Titipku – Dalam dunia bisnis, apapun bisa dijadikan uang asalkan mempunyai kemampuan dalam pengembangan kreativitas dan inovasi yang baik. Tidak jarang juga orang-orang yang sudah mencelupkan diri ke dunia bisnis memulai bisnisnya dengan membaca peluang yang tepat sasaran dan dimanfaatkan dengan benar. Salah satu contohnya seperti yang dialami dengan mbak Dwi, seorang perempuan asal Lahat yang memulai berbisnis souvenir pernikahan dengan membaca peluang usaha dari lingkungan sekitarnya.
Mbak Dwi merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan S1 nya pada tahun 2018 silam. Setelah lulus, mbak Dwi belum kunjung mendapatkan pekerjaan. Ia kemudian menghabiskan waktunya di rumah bersama orang tuanya. Beberapa bulan menetap di rumah, mbak Dwi mulai merasa bosan karena biasanya ia disibukkan dengan tugas kuliah. Namun, semenjak dirumah ia merasa seperti pengangguran.
Enam bulan setelah mbak Dwi wisuda, ia akhirnya mulai menemukan obat dari kebosanannya. Meskipun tidak kuliah di jurusan bisnis, mbak Dwi cukup pandai membaca peluang usaha. Ia sering diundang teman dan tetangganya di acara pernikahan.
Terkadang ada di antara teman-teman mbak Dwi yang meminta saran kepadanya mengenai souvenir di acara pernikahan temannya tersebut. Dari sinilah, mbak Dwi akhirnya menemukan jalannya untuk berbisnis souvenir pernikahan. Mbak Dwi kemudian menawarkan kepada teman-temannya bahwa ia menerima pesanan souvenir untuk acara pernikahan. Teman-teman mbak Dwi pun akhirnya mulai memesan. Seiring berjalannya waktu, pesanan souvenir mbak Dwi pun cukup banyak sampai-sampai ia hampir kuwalahan. Meski begitu, mbak Dwi tidak pernah menolak setiap pesanan dari pelanggannya. Ia tetap memproduksi souvenir-souvenir tersebut dengan dibantu keluarganya.
Tilik Balik
Pada awal memproduksi barang-barang souvenir tersebut, mbak Dwi belum mempunyai pendanaan yang baik. Ia kemudian memutuskan untuk membobol tabungannya yang dikumpulkan semasa ia kuliah dulu. Dengan modal yang pas-pasan itu, mbak Dwi memulai bisnisnya. Mbak Dwi memang tidak membuat sendiri barang-barang souvenir tersebut, ia membelinya dari pasar kemudian dibungkusnya dengan plastik yang rapi dan diikat dengan pita atau hanya ditutup dengan menggunakan staples. Lalu mbak Dwi tinggal menempelkan kertas yang bertuliskan ucapan terima kasih atau nama dari kedua mempelai pengantin yang memesan souvenirnya.
Barang-barang souvenir yang dijual mbak Dwi pun cukup beragam. Mulai dari sisir plastik, centong kayu, centong stainless, centong plastik, solet, dompet kain, kipas, kotak tissue, dan masih banyak lagi barang-barang souvenir lainnya. Semua barang-barang tersebut dibeli mbak Dwi dari tempat langganannya dalam jumlah yang disesuaikan dengan pesanan. Karena sudah langganan, mbak Dwi terkadang mendapatkan diskon yang cukup besar sehingga sangat menguntungkan baginya.
Sampai sekarang bisnis souvenir mbak Dwi ini masih terus berjalan dan keuntungan mbak Dwi terus bertambah. Bahkan, sekarang mbak Dwi sudah memiliki beberapa kayawan yang membantunya untuk mengemas barang-barang souvenir yang dipesan. Meskipun masih produk rumahan, namun mbak Dwi akan terus berinovasi dan berusaha agar usahanya ini dapat dikenal luas oleh masyarakat hingga ke luar kota bahkan kalau bisa sampai ke luar negeri.
AYO MENJELAJAH!
Masih ada banyak jutaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di sekitarmu. Bantu mereka dengan Jelajah di aplikasi Titipku agar produk mereka semakin dikenal khalayak!
Artikel ini ditulis oleh : Anggi Pristyani
Direview oleh : Susi Setya
Terimakasih atas partisipasinya memajukan UMKM Indonesia! Ayo kirimkan terus kisah inspiratif UMKM di sekitarmu!