Titipku – Indonesia memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Beriklim tropis dan banyak kondisi tanah yang subuh, membuat aneka tumbuhan cocok untuk hidup dan berkembang biak di negara ini. Tak terhitung macam-macam tanaman, buah, dan bunga yang ada. Penyebutannya pun bisa berbeda-beda. Biasanya orang Indonesia menambahkan nama daerah untuk penyebutannya.
Nanas Pemalang. Serupa dengan apel Malang yang sudah terkenal di hampir seantero penjuru nusantara. Berbeda dengan rasa apel Malang yang terkenal asam-sepat, nanas Pemalang terkenal dengan rasanya yang amat manis. Keberadaannya di luar Pemalang tentu mampu menarik perhatian masyarakat. Banyak yang menyukai buah berwarna kuning ini.
Di kawasan Jogja, nanas Pemalang sering dijumpai di pinggir jalan-jalan raya. Dimana penjualnya hanya berbekal tenda kecil. Nanas-nanas berwarna kuning menggoda dipajang berderetan di atas meja sederhana. Tak lupa baliho sederhana bertuliskan “Nanas Madu Pemalang” yang menegaskan bahwa nanas-nanas itu bukanlah nanas biasa. Mereka adalah nanas Pemalang yang terkenal manis tanpa pengawet dan kaya akan vitamin.
Perkenalkan, Anip. Seorang pemuda asli Pemalang yang mencari peruntungan di Jogjakarta dengan bermodalkan buah primadona dari kampung halamannya. Di Pemalang Jawa Tengah, terdapat banyak perkebunan buah nanas madu di kanan kiri jalan desa. Tak heran jika Pemalang disebut sebagai sentra nanas madu. Hal ini membuat Anip tidak kesulitan mencari “barang dagangan”. Mengingat tetangga Anip sendiri lah yang menjadi penyetor nanas yang Anip jual. Anip menyebut tetangganya itu sebagai “bos”nya.
Di bawah sebuah payung besar di pinggir Jalan Kaliurang KM 9, setiap hari Anip berjualan dari pukul 08.00 pagi hingga 17.00 sore. Panas terik atau hujan lebat bukan menjadi kendala yang berarti bagi Anip. Dia tetap bertahan untuk berjualan. Dalam kurun waktu sekian, sekitar 10-20 buah nanas dapat ia jual.
Tak hanya menjual buah nanas madu secara utuh, Anip juga menyediakan buah nanas yang telah dikupas dan dipotong, dibungkus kotak plastik bening. Sekilas pekerjaan Anip ini mungkin terlihat monoton. Namun bagi Anip, jualan seperti justru tidak membutuhkan banyak tenaga. Untung yang didapatkan ia rasa juga sudah sangat cukup dan memuaskan sehingga dia tidak mengeluh.
Sistem Dagang Bagi Hasil
Anip menjual nanas madu pemalang seharga Rp15.000,00. Sistem bagi hasil antara Anis dan bosnya berkisar 50:50. Keuntungan yang didapatkan oleh pemuda berusia 15 tahun itu bisa dikatakan tidak sedikit.
Kendati demikian, satu tahun berjualan nanas Pemalang di perantauan, belum memicu Anip untuk mengembangkan usahanya. Anip juga belum berkeinginan untuk menjadi “bos nanas” seperti tetangganya. Anip pun masih suka-suka saja memberikan pelayanan tambahan pada pembeli meski sekedar mengupaskan buah nanas. Tidak bosan juga si Anip untuk menyetok 50 buah, meski hanya laku kurang dari 30 buah setiap harinya.
Titipku telah membantu UMKM ini untuk masuk ke pemasaran online. Kelebihan pemasaran online adalah mudah diakses dan dilihat olah banyak orang dalam waktu singkat. Hal ini dapat memicu semakin dikenalnya suatu produk di kalangan masyarakat.
Masih ada banyak usaha yang sejenis dengan Anip ini. Mereka yang tergolong sebagai golongan usaha kecil dan menengah, pasti juga memiliki potensi sehingga layak untuk lebih dikenal banyak orang. Semakin dikenal orang, maka dapat memicu minat beli. Jika sudah begitu perkembangan UMKM dari segi pemasaran dapat semakin meningkat. 🙂
Ayo Menjelajah!
Ada banyak UMKM-UMKM di sekitar kamu yang bisa kalian jelajahi. Keberadaan mereka nyata namun masih banyak yang terkendala dalam hal pemasaran. Banyak juga yang belum mengenal mereka. Ayo ulas mereka dan posting ulasanmu di aplikasi Titipku. Jadilah pahlawan UMKM dengan membantu mengenalkan mereka kepada dunia!
Artikel kiriman dari Rima Trisnayani
-
Menelisik Dengan Asik, Buah Nangka – Titipku 21 August 2019[…] ditemui di pedagang-pedagang buah. Kebanyakan malah dijual di pinggir jalan seperti penjual buah nanas madu Pemalang. Tapi akan ditemui secara melimpah di pasar-pasar […]