harganya Rp. 4.000. Jika tidak menggunakan tape, kamu bisa mendapatkan harga yang lebih murah yakni Rp. 3.000.
Pria asli Bayat Klaten ini juga menerangkan, es dawet adalah minuman rakyat dan harus bisa dijangkau semua kalangan. Ternyata minuman ini sudah ada dari zaman Majapahit lho!
Seharinya, Cipto berhasil menjual habis sekitar 800-1500 porsi yang ia bawa dari rumah. Biasanya pas akhir pekan ia berhasil mencapai 1500 porsi. Apalagi saat cuacanya panas. Wihhh hebat yah!
Jam Buka Es Dawet Prambanan
Untuk jam bukanya, es dawet ini bisa kamu datangi dari jam 9 pagi sampai jam 4 sore. Sarannya sih jangan terlalu sore karena bisa jadi kehabisan!
Tidak hanya artis Indonesia dan juga Sultan Hamengkubuwono yang suka es dawetnya, bahkan wisatawan asingpun banyak yang mampir untuk menikamti dawet hitam ini usai mengunjungi Candi Prambanan.
Banyak yang penasaran dawet ini, kamu penasaran? Bisa pesan kok melalui Titipku! Titip beli juga sayur dan segala kebutuhan pasar lainnya di Pasar Prambanan yah :D.
-
Jogja Punya Pasar Termegah: Pasar Prambanan Yogyakarta – Info UKM Titipku 19 July 2018[…] Dawet Ireng Ngudi Roso, Pelepas Dahaga Usai Berburu Sayuran di Pasar Prambanan […]