Titipku -Kebanyakan dari orang Indonesia yang ingin merantau biasanya berasal dari luar pulau Jawa menuju ke pulau Jawa. Berbeda halnya dengan yang dialami pakde Kirno. Ia yang berasal dari pulau Jawa malah ingin merantau ke luar pulau Jawa.
Pakde Kirno yang merupakan orang asli Solo ini merantau ke daerah kecil di pulau Sumatera yaitu di Kabupaten Lahat. Ia merantau bersama istrinya tanpa memboyong anak-anaknya karena anak-anaknya tidak mau diajak sehingga dititipkan kepada ibu pakde Kirno sendiri.
Tilik Balik
Tujuan pakde Kirno merantau ke Lahat karena ingin mencari penghidupan yang lebih baik lagi karena di tanah kelahirannya ia hanya bisa bertani dan lahan pertaniannya pun bukan miliknya melainkan milik orang lain.
Ia hanya bertugas mengurus lahan pertanian tersebut dan hasil upah dari pertanian itu belum cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya karena anak pakde Kirno cukup banyak. Dengan merantau ke Lahat, pakde Kirno berharap perekonomian keluarganya bisa lebih baik dari sebelumnya.
Pakde Kirno memutuskan untuk merantau ke Lahat karena salah satu adik pakde Kirno yang masih ada sekarang sudah menetap di Lahat dan mencari penghidupan di sana sehingga pakde Kirno memutuskan untuk menyusul adiknya yang masih tersisa.
Sebenarnya pakde Kirno bisa saja membuka usaha kecil-kecilan di Solo. Namun, karena sudah cukup banyak pedagang yang berjualan di sana sehingga pakde Kirno berpikir bahwa peluangnya untuk bisa laris lumayan kecil. Sedangkan Kabupaten Lahat merupakan daerah kecil di Sumatera Selatan yang masih jarang penduduknya yang mau berjualan sehingga pakde Kirno mengira bahwa peluangnya untuk membuka usaha di Lahat cukup besar.
Pertama kali sampai di Lahat, pakde Kirno menuju ke rumah adiknya. Ia meminta kepada adiknya untuk dicarikan kontrakan yang murah. Adik pakde Kirno pun tidak merasa keberatan, malah ia senang jika kakaknya juga ingin tinggal di Lahat.
Setelah menemukan kontrakan yang pas. Pakde Kirno dan istrinya mulai pindah ke kontrakan tersebut. Saat itu pakde Kirno dan istrinya hanya membawa uang pas-pasan sehingga mereka memutuskan untuk berhemat agar bisa bertahan sebelum pakde Kirno menemukan ide bisnis yang tepat untuk di jalankan di tanah rantau ini.
Hari demi hari terus berlalu sampai akhirnya pakde Kirno memiliki ide untuk membuka usaha warung bakso dan mie ayam. Ia sempat mengutarakan idenya kepada sang istri. Namun, istrinya merasa keberatan karena modal untuk membuka warung tersebut lumayan besar.
Pinjam Uang ke Bank untuk Modal
Pakde Kirno pun tidak kehabisan akal dan memutuskan meminjam uang ke bank sebagai modal untuk membuka usaha tersebut. Akhirnya dengan berat hati istri pakde Kirno pun setuju dan mereka mulai membangun warung tersebut beserta rumah yang akan mereka tinggali nanti sehingga bangunan yang akan dibangun pakde Kirno nanti berjenis ruko (rumah toko) dimana rumahnya berada di lantai atas dan warungnya di lantai bawah.
Seiring berjalannya waktu pakde Kirno dan istrinya mulai berjualan bakso dan mie ayam di warung barunya. Ia tidak menyangka bahwa pembeli yang berdatangan cukup ramai. Dua tahun kemudian, pakde Kirno pun sudah bisa mengembalikan uang pinjamannya dari bank dan ia juga sudah bisa mengirimkan uang kepada anak-anaknya di kampung untuk biaya pendidikan.
Sampai sekarang pakde Kirno masih terus berjualan bakso dan mie ayam bersama istri dan beberapa karyawannya. Dengan keberhasilan yang diraihnya saat ini, Pakde Kirno tidak pernah merasa tinggi hati dan ia selalu bersyukur atas apa yang ia dapatkan selama ini.
Larisi UMKM Ini via Aplikasi Titipku!
Jutaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) selalu berharap usahanya bisa terus berkembang. Yuk larisi usaha mereka dengan membelinya melalui Aplikasi Titipku!
Artikel ini ditulis oleh : Anggi Pristyani
Direview oleh : Susi Setya